Strategi trading yang baik harus mempertimbangkan semua hal, termasuk sebelum, saat, dan sesudah trading. Semua harus masuk dalam komponen utama yang digunakan untuk menyusun strategi itu sendiri. Bukan dengan bereaksi pada kondisi market, alih-alih dengan merespon!
Siapapun bisa beraksi atas kondisi tertentu, tapi hanya trader bijak yang mampu merespon. Kemauan untuk bereaksi pada saat itu juga pada lingkungan trading terbaru bisa sangat menyulitkan, termasuk kemungkinan munculnya kejutan yang tak terprediksi oleh trader.
Sebagai trader, akan selalu ada pertarungan konstan dengan kontrol diri dan pada dasarnya forex mengharuskan trader agar selalu bisa mengontrol diri sehingga bisa memberi respon yang tepat.
Beda Respon dan Reaksi
Seringnya trader akan dibatasi untuk melakukan sesuatu yang di luar rencana karena memang pada dasarnya bisa merubah hasil trading. Reaksi yang terjadi pada trader hampir berlangsung secara intensif sebab market forex selalu bergerak dinamis dari waktu ke waktu.
Jadi untuk mengevaluasi apakah yang dilakukan trader itu berupa respon atau reaksi, trader harus sejenak berhenti dari trading. Dengan mengambil jeda tersebut, trader bisa mendapat gambaran akan reaksi atau respon instan yang muncul sewaktu membuka trading.
Dari jeda tersebut, trader juga bisa mendapat efek lain dalam menumbuhkan disiplin dan kontrol diri. Bahwa strategi trading yang baik itu berfokus pada rencana memang benar adanya, tapi ini tak akan berarti jika tanpa disertai kontrol pribadi.
Semua trader rasanya tahu ini, tapi agak sulit saat mengaplikasikan dengan berbagai alasan. Trader barangkali membuka trading karena berpikir ada peluang bagus, tapi beberapa kemudian menutupnya karena tidak demikian.
Pada kondisi tersebut, trader sebenarnya masih dalam tahapan memilih antara merespon atau bereaksi atas trading sebelumnya. Tak seharusnya trader bereaksi atas kondisi market tertentu, tapi baiknya beri respon. Dan pilar utama dari respon cepat yaitu dengan memberi perhatian pada apa yang terjadi.
Jika dibuat sederhana, respon merupakan jawaban trader atas suatu kondisi dengan berbagai pertimbangan sedang reaksi tak lebih sekedar dari rasa frustasi trader. Lebih-lebih jika trading modal sedikit, frustasi dan emosi lebih berpeluang keluar lebih cepat.
Strategi Trading yang Baik: Fokus dan Kontrol Diri
Trader pro selalu fokus pada trading, terlepas dari strategi trading yang baik seperti apa yang dipakai. Akan sangat sulit memberi performa terbaik pada saat trading jika tanpa disertai fokus. Semisal trader mau fokus pada aspek kecil dan waspada pada situasi apapun, trader akan mendapat hasil trading lebih baik.
Kewaspadaan dan kontrol diri akan meningkat dengan menerapkan dua sikap tersebut. Kemampuan lain yang juga meningkat yaitu empati, dan ini penting karena bisa meningkatkan sensitivitas trader dalam membaca market. Inilah beberapa kemampuan utama yang diperlukan trader untuk melantai di market forex dengan aman.
Kombinasi dari semuanya bisa membuat trader lebih peka terhadap situasi yang berkembang. Begitu juga saat membuat analisa fundamental tentang suatu negara, hasilnya jauh lebih efektif dalam merespon perkembangan ekonomi dari negara tersebut.
Memperhatikan dan sikap waspada akan sangat membantu trader dalam membaca situasi terbaru. Tiap saat trader pasti mendapat informasi terbaru dari market yang berbeda-beda, dan tentunya bisa menambah rumit trader dalam membuat analisa yang akurat.
Tapi trader diharuskan untuk bisa menerima semua informasi tersebut dengan terbuka sehingga mampu memahami kemungkinan gejala yang terjadi pada market. Ini juga yang menjadi kunci dari strategi trading yang baik, yaitu membuat analisa tak hanya dari satu pihak saja.
