Accumulation Distribution termasuk jenis indikator pengukur volume market. Indikator ini diciptakan oleh analis forex dan trader kenamaan Marc Chaikin yang pada awalnya digunakan untuk memilih jenis saham. Selain mengukur volume market, indikator juga menyediakan beberapa fungsi tambahan.

Penerapan indikator Accumulation Distribution sudah kian luas, dan sudah banyak ditemui di bisnis forex. Tapi jangan sampai terkecoh dengan indikator sejenis buatan Bill William yang kebetulan juga punya nama hampir serupa, yaitu weight accumulation distribution (WAD), tapi merupakan indikator teknikal yang sama sekali berbeda.

Indikator WAD hanya melihat data harga, dan tak bisa difungsikan mengukur volume market. Di sisi lain, indikator accumulation distribution mencoba mengidentifikasi perbedaan data harga dan volume market. Hasilnya trader akan mendapat informasi berupa peringatan potensi pergerakan harga mendatang.

Apa yang Sebenarnya Dihitung Indikator Accumulation Distribution?

Pada dasarnya, indikator accumulation distribution akan mencoba menganalisa tingkat penawaran dan permintaan, yang dalam banyak kesempatan menjadi penyebab utama penggerak harga mata uang. Indikator melakukan ini dengan menilai alur uang yang keluar masuk untuk satu instrumen dengan membandingkan jarak trading dengan volume trading untuk suatu periode.

Ada tiga langkah utama yang digunakan indikator accumulation distribution saat membaca perilaku market. Pertama yaitu dengan menghitung nilai lokasi terdekat (CLV) yang selanjutnya dibandingkan dengan harga penutupan untuk periode tertentu, yang nilainya bervariasi antara -1 ke +1.

Jika harga penutupan juga merupakan titik terendah untuk periode tersebut, maka CLV akan bernilai -1. Semisal harga penutupan merupakan titik tertinggi, maka CLV akan bernilai +1. Untuk nilai lainnya, CLV akan berada di manapun antara dua angka tersebut.

CLV = ((harga penutupan – harga terendah) – (harga tertinggi – harga penutupan)) – (harga tertinggi – harga terendah)

Langkah kedua yaitu mengalikan nilai CLV dengan volume dari periode waktu tertentu untuk mendapat perhitungan alur uang dalam periode tersebut. Nilai negatif menunjukkan aliran keluar, dan nilai positif menjelaskan aliran uang masuk.

Alur uang = CLV x volume

Langkah terakhir yaitu mengitung nilai tersebut untuk periode waktu tertentu, dan total hitungan akan memberi indeks akumulasi distribusi (AK). Semisal dibuat sederhana, garis akumulasi distribusi akan berisi total aliran keluar masuk uang dari suatu instrumen yang dipunyai.

Nilai AK saat ini = nilai AK sebelumnya + nilai alur uang.

Memang benar, perhitungan manual memakai rumus tersebut pasti terasa agak membingungkan, tapi tak perlu khawatir karena platform trading sekarang membuat perhitungan lebih otomatis. Tak masalah seberapa sulit hitung-hitungan tersebut, trader bisa mendapat hasil instan lewat platform trading.

Cara Menggunakan Indikator Accumulation Distribution

Seperti yang sudah pernah disinggung di bagian sebelumnya, indeks accumulation distribution, yang juga biasa disebut garis accumulation distribution, mampu memberi trader gambaran tentang tingkat penawaran dan permintaan akan suatu aset.

Arah garis memberi petunjuk ke trader apakah tekanan membeli atau menjual masih dominan dalam market. Semisal garis accumulation distribution terlihat naik, tekanan untuk membeli suatu aset masih terbilang tinggi dalam market. Situasi sebaliknya juga bisa terjadi.

Saat garis accumulation distribution terlihat menurun, ini menandakan tekanan menjual sedang naik. Semisal ada titik temu antara indikator accumulation distribution dan harga, maka trader bisa dengan percaya diri membuka trading searah pergerakan tren.

Satu yang paling menarik mungkin saat tak ada titik temu antara indikator dan harga. Layaknya kasus yang terjadi pada kebanyakan indikator lain yang mencoba menghitung kekuatan di balik perubahan harga, perbedaan antara harga dan indikator justru memunculkan sinyal penting.

Saat harga jatuh dan indikator accumulation distribution menunjukkan peningkatan, trader boleh berekspektasi kalau harga akan segera naik sehingga terjadi bullish yang berbalik arah. Sebaliknya, saat harga naik sementara indikator menunjukkan penurunan, ini mengindikasikan kalau harga akan turun. Dalam kata lain, situasi tersebut menggambarkan kondisi bearish yang berbalik arah.

Tapi untuk bisa memanfaatkan indikator accumulation distribution secara maksimal, trader harus menerapkan langsung pada chart. Indikator ini bisa diakses melalui forlder ‘volume’ dalam folder ‘indikator’, lalu pilih accumulation/distribution untuk mulai menggunakannya.

Untuk memakai accumulation distribution sebenarnya cukup mudah karena tak ada parameter bersifat numerik yang harus dipilih atau disesuaikan. Langsung klik ‘ok’ dan indikator accumulation distribution akan tampil di bawah chart utama dari platform charting.

Selain accumulation distribution, masih ada beberapa indikator lain yang bisa dilihat dari folder ‘volume’. Dan sesuai nama foldernya, indikator di dalamnya memang dikhususkan untuk membaca atau menghitung volume trading dan volume market.

Professional trader juga kerap memakai indikator accumulation distribution dalam usahanya membaca market demi membangun setup yang baik lewat sinyal trading berkualitas. Accumulation distribution mampu menjelaskan perilaku market yang dipengaruhi oleh tingkat permintaan dan penawaran.

Mengkombinasikan Accumulation Distribution Dengan Indikator Lain

Tak ada indikator yang selalu benar tiap waktu, dan hanya ada sedikit indikator yang benar-benar bisa optimal saat digunakan sendiri. Selalu menjadi bagus untuk selalu melibatkan indikator lain dengan accumulation distribution, terutama untuk meningkatkan efektivitas.

Sebagai contoh, trader bisa mengkombinasikan dengan indikator pivot point untuk memeriksa level support dan resistance terdekat. Platform trading sekarang menawarkan berbagai pilihan indikator sebagai alat pendukung trading dengan kriteria berbeda.

Tapi untuk lebih memaksimalkan peluang profit trading, trader bisa mengkombinasikan dengan indikator momentum misalnya. Dalam hal ini, indikator momentum bisa dimanfaatkan sebagai indikator konfirmasi, sedang accumulation distribution tetap difungsikan sebagaimana mestinya.

Accumulation distribution termasuk indikator yang bisa digunakan secara bebas, termasuk indikator pivot point yang sudah disebut tadi. Indikator accumulation distribution bisa diakses dari ‘navigator’ kemudian buka folder ‘volume’ dari platform trading.

Lebih lanjut lagi, mengenali waktu secara efektif dari perbedaan harga dan garis accumulation distribution memang memerlukan latihan. Lalu apa cara terbaik untuk melatih kemampuan ini? jawabannya ada pada akun demo trading yang bisa didapat gratis.

Berlatih memakai akun demo bisa serta merta meningkatkan sensitivitas dalam mengenali waktu trading terbaik. Akun demo juga minim risiko karena tak memakai uang sungguhan, terlebih akun demo menawarkan kondisi market forex sebenarnya.

Tapi seperti yang sudah diungkap di bagian awal, indiator accumulation distribution pada mulanya dikembangkan untuk tujuan trading saham dengan melibatkan berbagai perhitungan data. Tapi accumulation distribution dalam forex lebih fokus pada koefisien volume dalam perhitungannya.

Meski indikator ini masih terbilang baru, tapi kemampuannya dalam membaca perilaku market cukup bisa diandalkan. Trader tak perlu mengatur berbagai parameter tertentu untuk menjalankan indikator, karena semua sudah diatur oleh alogritma indikator secara otomatis.

Bagaimanapun juga, trader tetap butuh sikap disiplin agar bisa menjalankan indikator accumulation distribution dalam kadar maksimal. Perilaku positif seperti disiplin memastikan bahwa trading yang dibuka akan diakhiri sesuai dengan rencana awal.

2 KOMENTAR

  1. Saya mau tanya , untuk saya yang baru mau masuk ke dunia forex, apa ada info pelatihan trading untuk wilayah surabaya?

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :