Keuntungan mempunyai rencana trading tak diragukan lagi, terlebih saat menghadapi suasi sulit dalam market. Rencana bisa menjadi semacam panduan tentang langkah apa saja yang harus diambil sehingga dapat membantu trader mencapai target yang diharapkan.

Rencana trading bisa berbeda untuk sesama trader, tergantung preferensi personal dan paling penting yaitu tujuan yang ingin dicapai. Karena alasan tersebut, trader bisa menyusun rencana trading berdasarkan target harian untuk pertama kalinya.

Target harian bisa berfungsi sebagai pengingat tentang apa yang harus dicapai dalam satu hari dari dalam market forex. Supaya lebih mudah, bisa saja rencana trading dicentang atau diberi warna hijau jika apa yang dilakukan trader masih sesuai dengan rencana.

Goal (Target)

Trader pemula sering terjebak pada pertanyaan tentang seberapa banyak pip yang harus didapat saat mulai pertama kali trading. Seharusnya bukan seberapa banyak profit yang bisa didapat, tapi lebih kepada mencari profit berapapun yang nantinya didapat di awal.

Untuk pertama, targetnya yaitu mencari profit dan jika sudah konsisten mencari profit, selanjutnya buat target profit perhari dalam jumlah yang wajar lalu perlahan naikkan target per hari secara bertahap. Trading sangat sulit dilakukan, dan mengatur target awal yang terlalu tinggi bisa menjadi elemen yang merusak rencana.

Target yang dibuat harus realistis, mampu dicapai, dan layak diperjuangkan di waktu yang sama. Tentu saja target akan selalu berbeda dari satu trader ke trader lain, tapi ekspektasi yang realistis merupakan aspek paling penting dalam rencana trading, terutama dalam hal pendekatan yang dipilih.

Targer mampu mendikte bagaimana keseluruhan rencana dibuat dan dijalankan, jadi mulailah membuat rencana trading dengan diawali menulis target di bagian paling awal. Ingat, target yang dibuat harus mudah dijangkau sehingga tak memicu stress saat trading.

Kapan Harus Membuka Trading?

Barangkali inilah aspek pertama yang sering dilupakan trader pada kebanyakan saat menyusun rencana trading. Market forex terbuka 24 jam dan trader ingin memaksimalkan situasi ini untuk meraup profit. Masalahnya, tak setiap jam (waktu) market menyediakan peluang bagus untuk mulai trading.

Pergerakan harga secara alami berubah secara dinamis bergantung pada market mana yang sedang terbuka, dan trader harus mencari tahu kapan market mengalami volatilitas tinggi. Tiap market punya karakter berbeda, dan trader dituntut untuk menggunakan pendekatan yang juga berbeda.

Tak seperti market komoditas atau ekuitas yang hanya buka sesuai jam kantor, forex tak demikian. Terdapat gap harga yang muncul karena jeda malam hari, sedang forex berlangsung 24 jam sehingga tak memunculkan jeda dan gap yang muncul relatif kecil.

Elemen penting yang harus dicatat yaitu bahwa tiap sesi trading bisa memunculkan karakteristik berbeda karena perubahan harga secara konstan. Ambil contoh sesi trading Tokyo yang mana pergerakan harganya relatif kecil sehingga lebih tepat untuk trader pemula.

Rata-rata pergerakan harga mata uang EUR/USD selama sesi trading Tokyo terbuka cenderung lebih kecil dibanding sesi London atau New York dalam satu hari. Dengan kondisi yang demikian, strategi range akan memberi hasil lebih baik untuk digunakan dalam sesi trading Tokyo.

Berapa Banyak Risiko yang Harus Diambil?

Aspek selanjutnya yang harus diberi perhatian yaitu terkait risiko trading. Bahkan bisa dibilang kalau menentukan besaran risiko merupakan bagian inti dari rencana trading karena di sinilah parameter risiko trading yang bisa ditanggung trader bisa diketahui.

Tak ada satu jawaban lebih baik dari yang lain jika menyangkut besaran risiko, karena sangat bergantung pada kemauan trader. Sekali lagi, aspek ini harus dibangun berdasarkan target yang ingin dicapai trader, termasuk tujuannya, dan kemungkinan kekalahan yang bisa ditoleransi.

Untuk siapa saja yang ingin mencari bantuan untuk menentukan risiko, banyak yang menganjurkan prosentasenya tak lebih dari 5% dari akun forex. Trader juga harus menentukan apakah jumlah risiko tersebut hanya digunakan untuk satu trading atau beberapa trading sekaligus.

Jika memberi risiko 5% untuk lima trading, jumlahnya berarti 25%. Jika trader kalah dalam lima trading yang diambil, berarti tinggal tersisa 75% saldo dalam akun yang tersisa untuk trading besok. Berarti dibutuhkan setidaknya 33% untuk mengembalikan level break-even.

Kenapa 33% padahal hanya kehilangan 25%? Pada dasarnya, hitungan 33% dibutuhkan karena trader harus membayar komisi, spread, dan lainnya. Tapi secara umum memberi risiko sebesar itu sangat tak ditolerir jika ingin tetap eksis dalam dunia trading.

Anjuran risiko maksimal yaitu 5% dari keseluruhan modal trading, bahkan jika ingin membuka lima trading misalnya. Berarti tiap trading risiko maksimalnya yaitu 1%. Itu sebabnya, jika trader sedang berada dalam periode kalah beruntun dan kehilangan semua trading, masih ada sisa 95% dalam akun yang bisa digunakan untuk membuka trading esok hari.

Berapa Profit yang Harus Didapat Dari Tiap Trading?

Sekali lagi, satu aspek dari rencana trading ini bisa berbeda antara satu trader ke trader lain, tergantung gaya trading, karakteristik risiko, dan target yang dicanangkan. Risiko dan profit sangat penting untuk diperhatikan trader, dan ada satu ilutrasi agar poin ini jelas dipahami.

Terdapat satu pernyataan bahwa rasio minimal 1:1 harus selalu digunakan. Dalam kata lain, jika memberi risiko sebesar 100 pip dalam satu kali trading, trader berarti mencari kemungkinan 100 pip sebagai profit. Tapi rasio 1:1 tak akan cocok untuk semua jenis strategi.

Untuk strategi tren misalnya, rasio risiko profit lebih tinggi sangat direkomendasikan untuk digunakan trader, misalnya 1:2, 1:3, atau bahkan 1:4. Semakin tinggi rasio yang digunakan, trading akan berakhir dengan semakin baik. Untuk rasio 1:2 misalnya, dalam hal ini trader mengorbankan 100 pip untuk mendapat 200 pip.

Bagaimana Cara Keluar Masuk Trading?

Barangkali aspek ini merupakan yang paling sederhana saat menyusun rencana trading, karena secara umum sudah tersusun saat merencanakan strategi itu sendiri. Misalnya saja, trader bisa membuka trading antara pukul 02.00 pm EST sampai 06.00 am EST dengan RSI crossover.

Untuk menutup trading, trader bisa saja membuat aturan bahwa, trading harus ditutup jika batasan risiko sudah dua kali tersentuh. Atau bisa saja, trading harus ditutup saat level support dan resistance sudah tersentuh lalu muncul breakout.

Sekali lagi, aturan ini bisa berbeda antar trader dan bisa disesuaikan dengan rencana trading sesuai target yang dituju. Baik entry point dan exit point harus dibangun berdasarkan strategi yang spesifik dan situasi market yang sedang ditransaksikan demi mencapai target.

Pergerakan tren cenderung berlanjut untuk periode lebih panjang, dan trailing stop jauh lebih berguna untuk market tren dan breakout dibanding market range. Dengan melihat aspek lain yang disebut sebelumnya, cara keluar masuk trading serta berapa target yang ingin didapat baru ditentukan.

Buatlah semacam aturan pribadi sebagai panduan trading, sekaligus beserta pendekatan yang akan dipakai. Tentu saja dengan menimbang kondisi market serta target personal. Terakhir, tetap berpikir rasional dalam menyusun strategi sesuai obyektif yang ingin dicapai.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :