Pergerakan market forex kadang tak bisa diprediksi, dan stop-loss merupakan salah satu mekanisme paling efektif yang bisa digunakan trader untuk melindungi trading dari potensi kalah trading. Stop-loss dalam forex berbeda-beda dalam bentuk dan cara penerapannya.

Stop-loss merupakan suatu fungsi yang ditawarkan oleh broker untuk membatasi kekalahan dalam market yang mengalami volatilitas karena bergerak ke arah berlawan dari posisi trading. Fungsi ini diimplementasikan dengan mengatur level stop-loss dengan jumlah pip yang spesifik dari poin masuk.

Kenapa Order Stop-Loss Sangat Penting?

Stop-loss bisa diterapkan pada posisi long atau short sehingga membuatnya sebagai salah satu alat yang paling berguna untuk berbagai strategi trading forex. Order stop sangat penting untuk berbagai alasan, tapi satu asalan mendasar untuk memakainya yaitu karena tak semua trader bisa melihat masa depan.

Tak masalah seberapa kuat setup trading yang dibuat, atau seberapa banyak informasi yang didapat mengenai arah pergerakan market, nilai mata uang dalam market tetap tak bisa diketahui secara pasti. Oleh karenanya, tiap posisi trading yang dibuka rentan terkena risiko.

Dalam suatu temuan riset, trader sebenarnya menang saat trading berbagai mata uang di kebanyakan waktu. Bahkan rasio kemenangan yang didapat hampir lebih dari 50% jika memilih mata uang mayor, tapi karena manajemen keuangan yang buruk, trader sering kehilangan uang jika menghitung saldo.

Dari sini, trader bisa saja kehilangan lebih banyak uang lagi daripada kemungkinan profit yang dihasilkan dari trading. Trader sebenarnya bisa menemukan masalahnya dengan melihat posisi profit target dan stop-loss, lalu membandingkan posisi dua entry order tersebut.

Satu contoh, jika trader membuka posisi dengan order stop 50 pip, berarti trader mencari 50 pip sebagai target profit. Itu sebabnya, jika trader menang dari separuh trading yang dilakukan, trader tetap punya posisi bagus untuk mendapat profit dari satu trading yang dilakukan.

Semisal trader mampu memenangkan trading sampai 51% dari keseluruhan trading, trader punya potensi besar untuk mulai mendulang profit tetap. Suatu langkah awal yang diperlukan untuk menjadi trader sukses, tentunya dengan memanfaatkan stop-loss dan target profit.

Strategi Jitu Memakai Stop-Loss

#1. Mengatur stop-loss statis

Trader bisa mengatur stop pada saat harga statis untuk mengantisipasi posisi stop-loss sebelumnya, dan tak merubah posisi stop sampai order tersentuh oleh pergerakan harga. Keunggulan mekanisme stop semacam ini terletak pada kesederhanaannya dan kemampuannya untuk memastikan bahwa trader mendapatkan risiko minimal.

Sebagai contoh, mari pertimbangkan trader swing asal di Amerika yang berencana membuka trading selama sesi Asia terbuka, dengan membuat antisipasi bahwa volatilitas pada sesi Eropa dan Amerika akan berpengaruh banyak ke trading yang dibuka.

Trader bermaksud memberi ruang lebih supaya trading mendapat cukup ruang gerak, tanpa terlalu banyak memberi ekuitas karena takut salah, sehingga trader mengatur stop-loss statis 50 pip ke semua posisi, begitu juga dengan profit target dan order limit yang diatur 50 pip.

Jika trader ingin mengatur 1:2 untuk rasio risiko dan profit pada tiap posisi yang dibuka, trader secara mudah bisa mengatur stop-loss statis di 50 pip, dan limit statis di 100 pip untuk tiap trading. Dengan demikian, trader memberi risiko setengah dari kemungkinan profit yang didapat.

#2. Stop-loss statis berdasarkan indikator

Beberapa trader memanfaatkan stop-loss statis hingga ke tingkat lebih jauh, dan beberapa mendasarkan jarak stop-loss statis dengan indikator forex seperti average true range (ATR). Keuntungan utama dibalik trik ini yaitu bahwa trader sebenarnya memakai data informasi market sebenarnya untuk membantu mengatur posisi stop.

Jadi, semisal trader mengatur stop-loss 50 pip dan limit statis 100 pip seperti di contoh sebelumnya, apa artinya stop 50 pip dalam market yang mengalami volatilitas, dan apa artinya stop 50 pip dalam market yang sepi? Pada market yang sepi, 50 pip bisa berarti pergerakan besar.

Dalam market dengan volatilitas tinggi, 50 pip bisa dianggap tak ubahnya terlihat sebagai suatu pergerakan kecil. Indikator seperti ATR dan pivot point memungkinkan trader untuk menganalisa data informasi market terbaru guna membuat opsi manajemen risiko lebih akurat.

#3. Trailing stop manual

Untuk trader yang menginginkan kontrol lebih, stop-loss bisa diubah secara manual oleh trader ke posisi lain yang dikehendaki. Chart berikut menunjukkan pergerakan stop secara manual pada posisi short. Karena posisi bergerak sesuai arah trading (ke bawah), trader bisa menurunkan secara bertahap.

#3. Trailing stop manual
Sumber: google.com

Saat tren tiba-tiba berbalik arah dan membentuk poin harga tinggi baru, posisi stop-loss maka tersentuh. Trader bisa menyesuaikan stop-loss manual ke swing tinggi paling rendah pada saat tren menurun menguat. Hal sebaliknya bisa dilakukan jika tren naik bergerak kuat.

#4. Trailing stop

Penting untuk diketahui bahwa beberapa regulator mengijinkan broker untuk menggunakan fungsi trailing stop-loss. Benar bahwa stop-loss statis bisa memberi perbaikan terhadap pendekatan yang diambil trader, tapi beberapa trader memakai stop dengan cara berbeda guna mengelola keuangan.

Trailing stop merupakan order stop yang bisa disesuaikan secara otomatis jika trading bergerak seperti arah yang diprediksi dalam rangka mengelola risiko lebih lanjut jika trading tiba-tiba berbalik. Ambil contoh trader yang mengambil posisi long pada EUR/USD di 1.1720 dengan stop-loss 127 pip di 1.1553.

Jika market bergerak naik ke 1.1720, trader bisa melakukan penyesuaian order stop-loss ke 1.1720 dari stop-loss awal di 1.1553 (lihat gambar di bawah). Ada beberapa hal yang berubah, seperti berubahnya posisi stop-loss ke entry point atau yang biasa disebut dengan break-even.

#4. Trailing stop
Sumber: google.com

Semisal EUR/USD bergerak berbalik arah dan melawan arah, trader setidaknya tak akan menghadapi risiko kalah besar karena stop-loss sudah dipindah ke entry point awal. Stop-loss break-even seperti ini memungkinkan trader untuk menghindari risiko awal saat membuka trading.

Setelah itu, trader bisa mengelola risiko lain untuk memperbesar peluang profit. Jika pun tidak, stop-loss sudah cukup bisa diandalkan untuk menjaga jumlah risiko supaya tak bertambah sehingga posisi terlindungi selama membuka trading EUR/USD.

#5. Trailing stop tetap

Trader juga bisa mengatur trailing stop sehingga order stop akan menyesuaikan. Misalnya, trader dapat mengatur posisi stop-loss agar selalu berubah tiap harga bergerak 10 pip misalnya. Dengan memakai contoh sebelumnya, yang mana trader membeli EUR/USD di 1.3100 dengan stop-loss awal di 1.3050.

Setelah EUR/USD bergerak naik ke 1.3110, order stop-loss akan naik 10 pip secara otomatis ke 1.3060. Jika harga EUR/USD bergerak 10 pip lagi ke 1.3120, order stop sekali lagi akan menyesuaikan 10 pip lagi ke angka 1.3070. Proses ini akan terus berlanjut hingga durasi waktu yang direncanakan sudah habis.

Cara lain, trader bisa menutup trading secara manual untuk menghentikan trailing stop tetap. Pada dasarnya, trailing stop tetap diatur sepenuhnya oleh trader terkait jumlah pip dan durasinya. Jika trading berbalik arah dari poin tersebut, trader akan dikeluarkan di 1.3070 yang merupakan kebalikan dari stop-loss awal 1.3050.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :