Memahami cara mengambil posisi short atau long dalam termasuk aspek paling penting dalam forex. Saat akan mengambil posisi long atau short, trader paling tidak harus melihat apakah mata uang tersebut akan mendapat apresiasi (naik) atau mengalami depresiasi (turun).
Secara sederhana bisa dikatakan, semisal satu mata uang mendapat apresiasi maka trader bisa mengambil posisi long, dan saat trader memprediksi mata uang mengalami depresiasi maka order short bisa diberikan. Agak mudah dijelaskan, meski pada praktiknya tak demikian.
Apa Itu Posisi Dalam Trading Forex?
Posisi dalam forex bisa diartikan sebagai jumlah mata uang yang dipunyai oleh seorang trader atau suatu entitas yang terekspos oleh pergerakan mata uang lain dalam satu pasangan. Dalam hal ini, posisi yang dimaksud bisa berarti long atau short, tergantung pada keputusan trader.
Suatu posisi dalam forex paling tidak harus punya beberapa karakteristik, yaitu mata uang yang dipilih, arah yang diambil (short atau long), dan ukuran. Trader tentu saja bisa mengambil posisi berbeda untuk mata uang berbeda, atau dalam kata lain membuka trading lain bersamaan.
Semisal trader berpikir bahwa pecahan mata uang akan mendapat apresiasi, trader bisa mengambil posisi long untuk mendulang profit. Ukuran dari posisi yang diambil akan tergantung pada tingkat ekuitas akun dan batas margin yang disyaratkan broker forex.
Apa Itu Posisi Long dan Kapan Menggunakannya?
Posisi long merupakan eksekusi trading yang mana trader berharap instrumen yang dipilih mendapat apresiasi dari market. Satu contoh, saat trader mengeksekusi order buy, trader akan memberi posisi long untuk instrumen yang dipilih, misalnya untuk pecahan uang USD/JPY.
Dalam hal ini, trader berharap pecahan dolar Amerika akan mendapat apresiasi jika dibanding yen Jepang. Contoh lain, trader yang memberi dua lot pasangan uang USD/JPY berarti mempunyai dua lot posisi long untuk USD/JPY.
Jika mengacu pada karakteristik yang sudah disebut, USD/JPY merupakan instrumen mata uang yang dipilih, arah yang diambil yaitu long, dan ukurannya yaitu dua lot. Tapi untuk mendapat profit dari aktivitas ini trader harus pandai memilih sinyal beli untuk mengambil posisi long.
Sejumlah indikator harus digunakan trader untuk mencari sinyal buy dan sell untuk masuk ke market. Satu contoh sinyal beli yaitu saat harga mata uang jatuh ke level support. Chart USD/JPY di bawah mengalami depresiasi 110.274 dan menyentuh level support beberapa kali. Poin 110.274 menjadi level support dan menawarkan sinyal beli untuk trader hanya jika harga jatuh ke level tersebut.
Satu keunggulan utama dari market forex yaitu bahwa trader bisa trading secara virtual 24 jam. Meski demikian, beberapa trader lebih memilih trading pada saat market mayor terbuka, seperti sesi New York dan London. Sebabnya, dua market ini menyediakan likuiditas terbesar.
Apa Itu Posisi Short dan Kapan Menggunakannya?
Posisi short secara umum merupakan kebalikan dari posisi long. Saat trader masuk ke posisi short, trader pasti berharap istrumen yang dipilih akan mengalami depresiasi (turun). Melakukan short pada satu mata uang berarti menjual mata uang dengan harapan harga akan turun di masa depan.
Tujuannya supaya trader bisa membeli kembali mata uang yang sama di waktu mendatang dengan harga yang lebih rendah. Perbedaan antara harga jual tertinggi dan harga beli terendah bisa disebut sebagai profit, dan seperti inilah cara trader meraup untung dari aktivitas trading.
Untuk mempermudah pemahaman, semisal trader mengambil posisi short untuk USD/JPY, bisa dimaknai kalau trader menjual USD untuk membeli JPY. Trader harus bisa mencari sinyal terbaik untuk mendapat profit maksimal dari aktivitas short, dan caranya pun beragam.
Sinyal jual paling umum yaitu saat harga instrumen yang dipilih mencapai level resistance. Suatu level resistance akan terjadi jika level harga mata uang yang dipilih kesulitan untuk naik ke atas. Chart USD/JPY di bawah menunjukkan apresiasi hingga 114.486 dan berjuang naik ke atas.
Level ini akan menjadi resistance dan menyediakan trader sinyal jual saat harga menyentuh 114.486. meski demikian, beberapa trader hanya akan membuka posisi saat sesi trading mayor terbuka. Sedang beberapa trader lain hanya menunggu peluang datang lalu trading kapan saja.
Apa Saja yang Terlibat Saat Membuka Posisi Short?
Istilah short seringkali mengecoh para trader, dan kadang sangat membingungkan. Tapi apapun itu, bagaimana trader bisa menjual sesuatu jika tak memiliki? Semua ini berawal dari market saham, jauh sebelum istilah ini populer di dunia trading forex.
Trader yang ingin berspekulasi pada saat harga bergerak turun mungkin saja tak punya saham sendiri untuk membalikkan situasi, dan kemungkinan besar trader lain juga demikian. Broker lalu melihat ini sebagai peluang lain untuk mencari profit, lalu mencocokkan klien yang ingin menahan saham dengan klien yang ingin menjual tanpa memiliki satu saham pun.
Trader lalu dalam jangka waktu lama (long) menahan saham karena dalam posisi membeli, atau menahan dengan alasan lain. Di sisi lain, trader yang ingin menjual saham pasti karena urusan mendesak, atau karena sebab lain, sehingga harus jual cepat (short).
Dalam market forex, transaksi yang berjalan sama sekali berbeda dengan saham, yang dalam hal ini proses short suatu mata uang tak sama. Misalnya saja, pasangan mata uang melibatkan mata uang dasar (yang disebut di depan) dan mata uang kuotasi (yang disebut belakangan).
Pasangan mata uang dalam hal ini saling terkait satu sama lain. Saat trader mengambil posisi short untuk menjual pasangan mata uang, trader secara efektif berarti menjual mata uang dasar dan membeli mata uang kuotasi dengan harapan nilai dua mata uang akan jatuh.
Bagaimana Mengelola Risiko Short?
Mengambil posisi short memberi risiko tinggi karena tak ada nilai maksimal kekalahan dalam sekali trading. Dalam kata lain, kekalahan nilainya tak terbatas seiring nilai forex yang secara teoritis bisa meningkat sampai berkali lipat tak berbatas.
Pada posisi long, nilai dari suatu mata uang tak akan pernah jatuh di bawah nol yang sekaligus menjadi titik maksimal dari level kekalahan. Itu sebabnya, mengelola risiko pada akun trading merupakan sikap yang paling sering ditemukan pada trader sukses.
Beruntungnya, ada sejumlah cara yang bisa ditempuh untuk mengelola risiko posisi short. Yang paling mudah yaitu mengimplementasikan stop-loss dan mengamati level support dan resistance untuk mendapat poin masuk keluar trading secara layak.
Trader juga harus terbuka dengan segala bentuk berita ekonomi yang baru rilis karena punya potensi membuat harga menjadi anjlok. Semisal sedang posisi trading, akan lebih baik jika trader mau memanfaatkan semacam alarm notifikasi agar tak melewatkan peluang.
Mengambil posisi short lebih tepat digunakan saat market mengalami penurunan, meski tetap dibutuhkan pertimbangan sebeum benar-benar membuka trading karena bisa membawa risiko besar walaupun market menunjukkan pola bearish.