Mempelajari cara trading forex agar selalu profit itu gampang-gampang susah. Ada yang beranggapan bahwa belajar trading itu mudah dan bisa dilakukan sambil lalu, ada juga yang beranggapan kegiatan ini merupakan suatu yang rumit. Kedua anggapan itu sebenarnya tidak seluruhnya salah, tetapi juga hanya setengah benar.

Transaksi forex selalu mengalami peningkatan signifikan. Ketertarikan pada bisnis ini semakin meningkat, bahkan di beberapa negara terdapat tren di mana pekerja di negara tersebut rela menyisihkan pendapatan rutinnya untuk melakukan investasi forex.

Bagaimana di Indonesia? Dalam beberapa tahun belakangan banyak trader pemula yang mulai terjun di bisnis trading forex. Sebagai pemula, para trader biasanya mencoba berbagai cara trading forex agar selalu profit, juga bermacam jenis teknik analisis forex, indikator teknikal, robot forex (Expert Advisor), dan sebagainya.

Analisis forex teknikal dan fundamental sama-sama memberikan banyak sekali pilihan indikator, ditambah lagi strategi manajemen risiko bagi trader pemula adalah sesuatu yang rumit. Namun semua kerumitan itu sebenarnya cara trading forex agar selalu profit bisa dibuat lebih sederhana.

ā€˜Kalau bisa dilakukan dengan mudah kenapa harus susah?ā€™, ā€˜Yang rumit belum tentu lebih baik atau lebih menguntungkanā€™; dua jargon lama itu cocok diterapkan dalam bisnis trading forex untuk pemula. Beberapa tips yang bisa diterapkan trader pemula ketika memulai aktivitas trading forex antara lain

#1. Jangan membuang waktu dengan analisis yang terlalu lama

Seringkali, secara tidak sadar banyak trader, terutama pemula, menghabiskan terlalu banyak waktu hanya untuk melakukan analisis dengan melihat terlalu banyak indikator, informasi dan data dari beragam sumber. Hal ini justru membuat trader bingung menentukan posisi jual dan beli.

Pengalaman memang mutlak diperlukan dalam hal ini. Bagi trader professional, analisis dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu. Sumber-sumber berita dan data pun dibatasi.

Trader pemula perlu mengasah kemampuan untuk memilah berita juga data untuk dianalisis dan waktu-waktu tertentu untuk melakukan analisis seperti yang dilakukan trader professional. Jika tidak, aktivitas analisis yang terlalu rumit justru menjebak trader pada kebingungan alih-alih melakukan aksi trading!

#2. Lihatlah harga saat ini bukan yang akan datang

Mayoritas trader pemula beranggapan bahwa indikator dapat memberikan sinyal pasti untuk menentukan posisi jual atau beli dalam trading forex. Nyatanya, sifat indikator-indikator itu hanya subjektif. Tidak jarang indikator itu memberi tanda atau sinyal palsu, mengisyaratkan pergerakan harga ke satu arah, sementara harga justru bergerak berlawanan.

Sementara dalam trading forex, objektivitas dalam melihat harga sangat penting. Trader yang berpengalaman akan terlebih dahulu melihat pergerakan harga objektif, sebelum mencari data pendukung dari sinyal indikator-indikator jika dibutuhkan.

#3. Gunakan money management dan risk management yang tepat

Satu hal yang tidak boleh diabaikan oleh trader adalah meminimalisasi kemungkinan kerugian. Sebab tidak ada gunanya semua analisis dan penerapan semua cara trading forex untuk selalu memeroleh profit tapi tidak menjaga potensi kerugian.

Cara meminimalisasi potensi kerugian diantaranya dengan menggunakan money management dan risk management secara tepat. Kerugian dalam trading bisa terjadi kapan saja. Penggunaan money management dan risk management yang tepat merupakan bentuk kedisiplinan trader untuk memeroleh profit secara konsisten.

#4. Minimalkan Indikator

Ini sebenarnya mirip dengan tips pertama. Trader pemula umumnya terpesona analisiss forex teknikal dan seluk-beluk indikatornya. Semua fungsi indikator yang dipelajari itu terasa penting sehingga sayang jika dilewatkan. Akibatnya tool yang dipasang terlalu sesak di chart dan malah membuat proses trading menjadi (tampak) rumit.

Meminimalkan indikator ini perlu dilakukan terutama trader pemula. Terlalu banyak indikator justru membuat proses trading menjadi lambat dan buruk. Mengapa demikian? Masing-masing indikator mempunyai fungsi masing-masing yang tidak dapat disatukan dengan indikator lainnya.

Yang perlu diasah trader pemula adalah memilih beberapa indikator yang relevan sehingga tidak overlaping dan malah jadi membingungkan. Idealnya, gunakan satu indikator pokok dan dua indikator tambahan untuk mengonfirmasi sinyal.

Bisa juga memanfaatkan metode analisis teknikal non-indikator, seperti pengamatan chart pattern, price action, atau elliot wave. Trader juga dapat menggunakan tool trading seperti garis Fibonacci Retracement dan Trend Line dengan syarat telah memahami dengan baik tool-tool tersebut. Jangan asal memasang indicator yang diberikan broker forex.

#5. Hindari Time Frame Rendah

Chart trading disajikan dalam berbagai macam time frame. Ada time frame yang sangat rendah, misalnya M1 (satu menit), ada pula time frame yang sangat tinggi, bahkan mencapai periode bulanan (monthly). Salah satu cara trading forex agar selalu profit adalah dengan memastikan tidak menggunakan time frame H1 (satu jam) sebagai pedoman.

Time frame trading yang rendah berarti kecepatan pergerakan harga yang terekam untuk dianalisis tinggi, hal tersebut menimbulkan timbulnya banyak noise dan memicu sinyal false sehingga menyebabkan kondisi yang tidak ideal untuk melakukan analisis.

Trader pemula harus menghidai jebakan jebakan noise di time frame rendah. Itu merupakan cara agar trading forex selalu profit.

#6. Open Posisi Hanya Berdasarkan Sinyal Entry

Salah satu tantangan terbesar trader pemula adalah melakukan trading dengan emosional. Gampang tergoda untuk segera entry ketika ada pergerakan harga tertentu. Satu-satunya cara agar trading forex selalu profit, terutama untuk pemula ialah dengan mematuhi sinyal entry dari strategi trading, dalam keadaan apapun.

Kekakuan melakuan protokol ini mungkin membuat trader melewatkan beberapa potensi profit, namun hal tersebut menjamin trader tidak melakukan aktivitas trading dengan kalap. Pada akhirnya, inilah yang berguna agar memeroleh profit yang konsisten.

#7. Close Posisi Diatur Sesuai Manajemen Risiko

Mengaplikasikan risk managemen yang paling sederhana ialah pada saat close posisi. Cara ini yang pada akhirnya menentukan sukses tidaknya trading. Sesering apapun profit didapatkan di posisi akhir trading akan tidak ada artinya jika jumlah loss lebih besar dari akumulasi jumlah profit.

Pengaplikasian risk/reward ratio lebih dari 1:1 merupakan salah satu cara yang direkomendasikan bagi pemula agar trading forex selalu profit. Ini artinya trader bisa memanfaatkan kegunaan stop loss dan take profit. Cara menentukan stop loss didasarkan pada batas toleransi risik, sementara penentuan take profit dihitung menurut skala rasio.

Contoh kongkrit dari teori ini, misalnya jika ditentukan batas toleransi risiko sebanyak 10 pip per posisi, dengan risk/reward ratio 1:2, maka take profit ditentukan dengan jarak 20 pip dari level entry.

Dengan cara ini, sekalipun frekuensi loss lebih sering dibandingkan order yang berakhir profit, posisi akhir trading forex tetap profit. Sebagai contoh, jika dalam 10 kali trading Anda loss 6 kali dan profit hanya 4 kali maka penghitungannya ialah kerugian pip sebesar 60 dan keuntungan trader sebesar 80 pip. Masih profit 20 pip sekalipun jumlah loss tercatat lebih banyak.

#8. Buat Jurnal Trading

Terakhir, buatlah jurnal trading. Ini tidak boleh dilupakan trader. Untuk memiliki karir yang panjang dalam bisnis trading, aktivitas dan perkembangan trading harus dicatat. History pada jurnal ini diperlukan untuk mempelajari kesalahan yang biasa terjadi sehingga tidak dilakukan lagi di kesempatan berikutnya.

Cara trading forex agar selalu profit terus berkembang. Trader pemula perlu terus mengasah kemampuan, di samping menambah wawasan dari luar, belajar dari pengalaman pribadi selama menjalani aktivitas trading yang dicatatkan pada jurnal juga penting.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :