PMI adalah kepanjangan dari “Purchasing Manager Index”, atau apabila kita terjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi “Indeks Manajer Pembelian”. Lebih jelasnya PMI merupakan sebuah laporan yang diterbitkan oleh sebuah institusi yang mengawasi perkembangan sektor-sektor usaha tertentu. Laporan tersebut berisi data-data yang dikumpulkan dari sejumlah perusahaan dan kemudian dirangkum dan diubah menjadi sebuah indeks dan kemudian disebarluaskan melalui situs institusi penerbit laporan. Adapun variabel yang diperhitungkan dalam indeks sebagai berikut :

  1. Pesanan yang diterima perusahaan (new order);
  2. Stok bahan baku produksi (inventory levels);
  3. Produksi perusahaan (production);
  4. Tingkat penyerapan tenaga kerja (employment);
  5. Durasi pengiriman barang (supplier deliveries).

Tujuan utama dari dari dibuatnya PMI adalah untuk menyediakan informasi terkini atas sektor bisnis tertentu. Informasi yang diperoleh dengan metode survey ini sangat berperan pada pengambilan keputusan oleh perusahaan, analis pasar, manajer pembelian, dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Jenis dari PMI pun beragam, tergantung dengan sektor dimana responden berkecimpung. Jenis yang paling sering ditemui adalah :

  1. PMI (Standart);
  2. Services PMI;
  3. Manufacturing PMI;
  4. Flash Manufacturing PMI;
  5. ISM Manufacturing PMI;
  6. ISM non-Manufacturing PMI;
  7. Dan banyak lainnya.

Di negara Amerika, PMI dicetuskan, dikelola, dan disebarluaskan oleh Institute for Supply Management (ISM). Sementara di 30 negara lainnya, PMI dikelola dan disebarluaskan oleh Markit Group dengan menggunakan metode dasar yang sama dengan ISM. Indeks lain yang mirip dikeluarkan juga oleh  Ifo Institute for Economic Research di Jerman, dan Bank of Japan di Jepang.

Rumus yang digunakan untuk penghitungan indeks tersebut adalah sebagai berikut

P1 = Persentase jawaban yang melaporkan perkembangan.

P2 = Persentase jawaban yang melaporkan tidak adanya perubahan/stagnansi.

P3 = Persentase jawaban yang melaporkan penurunan.

Rumus tersebut berusaha mencari rata-rata dari jawaban responden atas kondisi perusahaannya di periode tertentu; untuk PMI, digunakan responden sebanyak 300 perusahaan di sektor tertentu.

Berikut adalah contoh PMI yang dikeluarkan oleh Markit untuk sektor manufaktur Brazil per tanggal 2 Maret 2017 pukul 13.00 waktu setempat

  1. Adalah judul dari PMI dan tanggal perilisan laporan tersebut; perlu dipahami bahwa laporan ini adalah laporan yang sangat besar pengaruhnya sehingga memerlukan penjadwalan yang ketat sebelum perilisannya untuk menghindari kekacauan dalam pasar;
  2. Jenis PMI, lokasi, sektor yang dilaporkan, dan institusi yang merilis;
  3. Gambaran umum laporan;
  4. Penemuan yang didapatkan ketika pengumpulan data berlangsung;
  5. Periode pengumpulan data.

Kemudian pada contoh laporan PMI diatas, terdapat diagram yang menjelaskan perubahan-perubahan nilai PMI yang sama di periode yang lampau. Dalam PMI, angka yang dimungkinkan keluar berkisar dari angka 0 hingga 100;

  • Apabila dalam PMI dirilis angka > 50, maka sektor bisnis tersebut mengalami perkembangan; semakin tinggi angka PMI maka semakin besar pula perkembangan yang dialami.
  • Apabila dalam PMI dirilis angka = 50, maka sektor bisnis tersebut mengalami stagnansi (tidak ada perkembangan).
  • Apabila dalam PMI dirilis angka < 50, maka sektor bisnis tersebut mengalami penurunan.

Contoh 1 :

Di bulan Februari 2016, Manufacturing PMI (PMI untuk sektor manufaktur) negara Amerika Serikat dengan mata uang USD menunjukkan angka 60. Angka tersebut meningkat jauh daripada angka PMI di bulan Januari 2016 yang hanya menunjukkan angka 45. Hal ini mencerminkan bahwa sektor industri manufaktur AS mengalami rebound dari kondisi bulan sebelumnya. Ketahanan ekonomi dari sektor tersebut jauh meningkat, dan mengakibatkan terjadinya peningkatan indikator ekonomi makro lainnya. Lebih lanjut, kondisi ekonomi yang membaik mengakibatkan nilai tawar dari US$ menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Sehingga pair-pair yang menggunakan US$ akan terpengaruh dan bergerak sesuai dengan mekanisme pasar forex; seperti EURUSD, GBPUSD, USDJPY, AUDUSD, dll. Dengan asumsi pasar berada dalam posisi stagnan tanpa sentimen, Pola bearish akan ditemui di pair EURUSD, GBPUSD, AUDUSD, dan pair lain yang berakhiran USD. Sementara kebalikannya, untuk pair yang berawalan dengan USD akan mengalami pola bullish.

Contoh 2 :

Di bulan Desember 2015, Manufacturing PMI negara Inggris dengan mata uang GBP menunjukkan angka 49. Angka tersebut naik 1 poin dari angka PMI di bulan sebelumnya, 48. Berdasarkan laporan, terdapat sentimen positif dari pasar setelah proses pemilu di negara tersebut usai, yang mengakibatkan meningkatnya pesanan kepada perusahaan manufaktur, kemudian mendorong angka PMI naik tipis ke levelnya sekarang. Meskipun terjadi penguatan, namun secara umum ketahanan sektor manufaktur masih melemah. Seharusnya dalam pair berawalan GBP (seperti GBPUSD, GBPJPY, dll) terjadi pola bullish. Namun karena terdapat sentimen lain yang lebih besar/kuat, pergerakan pair tersebut dalam chart cenderung memasuki pola sideway.
Sektor bisnis yang menguat dan mengalami perkembangan, menandakan bahwa daya saing mata uang negara tersebut (sebutlah : USD) menguat dan mendorong trader untuk melakukan aksi jual untuk mata uang USD. Namun perlu digarisbawahi bahwa dalam sebuah pair, terdapat banyak sentimen lain yang dapat mempengaruhinya; tidak hanya semata-mata karena nilai PMI. Sehingga perlu pertimbangan lebih lanjut sebelum memasang posisi tertentu. Maka bijaklah dalam melakukan trading.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :