Indikator center of gravity, atau dikenal dengan indikator COG, merupakan alat grafikal yang bisa membantu trader untuk mengidentifikasi tingkat support dan resistance. Bentuk klasik dari indikator ini adalah oscillator yang dibuat dari weighted moving average (WMA).

Sebagai oscillator, COG menawarkan dua manfaat besar, yaitu menunjukkan respon harga dalam chart setelah harga pada market bergerak, juga poin pembalikan dalam market. Meski demikian, terdapat sejumlah cara berbeda untuk menerapkan indikator COG pada praktiknya.

Terlepas dari perbedaan cara penerapannya, indikator COG secara efektif mampu menunjukkan hal yang sama, yaitu mengindentifikasi batas luar dari trading range. Karena sifatnya yang demikian, tak jarang jika COG kerap disebut sebagai indikator berjenis leading.

Apa Itu Indikator Lagging dan Indikator Leading?

Secara umum indikator terbagi dalam dua kategori besar, yaitu indikator leading dan indikator lagging. Indikator leading bersifat prediktif, yang mana berusaha menerka sinyal trading sebelum market bergerak. Fungsi umumnya yaitu untuk memprediksi arah pergerakan market selanjutnya.

Indikator lagging memberi informasi setelah market bergerak, dan seringnya dimanfaatkan sebagai alat konfirmasi. Dengan karakteristiknya yang demikian, indikator lagging sangat berguna untuk market yang sedang mengalami tren, baik tren naik atau tren menurun.

Sebagai contoh, indikator lagging memungkinkan trader mengkonfirmasi bahwa suatu tren sudah mulai terbentuk sehingga memberi kesempatan bagi trader untuk ikut ‘menunggangi’ tren tersebut. Di sisi yang lain, indikator leading mencoba memberi sinyal suatu pergerakan sebelum itu terjadi.

Indikator leading seringnya mengambil bentuk sebagai oscillator, yang artinya indikator tersebut memberi prediksi dari nilai swing atas dan bawah dalam area range. Satu contoh oscillator yang populer dipakai yaitu relative strength index (RSI), yang mampu memberi index berupa angka 0-100.

Dengan angka tersebut, RSI akan mengindikasikan apakah market sedang dalam posisi overbought atau oversold. Dan seperti yang disinggung pada bagian awal, indikator COG secara asal muasal digolongkan sebagai oscillator dengan fungsi yang lebih spesifik daripada RSI.

Asal Indikator Center of Gravity

Sistem trading dengan COG kali pertama dipopulerkan oleh analis teknikal John Ehlers yang memakai harga WMA sebagai analogi untuk distribusi massa objek fisik dalam rangka mencari titik pusat gravitasi. John menjelaskan bahwa COG untuk suatu periode waktu merupakan hasil penjumlahan dari suatu posisi dikali dengan harga, yang kemudian dibagi dengan total harga keseluruhan.

Posisi yang dihitung merupakan beberapa bar sebelumnya dari bar terbaru. Penerapan dasar dari indikator COG yaitu menggunakan kalkulasi yang selanjutnya menghasilkan oscillator. Saat ini, indikator COG bahkan sudah tersedia dalam banyak variasi sesuai pemanfaatannya.

Indikator COG terbilang baru jika dibanding dengan indikator lain yang sudah punya nama, meski saat ini sudah meningkat popularitasnya. COG berguna untuk menggali lebih dalam tentang swing harga dalam market pada pergerakan selanjutnya.

Indikator COG Dalam Platform Trading

Indikator COG mempunyai beberapa variasi pada praktiknya. Beberapa platform trading sudah menyertakan indikator COG konvensional sebagai alat teknikal bawaan. Untuk jenis ini, akan muncul garis di bawah chart utama, yang umumnya garis tersebut berwarna merah dan biru.

Sinyal untuk membuka trading yaitu saat salah satu garis tersebut menyilang. Arah trading yang diambil harus sesuai dengan arah persilangan yang terjadi. Bagaimana perilaku oscillator tersebut akan sepenuhnya bergantung pada periode observasi yang diambil trader, yang tentunya bisa memberi hasil berbeda untuk satu trader dan trader lain.

Semisal ingin mengundul indikator COG, trader harus pandai memilih satu jenis yang sesuai karena perbedaan tipa satu dengan yang lain sangat signifikan. Begitu juga dalam penerapannya. Beberapa trader menerapkan indikator COG pada chart utama, sedang trader lain menaruh di bawah chart utama.

Beberapa platform trading menawarkan jenis indikator COG dengan versi berbeda, meski sama-sama mudah dipahami dan digunakan. Semisal ingin memakai indikator yang terfokus, COG bisa jadi pilihan karena kemampuannya membaca level support dan resistance yang lebih jelas.

Dengan indikator COG, trader pasti sangat terbantu terutama saat membuat keputusan. COG bekerja dengan membaca data historis lalu membandingkan dengan data harga terbaru baru kemudian menghitung untuk menentukan area support dan resistance.

Indikator menampilkan hasil perhitungan dengan garis yang diwarnai, dan semakin biru warna yang ditampilkan, semakin kuat mengindikasikan level support dan resistance. Jika mengacu pada teori konvensional tentang pergerakan harga, harga sepertinya terus akan bergerak memantul dan menyentuh support dan resistance sampai beberapa kali.

Semisal harga menembus garis paling biru, ini mengindikasikan bahwa formasi tren baru sudah mulai terbentuk. Biru merupakan warna dasar yang dipakai indikator COG, tapi warna tersebut bisa disesuaikan dengan kemauan trader.

Kapan Indikator COG Digunakan Dalam Strategi Trading?

Di bagian awal disebut jika indikator COG merupakan indikator leading, yang mana sangat berguna untuk kondisi market yang mengalami range. Meski juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi seberapa tinggi rendahnya kondisi range yang ada dalam market.

Dari sini, trader bisa mengetahui kapan poin pembalikan terjadi. Walau demikian, indikator COG kurang cocok digunakan untuk market yang dalam posisi tren, karena trading dalam lingkungan seperti ini bisa memberi risiko. Jadi penting untuk pertama kali harus mengidentifikasi market harus range.

Trader memang menginginkan kondisi market yang secara reguler mengalami fluktuasi naik turun sehingga volatilitas tetap terjaga, meski kadang tak jelas menunjukkan pergerakan keseluruhan. Dalam hal ini, trader harus mengkombinasi dengan indikator lain untuk saling melengkapi.

Indikator yang dipilih harus mampu mengidentifikasi pergerakan lain dalam market selain range. Memanfaatkan indikator teknikal lain yang berbeda jenis bisa memberi gambaran perbandingan terkait kondisi market. Itu sebabnya, sangat tak dianjurkan hanya bergantung pada satu jenis indikator saja.

Perpaduan beberapa indikator bisa mengurangi kemungkinan sinyal palsu sebaik mungkin. RSI termasuk indikator yang mudah digunakan, dan sangat berguna dalam membaca area support dan resistance. Trader bisa memanfaatkan RSI atau indikator lain untuk mengkonfirmasi sinyal trading yang muncul.

Kapan Indikator COG Digunakan Dalam Strategi Trading?
Via: google.com

Jika melihat gambar di atas, chart AUD/USD berdurasi 1 jam tersebut sudah dilengkapi indikator berupa keltner channel. Bisa dilihat bagaimana keltner channel bagian bawah selalu mengikuti garis biru. Perhatikan juga bagaimana harga memantul beberapa kali pada poin tersebut. Indikator keltner channel hanya satu dari banyak alat teknikal yang tersedia dalam platform trading.

Pada bagian awal sudah sempat disinggung bahwa ada beberapa varian dari indikator COG yang tersedia saat ini. Apapun jenis indikator COG yang nantinya dipilih, selalu pastikan untuk mengujinya lebih dulu tanpa harus mengambil risiko lebih banyak dengan uang sungguhan.

Akun demo trading menawarkan lingkungan tanpa risiko, yang merupakan tempat paling tepat untuk bereksperimen dengan berbagai indikator dan strategi trading berbeda. Lewat akun demo, trader akan bisa menentukan jenis indikator COG seperti apa yang tepat untuk digunakan.

Pada dasarnya, indikator COG sangat merespon baik untuk market range, dan sudah terbukti menjadi alat paling berguna untuk menghasilkan profit dari trading forex. Hanya diperlukan waktu tak terlalu lama untuk mempelajari indikator COG, bahkan untuk menguasainya.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :