Semua trader idealnya harus menguasai manajemen risiko, termasuk cara kerja leverage dan margin yang punya imbas pada kekalahan. Trader juga harus mampu memakai stop-loss menggunakan rasio risiko dan profit. Semua ini diperlukan supaya bisa menerapkan manajemen risiko dengan layak.
Trader yang sukses pasti selalu belajar banyak aspek tentang forex selama masih berkarir, tapi tak ada pelajaran yang lebih penting selain manajemen risiko. Memahami dan mengelola risiko akan berimbas besar pada seberapa besar kekalahan pada posisi trading yang spesifik.
Manajemen risiko akan sangat membantu trader, terutama saat market bergerak tak sesuai harapan. Dalam mempelajari manajemen risiko, terdapat sejumlah komponen kunci yang harus dipahami jika berbicara mengenai manajemen risiko dalam suatu trading.
#1. Margin dan Leverage
Margin dan leverage merupakan dua konsep penting yang harus diketahui tiap trader. Forex ditransaksikan dengan margin, artinya uang harus diletakkan terpisah untuk menahan posisi. Karena syarat margin lebih kecil daripada ukuran trading, trader bisa memanfaatkan leverage.
Laverage bisa memperbesar ukuran trading lebih dari modal yang digunakan untuk membuka trading. Meski leverage bisa meningkatkan profit trading, tapi juga bisa melipat ganda kekalahan. Normalnya trader direkomendasikan untuk memakai leverage tak lebih dari 10.
#2. Mengatur Stop-Loss
Untuk kebanyakan trader, proses pembuatan rencana trading seringnya dititik-beratkan pada entry point. Seharusnya, alokasi waktu yang sama juga digunakan untuk merencanakan penempatan order stop-loss. Order jenis ini didesain terkeksekusi otomatis jika posisi trading melawan.
Trader harus mengakrabkan diri dengan order jenis ini, juga bagaimana cara menempatkan dalam trading. Order stop umumnya ditempatkan di atas garis resistance atau di bawah garis support. Begitu sudah ditempatkan, order stop bisa dikembangkan untuk mencegah risiko total.
#3. Rasio Risiko dan Profit
Rasio risiko dan profit akan membandingkan jumlah potensi profit yang mungkin didapat trader dengan risiko yang mungkin diterima untuk mencapai profit tersebut. Satu cara termudah untuk menghitung nilai ini yaitu dengan mengevaluasi perbedaan antara order stop dan order limit di satu trading.
Rasio ini sangat penting karena berpengaruh pada strategi yang akan dipilih nantinya. Trader harus mau menghitung guna bisa mengkapitalisasi posisi menang, sementara di sisi lain bisa mengurangi kekalahan secepat mungkin. Minimal rasio risiko dan profit yang umum digunakan yaitu 1:2.
Dengan memahami rasio ini, trader diharapkan mampu mengamati potensi profit hingga ke tahap paling maksimal dengan menggunakan rasio yang positif. Dengan demikian trader akan terbantu terhindar dari kesalahan utama yang sering dipraktikkan oleh mereka yang gagal dalam trading.
#4. Mengatasi Takut Dengan Rencana
Cara terbaik untuk mengatasi rasa takut saat membuka trading yaitu dengan membuat rencana. Aspek ini jelas berpengaruh besar pada manajemen risiko yang nantinya dijalankan trader. Rencana trading mampu menjauhkan trader dari kemungkinan paling buruk saat trading.
Trader setidaknya harus mampu membuat beberapa parameter yang selanjutnya dimasukkan dalam rencana trading, misanya dengan membatasi kekalahan maksimal 5% dalam satu hari. Atau bisa juga dengan menerapkan batasan risiko 1% untuk tiap trading yang dilakukan.
Sikap seperti demikian secara signifikan mampu meningkatkan profit dalam jangka panjang sehingga karir akan lebih terjamin. Pada dasarnya, ketakutan hanya akan menciptakan kekacauan dalam pengambilan keputusan karena pikiran tersugesti dengan sikap ini.
Tiap trader pasti punya alasan sendiri kenapa mau terjun dalam forex, misalnya karena ingin punya waktu luang lebih banyak dengan keluarga, atau memang ingin mencari kaya. Motivasi semacam ini seharusnya sudah cukup bisa digunakan untuk menghilangkan sikap takut dalam trading.
Alasan yang demikian idealnya bisa membuat trader lebih gigih, dan harusnya dicatat di bagian awal dalam daftar rencana trading sebagai pengingat tentang harapan yang ingin didapat dari trading. Kenapa harus ditulis dalam rencana trading? Karena saat trading pikiran kemungkinan lebih sering error.
#5. Forex Sangat Mengintimidasi
Dibanding market finansial lain, kecepatan yang ditawarkan market forex sangat impresif. Fakta bahwa market forex tak pernah tutup hanyalah satu di antara banyak hal menarik yang ditawarkan forex. Belum lagi jika menghitung tingkat likuiditas dibalik pergerakan mata uang yang beredar.
Ketersediaan leverage yang mencapai 400 kali lipat (yang kemudian diturunkan menjadi maksimal 50 kali lipat khusus di Amerika), membuat kecepatan pergerakan harga sangat mengintimidasi trader. Agar tak terpancng dengan kondisi semacam ini, trader harus punya bekal sikap sabar.
Sabar untuk menunggu peluang yang tepat muncul hingga menemukan posisi yang tepat untuk masuk trading. Karena forex begitu mengintimidasi, jauh lebih baik jika trader melakukan analisa lebih dalam terkait peluang trading yang muncul dengan melakukan konfirmasi sinyal lebih dulu.
Apa yang terlihat bagus dalam chart belum tentu memberi hasil sepadan jika trader membuka posisi, dan tak jarang justru berakhir dengan kegagalan. Keadaan bisa bertambah buruk jika trader tak punya persiapan sama sekali terkait kondisi psikologi dan mental trading.
Psikologi trader merupakan aspek utama yang dapat mendukung kesuksesan, dan kesiapan secara mental bisa menjamin trading berakhir sesuai harapan. Untuk mengetahui tingkat kesiapan mental, coba tanya pada diri sendiri, kenapa terjun dalam dunia trading?
#6. Satu Trading Menang Tak Membuat Sukses, Tapi Satu Trading Kalah Bisa Menghancurkan Karir
Dibutuhkan banyak trading untuk mencapai apa yang diinginkan, tapi di antara trading tersebut pasti ada satu yang menguras akun dan bisa mengakhiri karir trader secara singkat. Dengan demikian, trader harus mau belajar salah lebih sering sebagai bentuk pembekalan diri saat trading.
Terdapat banyak aspek fundamental yang berimbas langsung terhadap pergerakan market, dan trader harus waspada pada faktor semacam ini. Gunakan satu teknik trading yang benar-benar dipahami luar dalam dan nyaman digunakan dengan melihat kondisi market yang banyak berubah.
Trader seringnya terpaku pada pergerakan besar dalam market. Memang benar bahwa kondisi semacam ini bisa memberi profit tinggi untuk sekali trading, itu pun jika menang. Bagaimana jika kalah? Situasi sebaliknya akan terjadi, yang mana kerugian besar tak akan terhindarkan lagi.
Trader dituntut mempunyai perspektif berbeda tentang keadaan market, dan harus bisa fleksibel dalam menerapkan strategi bergantung pada situasi market. Tak ada yang tahu dengan pasti ke mana harga akan bergerak selanjutnya, sehingga tiap trading yang dibuka punya peluang terpapar risiko.
Terdapat suatu fenomena tak biasa yang di titik tertentu semua trader pernah mengalami. Beberapa trader mungkin akan mengalami di pertengahan karir, tapi beberapa bahkan mengalami di awal karir. Bahwa, cepat atau lambat trader pasti akan mengalami kekalahan, baik skala besar atau kecil.
Yang terjadi selanjutnya yaitu bagaimana trader berdamai dengan kekalahan trading yang didapat. Beberapa mungkin akan cepat bangkit, tapi trader lain mungkin akan pensiun dini dari dunia trading karena merasa terpukul dengan masifnya kekalahan yang didapat.