Indikator envelopes merupakan alat teknikal yang mencoba mengidentifikasi tinggi rendahnya band (gelombang) saat trading range. Caranya yaitu dengan menempatkan dua moving average (MA) ke dalam chart, satu mengarah ke atas dengan jarak tertentu, dan satu lagi mengarah ke bawah.
Jika market bergerak menembus level tersebut, akan muncul tanda signifikan untuk segera mulai trading. Indikator envelopes bekerja dengan menempatkan gelombang di atas dan di bawah level harga untuk satu instrumen tertentu yang dipilih.
Metode utamanya yaitu dengan membuat MA terhadap harga, atau bisa disebut sebagai simple moving average (SMA). Batas atas yang berperan sebagai batasan dibentuk dengan SMA yang diubah jaraknya di atas harga. Sebaliknya, batas bawah memakai jarak yang sama dari SMA.
Karena bentuknya saling membatasi, atas dan bawah, chart kemudian diibaratkan seperti amplop kotak. Metode perhitungan untuk envelope atas yaitu SMAN x (1 + D%), sedang untuk envelope bawah yaitu SMAN x (1 – D%).
Penjelasannya, N merupakan jumlah periode yang digunakan, D merupakan nilai deviasi. Jadi, jika trader memilih angka 0,5 untuk nilai deviasi, envelope atas akan menjadi 1.005 kali dari SMA. Nilai ini didapat dari, SMA x (1 + 0,5/100).
Konfirmasi Tren
Seperti yang tersebut di atas, pusat indikator envelopes merupakan MA. Dengan demikian, semua aspek yang dipunyai MA akan menurun terefleksikan ke dalam indikator envelopes. Jadi karena MA termasuk indikator untuk mengkonfirmasi tren, envelopes juga punya manfaat yang sama.
MA merupakan indikator lagging, sehingga envelope juga punya karakteristik sama. Indikator MA mampu menghaluskan fluktuasi harga dan memungkinkan trader melihat pola pada market lebih luas. MA yang bergerak ke atas memberi indikasi konfirmasi kalau harga dalam periode tren naik.
Hal sebaliknya terjadi, jika garis MA turun ke bawah, ini mengindikasikan tren menurun. Dengan indikator envelopes trader juga bisa melihat arah gelombang untuk sebagai indikasi arah tren. Jika gelombang bergerak naik, maka tren naik sudah terkonfirmasi. Begitu juga sebaliknya.
Mengikuti Tren
Sebagai alat sederhana yang bisa dimanfaatkan untuk mengikuti sinyal tren, indikator envelopes menunjukkan sinyal saat harga sekarang menyeberang di atas garis MA. Bisa jadi ini adalah sinyal bahwa breakout baru ke arah tren naik akan segera terjadi dalam market.
Sebaliknya, persilangan harga ke arah bawah yang melewati garis MA mememberi indikasik tren menurun baru. Trader bisa memanfatkan indikator envelope dengan pola yang sama. Dengan indikator envelope, garis MA akan ditampilkan ke aran turun naik sesuai kondisi tren.
Tapi untuk melewati garis tersebut, breakout yang berlangsung harus lebih besar daripada saat harga melewati rata-rata pergerakan sebelumnya. Saat harga menembus batas atas envelopes, inilah sinyal bahwa tren baru akan segera terbentuk dalam market.
Saat harga menembus titik terbawah dari envelopes terendah, ini memberi sinyal bahwa tren menurun baru akan segera terbentuk. Trader harus waspada pada sinyal semacam ini dengan pemikiran bahwa, mayoritas harga breakout tak akan membentuk tren baru.
Yang terjadi justru sebaliknya, di mana harga justru akan kembali ke range harga sebelumnya. Saat tren baru terbentuk, pergerakan harga akan terlihat lebih ‘dramatis’. Durasi dan lebar pergerakan harga secara substansial bisa menyapu modal trading hingga lebih parah daripada gagalnya pembentukan tren. Kondisi termasuk penyebab utama kenapa sikap disiplin menghilang dan ketakutan muncul.
Indikator Lagging
Sikap ketiga yang dipunyai MA yaitu karakternya sebagai indikator lagging. Ini karena data harga yang digunakan berasal dari masa lalu (waktu sebelumnya) sehingga infleksi arah market akan selalu terefleksikan secara pelan oleh rata-rata pergerakan, alih-alih oleh rata-rata harga.
Tapi karakter ini bisa dikaitkan dengan poin pertama sebagai indikator untuk mengkorfimasi tren. Jadi jika trader masuk saat tren akan naik, trader sebenarnya masuk pada saat tren sudah naik. Ini akan terjadi sebelum trader bisa melihat harga rata-rata mulai memperlihatkan kenaikan.
Meski demikian, trader seharusnya jangan terlalu percaya tren naik yang terlihat sebelum indikator MA memperlihatkan kenaikan. Kondisi yang sama terjadi pada indikator envelopes, yang mana gelombang gelombang akan berubah setelah perubahan dalam market terjadi.
Seberapa lambat respon perubahannya akan bergantung pada jumlah periode yang ingin ditampilkan, yang sekaligus menjadikan indikator envelopes seolah pedang bermata dua. Envelope dengan nilai lebih besar dalam parameter ‘period’ akan berfungsi sebagai tangki (menampung).
Tapi envelope dengan periode tinggi akan memberi gambaran market lebih besar sehingga mampu melihat semua peluang yang muncul. Dengan demikian, lag yang terjadi jelas lebih besar jika memakai periode lebih tinggi daripada envelope dengan periode kecil.
Envelopes dengan nilai ‘period’ lebih kecil akan lebih responsif saat membaca market meski agak kurang halus dalam menampilkan data, dan lebih sering terjadi breakout palsu hanya dengan fluktuasi market kecil. Tak ada jawaban berapa nilai yang pas, trader menyesuaikan dengan strateginya.
Untuk alasan tersebut, trader harus mau mencoba berbagai kombinasi untuk menemukan durasi envelopes yang tepat, misalnya satu dengan periode panjang dan satu lagi dengan periode pendek, untuk bisa mendapat gambaran market sepenuhnya.
Pembalikan Harga Dalam Market
Cara terbaik untuk menentukan apakah suatu strategi bekerja atau tidak yaitu dengan mencoba berbagai metodologi, dalam arti kombinasi baru. Tapi mari lihat kembali ke karakter kedua, yaitu dalam aspek sebagai indikator yang mampu mengikuti tren market.
Sudah dinyatakan sebelumnya bahwa breakout merupakan hasil dari tren yang bertahan lama. Tapi dalam satu waktu tren pasti berhenti, entah karena jeda atau memang pudar, harga kemudian akan tertolak ke titik sebelumnya, atau lazim disebut pembalikan harga.
Pengguna strategi tren pasti melihat kondisi tersebut sebagai informasi berharga dan peluang langka untuk profit besar dengan risiko kalah sangat kecil. Trader dengan karakter sebaliknya mungkin akan lebih tertarik dalam kondisi yang lain, atau sebaliknya.
Trader jenis ini akan melihat peluang untuk mengambil profit kecil namun sering, meski dengan potensi risiko dan kalah sama besar. Strategi yang dibuat umumnya berdasarkan risiko manajemen karena sukses jangka panjangnya akan bergantung pada kemampuannya untuk menghindari tren.
Karena kemampuannya tersebut, envelopes sering dimanfaatkan dalam berbagai strategi trading, termasuk sistem scalping. Saat digunakan untuk sistem scalping misalnya, envelopes dimanfaatkan untuk mencari poin kunci, lalu ditambah satu oscillator untuk mencari tahu apakah market sedang dalam periode overbought atau oversold.
Satu contoh jenis oscillator yang bisa dikombinasikan dengan indikator envelopes yaitu William percent range, yang juga indikator buatan Bill Williams. Tapi harus diingat, membangun sistem envelopes yang profit bukan hanya tentang mendapat sinyal yang menginformasikan kapan harus membeli dan menjual.
Memang benar kalau sistem trading yang baik harus bisa memberi informasi tentang waktu terbaik untuk masuk market, tapi ini hanya satu bagian kecil saja. Untuk trading sukses, trader harus memakai manajemen risiko yang solid, disiplin tinggi, juga proses sistematis untuk keluar trading dengan profit.