Persoalan yang terjadi pada mayoritas trader saat ini yaitu mereka lebih rentan mengalami stress saat dihadapkan pada situasi tersebut sehingga kehilangan kemampuan untuk membuat respon yang tepat saat lingkungan terbaru berkembang. Dari sini, trader lalu bereaksi.
Pada situasi tersebut, trader sebenarnya dalam posisi stress karena ketidakpastian dan ketakutan datang bersamaan. Situasi tersebut seringnya memaksa trader untuk mengambil salah satu antara memberi respon atau bereaksi, dan reaksi kemudian yang dipilih.
Dalam strategi trading yang baik, reaksi merupakan sesuatu yang tidak disadari trader. Di sisi lain, respon merupakan sesuatu yang dipertimbangkan dan terkelola. Tapi kabar baiknya adalah tiap trader bisa mengolah kemampuan tersebut menjadi lebih baik, tentunya lewat beberapa latihan.
Strategi Trading yang Baik: Berpikir Cepat Atau Lambat
Respon atau reaksi yang dikeluarkan trader erat kaitannya dengan berpikir cepat atau lambat. Yang harus dipahami, lambat di sini bukan berarti bodoh atau semacamnya, tapi lebih kepada mengambil waktu yang lebih lama dengan mempertimbangkan semua opsi yang ada.
Dalam kata lain, berpikir cepat atau lambat bisa digambarkan sebagai sesuatu yang reaktif dan kreatif. Tapi untuk menghasilkan keputusan yang efisien, trader sebenarnya hanya perlu menjadi diri sendiri, terlepas dari segala kekurangan yang dimiliki.
Terdapat satu korelasi penting dalam trading, bahwa berpikir lambat (kreatif) lebih berhasil dalam menghadirkan ide segar sementara berpikir cepat akan lebih berhasil jika digunakan dalam eksekusi trading. Dari sini bisa dilihat bahwa tak seharusnya memilih salah satu di antara keduanya.
Strategi trading yang baik harus mampu memadukan dua jenis pemikiran tersebut, baik cepat atau lambat. Bayangkan saat baru membuka platform trading dan setup yang dicari sudah muncul, entah itu pola triangle atau pola head and shoulder.
Saat ini terjadi, trader sejatinya harus merespon secepatnya atau harga akan berubah sehingga trader ketinggalan peluang tersebut. Dari sini trader kemudian diharusnya mencari konfirmasi, apakah misalnya tren keseluruhan sedang naik atau turun dan lain sebagainya.
Trader lalu mendapat 10-15 pip dari posisi tersebut dan terus ‘menunggangi’ posisi tersebut. Untuk sesaat, harga terus bergerak sesuai prediksi sehingga jumlah pip bertambah. Tapi harga lalu berbalik dan beberapa waktu kemudian harga kembali ke level entry point yang selanjutnya memicu stop-loss.
Yang menjadi pertanyaan, tipe pemikiran seperti apa pada contoh di atas? Jawabannya yaitu berpikir cepat yang ditandai dengan beberapa catatan. Misalnya, keputusan diambil berdasarkan momentum yang ada, trader beraksi secepatnya, dan trader terlalu percaya diri dengan prediksi yang dibuat.
Trader juga terlalu fokus pada fakta bahwa tren sedang naik dan hanya memakai sedikit informasi untuk mengkorfirmasi situasi tersebut. Tipe pemikiran seperti ini muncul saat otak salah mengartikan situasi sehingga memberi reaksi yang menurutnya benar, bukan dengan merespon.
Bagaimanapun juga, saat mencari ide untuk membuka trading, trader tak akan bisa menghindari untuk berhadapan dengan berbagai kondisi market berbeda bahkan jika tampilan bagian tertentu pada chart terlihat sama. Pada proses ini, penting untuk tidak hanya melihat beberapa bagian chart saja, melainkan harus keseluruhan guna mendapat gambaran lebih dalam.
Pada kasus seperti ini, cara berpikir lambat lebih bisa membantu trader. Dari sini bisa dimengerti jika trader harus bisa mengatur untuk berpikir cepat atau lambat, bergantung pada situasi market. Dan strategi trading yang baik harus mampu mengakomodasi kedua pemikiran tersebut.