Sentimen termasuk satu di antara jenis aspek fundamental yang sangat berpengaruh terhadap nilai tukar suatu mata uang. Karena pengaruhnya yang sangat signifikan pada nilai tukar, trader sangat disarankan untuk bisa membaca sentiment sebagai bekal trading.

Mengetahui sentimen market bisa menolong trader membaca keadaan aset yang ditransaksikan. Sebabnya, perubahan tingkat sentimen akan memberi gambaran tentang situasi tren. Dibutuhkan semacam alat teknikal untuk membaca sentimen market.

Speculative sentiment index (SSI) merupakan alat paling populer yang umum dipakai trader untuk mengamati perubahan sentimen market secara langsung. Begitu trader bisa membaca sentimen market lewat SSI, pengetahuan semacam ini bisa diaplikasikan langsung ke dalam strategi trading.

Sentimen Market

Sentimen Market
Sumber: google.com

Sentimen market dalam definisi yang paling dasar diartikan sebagai cara pandang investor terhadap suatu aset atau instrumen finansial. Sebagai trader, sentimen akan menjadi positif jika secara umum market dalam kondisi yang positif juga.

Situasi sebaliknya bisa terjadi saat partisipan dalam market punya cara pandang negatif, maka kondisi market berubah menjadi negatif. Meski sentimen bukan sesuatu yang unik dalam market forex, tapi pengaruhnya bisa langsung terasa ke nilai tukar suatu mata uang.

Baik investor atau trader akan mempertimbangkan ‘kegaduhan’ dalam market sebelum menjual atau membeli suatu aset, sambil menunggu untuk membuka posisi di arah yang berlawanan dengan sentimen. Gambar di atas menampilkan sentimen yang sedang berlangsung di market.

Jika melihat ke November tahun lalu, pasangan GBP/USD mengalami sentimen negatif meski harga terus mengalami tren naik. Sentimen bahkan berkembang ekstrim karena mayoritas trader dalam hal ini mencoba menunggu sampai terjadi puncak dari GBP/USD.

Speculative Sentiment Index

Speculative Sentiment Index
Sumber: google.com

Speculative sentiment index (SSI) merupakan rasio yang akan memberi gambaran tentang sentimen trader. RSI memberi tahu posisi trader dengan menentukan apakah dalam market lebih banyak long atau short sekaligus menunjukkan seberapa besar kekuatannya.

Gambar di atas merupakan contoh rasio SSI. Jika trader lebih banyak yang mengambil posisi short untuk suatu mata uang, SSI akan menjadi negatif. Sebaliknya, jika posisi long lebih banyak jumlahnya, SSI menjadi positif. Seperti yang disebut sebelumnya, semakin ekstrim SSI terbaca, semakin penting informasi yang disampaikan.

Menggunakan contoh dengan mata uang GBP/USD, SSI yang terbaca terakhir yaitu -8.15. Rasio ini menunjukkan bahwa posisi trader lebih dominan mengambil short dengan 8 ke 1 jika dibandingkan dengan ke semua daya beli yang ada dalam market.

Situasi ini bisa diartikan bahwa trader mencoba mengambil posisi yang memungkinkan untuk mengambil alih market. Berbalik dengan investor yang mencoba membuka posisi long ke GBP/USD untuk mengembalikan arah sesuai tren yang berkembang.

Perubahan Dalam SSI

Perubahan Dalam SSI
Sumber: google.com

Bagaimanapun juga, trader harus waspada pada perubahan tingkat sentimen. Perubahan dalam sentimen bisa digunakan untuk mengetahui apakah tren akan berlanjut, berhenti, bahkan berbalik arah. Dalam kondisi sentimen yang terlalu ekstrim jumlahnya, turunnya tingkat ketertarikan bisa memberi sinyal bahwa tren berubah menurun.

Seperti halnya pada pasangan mata uang dengan sentimen netral yang mulai berubah cepat ke satu arah spesifik, ini bisa menjadi sinyal tentang potensi perubahan dalam arah market. Karena mampu merubah arah market, sentimen menjadi aspek fundamental yang wajib diperhatikan trader.

Pada tahap selanjutnya, sentimen juga memberi pengaruh pada terciptanya kondisi overbought atau oversold dalam market. Bahwa, oversold bisa diartikan sebagai kondisi di mana tingkat ketertarikan membeli suatu aset sedang turun, dan kondisi overbought bisa dimaknai sebaliknya.

Overbought dan Oversold

Terdapat satu analogi yang pas untuk menggambarkan kondisi overbought dan oversold.

Ambil contoh, saat memanggang suatu hidangan lalu memeriksa dan ternyata hasilnya sudah matang (overdone), lalu apa yang selanjutnya dilakukan? Tentu saja mengeluarkan makanan tersebut dari oven. Dalam arti lain, mengeluarkan dari apa yang menyebabkan kondisi matang, dan lebih cepat lebih baik.

Lalu bagaimana jika kondisi mesin mobil terlalu panas (overheat)? Kurang lebih sama, lakukan apa saja untuk mendinginkan mesin. Bisa dengan mematikan mesin lalu membuka kap mobil hingga panas berkurang. Bagaimana dengan oversold dan overbought dalam forex?

Dengan reaksi alami semacam ini, sangat mudah melihat kenapa reaksi awal yang diambil oleh trader pemula saat skenario overbought dan oversold terjadi yaitu dengan melakukan hal sebaliknya. Satu alasan yaitu bahwa karena banyaknya order long membuat harga bergerak ke atas dan menekan indikator hingga wilayah overbought.

Sebagai gantinya, trader harus mengambil posisi berlawanan dan mengambil posisi sell. Kondisi sebaliknya bisa terjadi, jika terlalu banyak order sell akan menyebabkan harga turun lalu indikator akan menunjukkan wilayah oversold dan trader harus mulai mengambil posisi long.

Akan sangat berat mengharapkan harga akan berbalik kembali jika sudah menyentuh zona over semacam ini dalam forex. Dengan demikian, solusi untuk analogi memasak dan mesin panas bukan reaksi tepat yang bisa diterapkan dalam trading forex.

Saat indikator menampilkan harga berada dalam area overbought atau oversold, selalu ingat bahwa ada kemungkinan harga akan berdiam sejenak di area tersebut. Hanya karena indikator RSI, SSI, dan stochastic memberi tahu overbought misalnya, bukan berarti pergerakan mata uang tertekan lalu kembali bergerak ke area oversold.

Overbought dan Oversold
Sumber: senasib.com

Mari amati chart harian dari NZD/JPY yang tampak pada grafik. Perhatikan pada chart bahwa stochastic pertama kali menyentuh di atas angka 80 hingga menyentuh area overbought, harga terus bergerak hingga lebih 780 pip dan stochastic tetap berada di atas sampai beberapa periode.

Pada saat ini, trader yang masuk dengan posisi short saat market dalam kondisi overbought berpeluang besar melewatkan beberapa kesempatan besar. Tak jarang trader akan dipaksa keluar trading dari posisi short hanya dalam sekian waktu setelah membuka posisi.

Untuk melihat contoh di mana harga tertarik kembali saat stochastic menunjukkan area overbought, coba lihat kembali ke area yang diberi tanda A pada chart. Dalam posisi ini, candlestick yang berada di sekitar area A (doji, hammer, dan shooting star), mengindikasikan terjadinya potensi pullback.

Poin yang harus diingat yaitu apapun skenario yang terjadi dalam market, trader tak perlu panik jika indikator mengarah ke area oversold atau overbought. Sebaiknya hanya ambil sinyal entry point yang searah dengan tren jangka panjang dari indikator yang dipakai.

Semisal tren naik makin menguat dan bertahan lama, ini menandakan bahwa indikator akan menampilkan area overbought karena merefleksikan tekanan bullis pada pergerakan harga. Jika ingin mengambil posisi short pada poin ini, berarti trading akan melawan tren sehingga lebih banyak menghadirkan peluang risiko.

Baik kondisi overbought atau oversold juga bullish dan bearish, semua bisa dipengaruhi langsung oleh sentimen market. Dalam hal ini, penting bagi trader untuk selalu mengamati aspek fundamental di luar market demi mengantisipasi potensi risiko yang bisa timbul kapan saja.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :