Mengacu pada trading, istilah volume merupakan representasi dari jumlah suatu unit yang bergerak dalam periode waktu tertentu. Trader akan menggunakan parameter tertentu untuk mengetahui volume likuiditas suatu aset sehingga bisa mendapat gambaran market.

Volume bisa dimanfaatkan untuk menganalisa tren dari suatu aset, dan membantu menilai apakah tren akan terus berlanjut atau berbalik arah. Menganalisa volume menawarkan informasi tambahan ke trader, terutama saat ingin masuk market atau keluar dari trading.

Sumber: thebalance.com

Trading dengan volume

Makin tinggi volume market, makin mudah bagi trader untuk menjual dan membeli suatu aset dalam jumlah kecil dan besar. Alasannya, semua trader sedang berkumpul di market dan saling menunggu dengan keperluan yang lebih kurang sama, entah untuk membeli atau menjual.

Tiap trading yang terjadi dalam market butuh penjual dan pembeli. Untuk membeli mata uang, penjual harus menjual pada pembeli. Dan jika ingin menjual, maka harus ada yang membeli. Tapi situasi mudah ini kadang jadi sulit jika dihubungkan dengan beberapa pernyataan kurang tepat berikut:

  1. Penjual selalu memegang kontrol market.
  2. Volume pembelian lebih besar daripada volume penjualan.
  3. Susah untuk trading dengan volume.

Pembeli punya kontrol saat harga tertekan tinggi. Volume pembelian terjadi saat ada penawaran harga, dan merepresentasikan kalau harga sedang berada di titik rendah. Jika ada trader membeli di harga yang ditawarkan, ini menunjukkan kalau ada ketertarikan pada satu aset sekaligus merepresentasikan volume pembelian.

Penjual bisa mengontrol saat harga tertekan rendah. Volume penjualan terjadi saat ada permintaan harga. Permintaan ini mewakili harga tertinggi dari yang akan dibeli trader. Jika trader mau menjual sesuai harga dalam permintaan, ini menunjukkan kalau penjual tak punya ketertarikan pada suatu aset, sekaligus merepresantasikan volume penjualan yang tinggi.

Volume umumnya ditunjukkan di bagian bawah chart harga yang digambarkan dengan bar vertikal yang sekaligus menunjukkan berapa banyak aset yang berpindah tangan dalam periode waktu tertentu. Gambar di atas menginformasikan chart trading dengan durasi satu menit, di mana tiap bar volume di bawah menunjukkan seberapa banyak aset ditransaksikan dalam periode satu menit.

Volume relatif

Trader manapun pasti lebih memilih trading dengan volume market yang besar karena bisa keluar masuk posisi seara cepat dengan porsi berapa saja. Dengan statistik volume rata-rata, trader bisa mengetahui dengan cepat berapa aset yang berpindah tangan untuk durasi waktu tertentu.

Di beberapa periode waktu aset akan sangat aktif, sedang di waktu yang lain tidak. Karenanya, trader dituntut lebih cermat untuk mengamati kapan volume besar terjadi. Kondisi ini umumnya ditandai dengan meningkatnya volatilitas dan pergerakan harga besar, entah naik atau turun.

Jika volume terbesar terjadi saat permintaan harga, maka harga akan bergerak ke bawah dan peningkatan volume menunjukkan penjual punya keinginan untuk melepas aset. Saat volume terbesar terjadi di penawaran harga, maka harga akan bergerak naik dan peningkatan volume menunjukkan pembeli menginginkan aset tersebut.

Peningkatan volume umumnya menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu dengan aset, misalnya karena pengaruh rilis berita ekonomi yang bisa memicu kepanikan trader. Volume rendah berarti menunjukkan ketertarikan lemah ke suatu aset di satu waktu sehingga hanya ada pergerakan kecil di market.

Analisa pergerakan harga

Meski kadang tak diperlukan, memantau volume trading bisa membantu analisa pergerakan harga. Volume yang meningkat menunjukkan keyakinan dari pembeli dan penjual sehingga saling menekan harga naik turun. Contohnya, jika tren sedang naik maka volume akan ikut naik seiring harga yang bergerak naik.

Ini menunjukkan pembeli punya kemauan untuk membeli dan umumnya terjadi dengan pergerakan harga besar yang mengarah ke atas. Tren kadang bisa menahan volume untuk beberapa waktu, dan akan memudar seiring harga yang menurun. Contohnya, jika harga sedang naik tapi volume tak mengikuti, ini menunjukkan kalau hanya sedikit trader yang ingin membeli.

Bisa dikatakan, tren tak akan berubah sampai volume penjualan skala besar terjadi daripada volume pembelian. Volume market umumnya akan meningkat saat harga bergerak sesuai arah tren, dan volume menurun saat harga melawan arah tren, biasa disebut pullback.

Situasi ini menunjukkan ada pergerakan kuat ke arah tren dan pullback menjadi lemah, sehingga tren akan terus berlanjut. Volume tinggi yang bersamaan dengan kenaikan harga tajam yang bergerak melawan tren menandakan bahwa tren mengalami pelemahan.

Volume ekstrim akan terjadi saat kenaikan volume tren melebihi batas normal, bisa 5-10 kali dari volume rata-rata dalam suatu periode. Situasi ini memberi indikasi bahwa tren akan segera berakhir. Ini terjadi karena, saat aset banyak yang pindah tangan, maka tak ada trader yang menekan harga ke arah tren.

Volume market menawarkan informasi untuk trading. Jika tak ingin repot memakai parameter lain, gunakan volume untuk mengisolasi aset yang ingin di-trading. Idealnya, aset yang di-trading harus punya volume tinggi supaya mudah masuk keluar market.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :