Pertanyaan seputar bagaimana cara memilih broker forex yang aman dan terpercaya banyak diajukan oleh para calon trader atau trader pemula. Tanpa pengetahuan yang cukup, calon trader akan kebingungan di tengah banyaknya web review yang tidak semuanya benar.

Takut ditipu, takut tidak mendapatkan keuntungan sesuai yang dijanjikan dan ketakutan-ketakutan lain merupakan penyebab terbesar sesorang ragu bahkan enggan terjun di bisnis forex. Atau bagi yang telah memutuskan bergelut dalam bisnis ini pun masih ragu bagaimana memilih broker forex yang aman dan terpercaya.

Sebelum mengulas cara memilih broker forex yang aman, ada baiknya pahami dulu apa itu broker. Pada dasarnya broker hanyalah jembatan, penghubung atau perantara antara trader dengan semua pelaku pasar di dunia ini, khususnya bank-bank raksasa multinasional.

Karena fungsinya hanya sebagai perantara, broker tidak dibenarkan merangkap sebagai bandar ataupun pemain. Jika terdapat broker yang bertindak sebagai bandar atau pemain yang berkepentingan terhadap hasil transaksi, patut dicurigai broker tersebut bukan broker yang baik karena telah melenceng dari fungsi dasarnya.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai broker, hal-hal berikut ini bisa jadi bahan pertimbangan

#1. Cek Regulasi yang Dimiliki Broker Forex

Di Indonesia, istilah broker secara resmi disebut Pialang Berjangka Komoditi atau sering disingkat dengan PBK. Artinya dunia broker itu sendiri telah diatur dalam sistem perundang-undangan di republik ini, yakni dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 Tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Selain forex, subjek perdagangan PBK di Indonesia juga meliputi emas, indeks saham, CPO (Crude Palm Oil), Olein, dan lain-lain.

Dalam memilih broker (atau dalam bahasa Indonesia disebut PBK) trader harus terlebih dulu memastikan bahwa broker atau PBK yang akan dipilih memiliki izin dari badan resmi pemerintah yang bernama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi yang disingkat dan lebih umum dikenal dengan sebutan BAPPEBTI.

Badan ini beroperasi dibawah naungan Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Selain bertindak sebagai regulator, Bappebti juga bertugas sebagai pengawas aktivitas para broker di Indonesia. Jika ada broker yang beroperasi tanpa memiliki izin dari badan ini, bisa dipastikan broker tersebut ilegal dan tidak aman.

Yang juga dapat menjadi pertimbangan, sekalipun tidak wajib, broker yang lebih bonafid biasanya menjadi anggota bursa. Ada dua macam bursa di Indonesia saat ini, yakni (1) Bursa Berjangka Indonesia (BBI) dan (2) Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).

Selain dua bursa itu ada juga lembaga kliring berjangka yang bernama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Lembaga ini berfungsi sebagai kliring dan penjaminan serta penyelesaian atas seluruh transaksi kontrak berjangka di bursa yang terdaftar sebagai anggota kliring.

Jika ingin menggunakan broker luar negeri, gunakan broker yang sudah teregistrasi di salah satu regulator seperti CFTC / NFA, FINRA, MFSA, FCA UK, MIFID, ASIC. Di sini penjelasan mengenai regulasi broker forex diulas cukup panjang karena merupakan hal paling penting, sebelum mempelajari cara memilih broker forex yang aman.

#2. Perhatikan komisi dan spread

Pendapatan broker diperoleh dari komisi. Setiap transaksi harus memperhitungkan besaran komisi. Kombinasi antara kombinasi dan spread merupakan jumlah yang harus dikeluarkan ketika melakukan transaksi. Pilihlah kombinasi komisi dan spread yang paling kecil.

Selain itu, pilihlah broker yang menyediakan spread harga yang fluktuatif mengikuti pergerakan pasar uang yang sebenarnya. Karena fluktuiasi terjadi di pasar forex maka tidak mungkin spread-nya tetap atau fix. Broker yang menetapkan spread fix –yang sudah pasti bukan karena kondisi pasar, biasanya ikut bermain di belakang untuk turut menetapkan hasil trading.

#3. Pilihlah broker yang menggunakan 6 digit di mata uang mayor.

Penggunaan 6 digit angka (5 digit di belakang koma) lebih menjamin kesesuaian dengan nilai kapitalisasi pasar forex yang dewasa ini semakin tinggi. Broker yang masih menggunakan 5 digit (4 digit di belakang koma) rentan melakukan permainan dengan mengatur harga sendiri.

#4. Gunakan broker yang memberikan batas Margin Level 50% sampai 100% (paling rendah 50%).

Cara ini melindungi trader dari resiko modal habis apabila terkena margin call. Di samping itu broker yang memberikan margin level seperti ini dapat dipastikan tidak merangkap sebagai bandar.

#5. Jangan gunakan broker forex yang berjenis FULLY ECN 100%

Kecuali butuh butuh spread yang super kecil, jangan gunakan broker forex berjenis ini. Broker yang berjenis Full ECN 100% membuat broker tidak bisa melakukan teknik trading hedging. Selain itu terdapat aturan FIFO (first in first out) yang cukup merepotkan.

Broker forex yang berjenis FULLY ECN 100% bagus untuk trading forex yang mengutamakan spread kecil dan eksekusi tinggi. Tapi bagi yang mengutamakan fleksibilitas sebaiknya memilih perusahaan broker yang berjenis Non Dealing Desk STP ataupun DMA.

#6. Hindari memilih broker yang menawarkan leverage terlalu tinggi

Beberapa perusahaan broker menawarkan leverage 1:1000 keatas, 1:2000 bahkan ada yang sampai 1:3000. Cara ini sengaja dilakukan untuk menguras dana trader.

#7. Broker yang menggunakan cent account cenderung manipulatif

Cent account digunakan untuk memanipulsai pembukuan agar terlihat besar. Misalnya seorang trader melakukan deposit sebesar $100 tetapi yang tercatat di balance account trading adalah $10000. Cara ini jamak dilakukan akun yang tidak terregulasi (Non-Regulated), dan hampir pasti tidak benar. Hindari broker seperti ini!

#8. Hati-hati dengan broker yang menawarkan bonus terlalu besar.

Ada adagium ‘tak ada yang gratis di dunia ini’, apalagi di dunia forex yang kapitalistik. Trader pemula cenderung mudah tergiur tawaran bonus yang besar. Beberapa broker (tentu tidak semua), menggunakan pancingan bonus yang sangat besar tetapi menyembunyikan konsekuensi jahat.

Dalam banyak kasus, broker yang memberi tawaran bonus fantastis akan mempersulit penarikan dana trader, atau broker tersebut mengatur hasil transaksi agar trader mengalami loss. Beberapa broker seperti ini telah menghilang, namun beberapa di antaranya hanya berganti nama dan melakukan praktik yang sama. Jangan sampai tertipu.

#9. Hindari bentuk trading yang berupa Binary Options dan Spread Betting

Sebenarnya ini adalah judi yang disamarkan. Ini sangat berbahaya karena tidak ada underlying-nya, juga besifat semu/rekayasa.

#10. Pilih broker yang tidak membatasi strategi trading

Aturan tertentu seringkali digunakan broker untuk membatasi strategi trading. Misalnya, membatasi penggunaan robot, closing posisi harus diatas 1 menit, membatasi scalping, member limit pada transaksi tertentu dan semacamnya. Sebenarnya pembatasan itu merupakan kecurangan yang dilakukan untuk membatasi trader memperoleh profit yang maksimal.

#11. Jangan tergoda seminar yang dilakukan broker

Seminar yang dilakukan broker sebenarnya adalah nama lain dari propaganda. Setiap teori pasti diarahkan untuk menguntungkan dan memberi kesan baik pada broker penyelenggara. Seminar semacam ini diperlukan sebatas menambah variabel yang digunakan sebelum memutuskan memilih broker, bukan sebagai acuan utama.

Terlebih, seringkali seminar semacam ini diselenggarakan oleh broker yang tidak punya kompetensi bagus.

Pada akhirnya, cara memilih broker forex yang aman dan terpercaya tidak hanya ditentukan oleh mudahnya deposit atau penarikan, atau tawaran-tawaran fantastis yang diajukan. Trader harus selalu berpikir cerdas dan logis agar terhindar dari jebakan broker bermasalah.

 

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :