Apa yang menyebabkan market aktif bergerak? Ini merupakan pertanyaan fundamental yang mana tiap trader pasti pernah memikirkan, dan jawabannya makin kompleks saat ditelusuri. Barangkali jawaban paling singkat yaitu terkait tingkat penawaran dan permintaan.
Semisal permintaan untuk suatu instrumen lebih tinggi daripa tingkat penawaran, harga tak bisa dibantah lagi akan naik. Tapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, bisa dipastikan harga akan jatuh. Tapi bagaimana trader tahu apa yang akan terjadi pada permintaan dan penawaran selanjutnya?
Terutama pada market forex, yang tak mempunyai market pusat, semuanya menjadi tak transparan untuk dilihat. Satu metode untuk melihat market yaitu dengan data harga untuk melihat bagaimana alur keluar masuk dari suatu instrumen forex.
Cara Menghitung Indikator MFI
Terdapat satu alat yang dinilai paling populer untuk menghitung alur market forex, yaitu dengan indikator money flow index (MFI). Indikator MFI akan menyoroti perubahan harga dan besaran volume pip lalu memberi kesimpulan apakah market pada kondisi positif atau negatif.
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk menghitung nilai indikator MFI. Langkah awal yaitu menentukan konsep yang disebut dengan typical value (TP). Nilai ini diatur dalam hitungan matematis dengan menghitung tinggi, rendah, dan harga penutupan periode tertentu.
Formula yang digunakan yaitu TP = (H + L + C)/3. Dengan formula tersebut, trader jadi bisa melihat dan menentukan alur perputaran uang (money flow/MF). Untuk mencari nilai MF, trader bisa mengalikan TP dengan volume. Jika dibuat dalam rumus yaitu MF = TP x V.
Langkah berikutnya yaitu menghitung MF positif atau negatif untuk periode (N) tertentu. MF positif akan terjadi jika nilai TP hari ini lebih tinggi dari hari sebelumnya, sedang MF negatif terjadi jika nilai TP hari ini lebih rendah dibanding hari sebelumnya.
Untuk menghitung MF positif pada suatu periode, cukup tambahkan semua MF dalam jangka waktu yang diinginkan. Sebaliknya, lakukan langkah yang sama jika ingin mencari MF negatif untuk periode tertentu. Hasil perhitungan dua nomor tersebut akan menghasilkan money ratio (MR).
Jika dibuat dalam rumus, komposisinya menjadi MR = MF positif/MF negatif. Langkah terakhir, hasil hitungan lalu dikonversi ke dalam indeks memakai rumus MFI = 100 – 100/(1 + MR). Dalam arti lebih pendek, bisa dikatakan kalau MFI merupakan rasio dari MF positif dari semua total MF.
Cara Membaca Indikator MFI
Jika semua perhitungan di atas terlihat menyulitkan, jangan terlalu khawatir karena dalam platform trading seringnya sudah dilengkapi dengan indikator MFI. Artinya, trader perlu susah-susah menginstal indikator MFI secara manual jika ingin memanfaatkannya.
Yang perlu dilakukan yaitu membuka daftar indikator lalu pilih folder ‘volume’ dan indikator MFI. Saat pertama membuka indikator MFI, akan muncul jendela dialog yang berisi semua pengaturan awal. Tiga pengaturan yang harus diisi yaitu ‘period’, ‘fixed minimum’, dan ‘fixed maximum’.
Peiode yang dimaksud yaitu nilai N yang dalam kalkulasi di atas didefinisikan sebagai rentang waktu yang nantinya digunakan untuk mencari MF positif atau negatif. Nilai default yaitu 14, sedang 0 dan 100 merupakan angka yang direkomendasikan untuk digunakan.
Dasar pemanfaatan indikator MFI yaitu untuk mengindikasikan apakah market sedang pada periode overbought atau oversold. Nilai lebih rendah dari 20 memberi indikasi market sedang dalam kondisi oversold, dan jika lebih dari 80 berarti market dalam kondisi overbought.
Level tersebut akan tampak pada chart dengan warna abu-abu, sekaligus mengindikasikan pembalikan berpotensi besar terjadi. Gambar di atas menampilkan chart durasi 1 jam dari GBP/USD yang sudah ditambahkan indikator MFI di dalamnya.
Indikator MFI akan muncul pada bagian bawah chart utama. Bisa dilihat bahwa nilai MFI tampak turun di bawah 20 pada bagian tengah dari chart. Rasio GBP/USD secara perlahan terlihat kembali dari periode oversold mendekat ke area overbought.
Trading Dengan Indikator MFI
Selain mempermudah mengetahui kondisi oversold dan overbought, trader juga bisa melihat bagaimana indikator MFI merespon pergerakan harga pada market. Ini karena perbedaan antara dua kondisi tersebut sangat penting jika dikaitkan dengan persiapan trading.
Dengan kata lain, trader harus mampu mengamati waktu di mana harga harga akan memberi petunjuk, meski kadang indikator MFI mengindikasikan kondisi lain. Misalnya saja, jika harga membuat titik tertinggi baru, indikator MFI kadang gagal menunjukkan titik tertinggi baru tersebut.
Perbedaan bearish semacam ini sebenarnya bisa menjadi sinyal jual. Sebaliknya, jika harga membuat titik rendah baru tapi gagal menunjukkan titik tersebut, maka ini jadi tanda kondisi market sedang bullish. Satu cara untuk memakai indikator MFI yaitu memadukan dengan moving average (MA).
Hasil persilangan dari MFI dan MA bisa menjadi sinyal trading yang cukup bisa diandalkan. Untuk melakukan ini, klik dan seret indikator MA dari dari jendela ‘navigator’ ke chart MFI. Pada bagian pengaturan, pilih ‘first indikator data’ di dalam kotak ‘apply to’.
Chart di atas menunjukkan indikator MFI dengan MA periode 30 hari yang sudah terpasang. Terdapat tambahan garis tengah yang bisa diakses dengan mengatur indikator MFI, caranya yaitu dengan masuk ke tab ‘level’ lalu gunakan 50 level ke angka yang sudah ada, yaitu 20 dan 80.
Untuk strateginya, berikan order buy jika indikator MFI melewati di atas MA, dan berikan order sell jika indikator MFI ada di bawah MA. Tapi trading hanya boleh dilakukan jika indikator berada dalam kondisi yang sesuai dengan garis tengah di waktu yang sama.
Dengan demikian, trader baru bisa mengeksekusi sinyal jual jika MFI ada di atas 50, dan bisa membeli saat angka di bawah 50. Meski demikian, harus dipahami bahwa tak ada satu indikator yang benar-benar berfungsi 100% untuk memprediksi market.
Dengan begitu, selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan, terlebih saat sinyal palsu muncul yang mana seringnya membuat frustasi karena kerap merugikan. Itu sebabnya banyak trader seringnya memakai beberapa kombinasi indikator sebagai perbandingan.
Langkah tersebut juga bisa meningkatkan performa trading dan membantu mengurangi sinyal palsu yang muncul. Satu contoh, trader bisa memanfaatkan analisa pola secara konvensional untuk memperbaiki kualitas sinyal yang diterima dari indikator MFI.
Dalam hal ini, trader juga bisa mengkombinasikan dengan indikator volatilitas seperti keltner channel. Semisal ingin memakai indikator lain yang sesuai keahlian, tinggal tambahkan indikator dari daftar indikator yang tersedia dalam platform trading.
Selain indikator MA dan keltner channel, masih ada banyak variasi indikator yang bisa dipilih sesuai karakter trading. Tapi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, indikator MFI tetap menjadi alat paling sesuai untuk mengukur tekanan oversold dan overbought yang disebabkan alur keluar masuk transaksi yang terjadi pada market.
Pemanfaatan sederhana indikator MFI termasuk untuk mengidentifikasi potensi pembalikan di satu periode waktu saat kondisi overbought dan oversold terlihat. Identifikasi tersebut bisa saja lebih efektif jika mau meluangkan sedikit waktu untuk mengamati perilaku antara harga dan indikator.