Memang benar jika market hanya bisa bergerak naik turun saja, dan dengan menggunakan rasio risiko profit 1:1, berarti ada kemungkinan 50% trader menang. Tapi sayangnya tak begitu. Human error adalah masalah besar, yang selanjutnya membuat prosentase kemenangan turun jauh di bawah 50%.
Trading forex membutuhkan rencana panjang dan mendetil, dan ini tak akan didapat jika trader tak punya pemahaman mendalam tentang kondisi psikis. Ada banyak alasan kenapa hanya ada sedikit trader menang trading, berbanding dengan trader kalah yang jumlahnya bisa mencapai dua kali lipat.
#1. Trading Berlebihan
Entah trading terlalu besar atau trading terlalu sering, dua kondisi ini merujuk pada trading berlebihan yang selanjutnya menjadi sebab utama kenapa banyak trader gagal. Trading berlebihan bisa disebabkan oleh tujuan yang tak realitistis, misalnya mengincar profit besar dengan modal tak seberapa.
Trader seharusnya paham, bahwa butuh modal besar untuk menghasilkan profit besar. Dan salah satu keunggulan utama dari forex yaitu leverage, yang memungkinkan trading dengan modal kecil untuk mendapat profit maksimal. Tapi harapan tak selalu sesuai dengan apa yang terjadi dalam market.
Semua yang berlebihan tak akan mendatangkan hasil bagus, apalagi jika menggunakan leverage tinggi dan trading terlalu sering, yang mana itu bukan sesuatu yang relevan. Sikap ini jelas berbanding terbalik dengan prinsip yang dianut manajemen risiko yang seharusnya dibuat seminimal mungkin.
#2. Modal Tak Cukup
Mempunyai modal trading yang cukup bisa meningkatkan peluang trader untuk tetap survive dalam trading profit jangka panjang. Manfaat lain yaitu mengurangi tekanan psikis saat berada dalam mode trading, selan juga porsi risiko yang diterima menjadi lebih kecil untuk tiap trading.
Inilah pentingnya belajar manajemen keuangan, karena berguna mencegah kehilangan modal. Minimal volume trading forex yang ditawarkan broker hanya 0.01 lot, atau biasa dikenal mikro lot, yang setara dengan 1.000 unit mata uang dasar yang digunakan untuk trading.
Dengan modal yang terbatas, trader harusnya paham bahwa cara terbaik tentunya menyesuaikan kondisi. Aturan umumnya, trader tak boleh memberi risiko lebih 1% dari tiap modal trading. Mengacu pada aturan ini dan modal yang serba terbatas, trading sebaiknya dimulai dari tingkatan terkecil dulu.
#3. Kecanduan Trading
Kecanduan merupakan alasan lain kenapa banyak trader cenderung kehilangan uang saat trading. Forex sangat menguras emosi, terlebih saat terjadi interval jangka pendek atau volatilitas tak tentu arah, yang selanjutnya memompa hasrat untuk mengalahkan market. Semisal tak dikelola dengan baik, situasi ini bisa menghadirkan candu.
Pikiran yang tak lagi jernih meningkatkan stress sehingga tak bisa berpikir rasional. Untuk menghindari skenario buruk ini, trader pelu membuat strategi keluar jika situasi berjalan tak sesuai harapan. Yang harus dipahami, bahwa pergerakan market sepenuhnya di luar kontrol trader.
Kecanduan trading karena ingin mengontrol market tak ubahnya seperti berjudi, alih-alih trading. Saat situasi ini terjadi, trader pintar pasti akan menyadari bahwa beberapa tindakan tak perlu diambil karena justru dapat memperburuk. Market masih buka esok hari, dan peluang lain akan muncul kemudian.
#4. Tidak Adaptif
Volatilitas market punya efek besar pada performa trading, dan durasinya bisa mencapai berjam-jam. Banyak strategi trading melibatkan pemahaman seputar volatilitas market sehingga trader dituntut mengetahui situasi market, terlebih jika pergerakan market berubah tajam.
Saat situasi ini terjadi, trader mungkin tak akan siap meski sudah membuat strategi trading. Untuk trader yang kurang peka pada situasi demikian, kekalahan adalah hal paling mungkin terjadi. Tapi untuk trader yang mampu adaptasi dengan situasi ini, peluang menang masih bisa diraih. Kemauan belajar, riset, sikap adaptif, menyusun rencana, dan mengelola modal, adalah apa yang dibutuhkan trader.
Berita ekonomi, gejolak politik, perubahan suku bunga, dan sentiment pasar merupakan beberapa hal yang harus jadi pertimbangan saat akan masuk trading. Dengan market yang selalu berubah tiap saat, trader diharuskan mempunyai kemampuan adaptasi untuk beragam kondisi market.
#5. Kurang Manajemen Risiko
Kurang pahamnya tentang manajemen risiko termasuk alasan kenapa trader cepat kehilangan uang. Padahal ini tak akan terjadi jika menerapkan mekanisme stop-loss dan target profit otomatis. Dengan memahami ini, trader bisa memperbesar peluang untuk mendapat sukses.
Tak hanya memahami, trader juga harus dapat mengimplementasikan secara benar sesuai prediksi tingkat volatilitas market untuk periode waktu tertentu, termasuk durasi trading yang akan diambil. Selalu ingat bahwa, stop-loss terlalu rendah bisa menghilangkan peluang terbaik, dan target profit tinggi bisa saja tak tersentuh karena market kurang volatilitas.
Sangat direkomendasikan untuk memperlakukan trading layaknya bisnis, dan tiap proyek bisnis pasti butuh rencana. Trader yang serius akan sukarela menginvestasikan waktu dan usaha untuk menyusun strategi trading yang mengedepankan manajemen risiko. Suatu rencana harus mencakup entry point dan exit point, rasio risiko dan profit, juga aturan manajemen keuangan dan risiko.