Setidaknya ada ribuan indikator teknikal yang tersedia, tapi hanya ada sedikit indikator trading paling akurat untuk mencari profit. Memang benar, belum ada hitungan pasti berapa jumlah indikator yang beredar, itu karena tiap trader bisa mengembangkan indikator sendiri.

Tapi, yang jadi persoalan trader, tak semua indikator mampu menghasilkan sinyal trading yang akurat saat akan digunakan untuk membuka posisi dalam market. Padahal tingkat akurasi sangat diperlukan jika tak ingin melewatkan peluang profit dan menghindari kalah.

Indikator Trading Paling Akurat

#1. Bollinger Band

Dikembangkan 20 tahun lalu oleh John Bollinger, indikator Bollinger band didesain untuk membaca volatilitas pada chart sehingga perilaku market bisa diketahui. Bollinger band mampu menghasilkan sinyal yang bagus, selain bisa gunakan untuk memantau level support dan resistance.

Indikator Bollinger band bisa memberi prediksi sebelum harga bergerak, termasuk membaca potensi terjadinya pembalikan. Saat harga menyentuh band paling rendah, market berarti sedang pada posisi oversold. Jika harga menyentuh band paling atas, market berarti dalam situasi overbought.

Metode trading dengan memanfaatkan Bollinger band seringnya didasarkan pada price action yang terjadi pada level support dan resistance. Bollinger band mampu memberi rasio kemenangan tinggi dan profit konsisten pada trader sehingga dinilai sebagai indikator trading paling akurat.

Bolinger band masuk ke dalam kategori indikator volatilitas, dan terdiri dari satu garis SMA dan dua garis lain yang diplot sebagai garis standar deviasi di tiap sisi dari garis SMA. Garis terluar ini kemudian yang membentuk gelombang (band).

Sederhananya, saat band yang ditunjukkan dalam chart menyempit, market berarti dalam keadaan sepi. Sebaliknya, saat band melebar, berarti market sedang dalam situasi riuh karena banyak partisipan. Selain digunakan untuk market tren, Bollinger band juga bisa diterapkan pada market range.

Pada market range, bollinger band biasanya akan mencari Bollinger bounce (harga yang memantul di area Bollinger band). Harga cenderung memantul dari satu sisi band ke sisi lain, lalu ke garis SMA yang ada di tengah. Dalam kondisi lain biasa disebut sebagai regresi ke garis SMA.

Harga kemudian secara alami akan kembali ke SMA seiring waktu. Pada situasi seperti ini, band akan berperan sebagai level support dan resistance dinamis. Jika harga menyentuh puncak band, tempatkan order sell dengan stop-loss di atas band untuk mencegah kalah karena breakout.

Harga lalu akan turun kembali ke garis SMA, bahkan bisa menyentuh band paling rendah, yang mana trader baru bisa mengambil profit. Sebaliknya, saat ada dalam situasi tren, gunakan metode Bollinger squeeze untuk masuk trading dan menangkap breakout sebelum terjadi.

#2. Relative Strength Index (RSI)

J. Welles Wilder mengembangkan indikator RSI sekitar 30 tahun lalu, dan dinilai sebagai salah satu indikator paling kuat karena mampu memprediksi pergerakan market dengan hasil tinggi. Indikator RSI akan menunjukkan apakah harga sedang overbought atau oversold sebelum tren terjadi.

Dengan demikian, trader bisa masuk dengan cermat untuk mendapat profit besar dengan risiko kecil. Sinyal yang diberikan RSI sangat bisa diandalkan tingkat akurasinya sehingga mampu memberi rasio kemenangan sekitar 70%-80%, tergantung time frame yang dipakai.

Itu sebabnya, banyak mentor atau referensi lain yang sering menganjurkan trader pemula untuk belajar indikator ini. RSI termasuk indikator momentum yang bisa diplot dengan skala berbeda. Terdapat skala dari angka 0 sampai 100 untuk mengidenfikasi kondisi overbought dan oversold dari market.

Semisal RSI menunjukkan angka 70 ke atas, market sedanga ada dalam posisi overbought. Sebaliknya, saat RSI menampilkan angka di bawah 30 ke bawah, market sedang dalam posisi oversold. Ide dasar penggunaan RSI sebenarnya yaitu dengan mengambil titik tertinggi dan terbawah lalu masuk market saat harga berbalik arah.

Indikator RSI juga bisa dimanfaatkan untuk mengkonfirmasi arah tren. Jika RSI ada di atas angka 50, market bisa saja dalam keadaan tren naik. Tapi jika RSI menampilkan angka di bawah 50, market mungkin saja ada dalam posisi tren menurun.

#3. Simple Moving Average (SMA)

Indikator SMA juga termasuk salah satu indikator trading paling akurat untuk mencari profit. SMA juga termasuk indikator paling populer dipakai trader dengan berbagai latar belakang. Mayoritas trader memanfaatkan indikator SMA untuk trading tren.

Pada prosesnya, trader membuka posisi dalam market setelah tren terbentuk dengan melihat grafik yang ditunjukkan oleh SMA. Walau demikian, SMA juga bisa digunakan untuk menyusun strategi trading forex. Cari paling akurat memakai indikator SMA yaitu dengan bounce method.

Dengan metode ini, trader harus menunggu tren sampai terbentuk. Alih-alih masuk trading dengan secara acak, trader harus menunggu sampai harga tertarik kembali ke rata-rata pergerakan harga dan memantul (bounce) dari titik ini.

Saat sinyal pembalikan sudah diberikan, trader bisa masuk market dengan sesuai arah tren dengan stop-loss ditempatkan di bawah harga pergerakan rata-rata. Dengan metode open posisi seperti ini, trader bisa meraup profit besar hanya dengan stop-loss jarak pendek.

#4. Parabolic Stop and Reverse (SAR)

Sebagai salah satu indikator tren, parabolic SAR termasuk indikator trading paling akurat tapi sederhana saat digunakan. Pada penggunaannya, titik-titik (dot) akan muncul ke dalam chart baik di atas atau di bawah harga sebagai indikasi potensi pergerakan harga selanjutnya.

Tapi bagaimana indikator yang terlalu sederhana ini membantu trading? Jadi, saat dot berada di atas harga, market pada posisi tren menurun sehingga trader harus ambil order short. Dan saat dot ada di bawah harga, market sedang pada posisi tren sehingga trader harus ambil posisi long. Sesederhana itu!

#5. Stochastic

Indikator stochastic termasuk jenis indikator momentum dan bisa digunakan untuk mengetahui kapan tren kemungkinan akan berakhir. Stochastic juga bisa dimanfaatkan layaknya indikator RSI, yaitu untuk menentukan apakah satu aset sedang dalam posisi oversold atau overbought.

Stochastic tersusun dari dua garis yang diplot dalam chart terpisah. Trader umumnya memanfaatkan stochastic untuk mencari entry point saat tren baru akan terbentuk. Saat stochastic menampilkan angka 80 ke atas, berarti market dalam kondisi overbought dan tren menurun biasanya akan terjadi.

Saat stochastic menunjukkan nilai di bawah 20, ada indikasi market sedang dalam posisi oversold dan tren naik akan segera mengikuti. Jika ingin mencoba masuk market lebih awal, saat tren baru akan terbentuk, akan terjadi banyak breakout palsu.

Sebagai langkah antisipasi, trader harus mempersiapkan diri dengan stop-loss untuk berjaga-jaga jika tiba-tiba market bergerak melawan. Dengan demikian, peluang kalah trading masih bisa dihindari karena stop-loss hanya ditempatkan beberapa point dari entry point.

Sejumlah indikator yang sudah disebut di atas termasuk jenis indikator trading paling akurat untuk meraup profit besar. Beberapa jenis indikator bahkan sudah berperan layaknya alat teknikal yang wajib dipakai trader dari segala golongan, baik pemula atau veteran.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :