Apabila anda telah melihat di artikel sebelumnya mengenai beberapa fenomena dalam chart forex, berikut adalah salah satu teknik/strategi yang lahir dari fenomena tersebut; Teknik trading dengan memanfaatkan angka bulat / Round Number.
Terdapat berbagai cara untuk menentukan daerah support dan resistance dalam chart forex, dan ada salah satu studi yang cukup menarik yaitu “psikologi dalam angka bulat”.
Apabila anda telah melakukan kegiatan trading untuk waktu yang cukup lama, tentu anda akan menemui kejadian yang ganjil dimana harga cenderung bereaksi terhadap angka-angka bulat (seperti level .9900 atau .9800 pada pair AUD/USD; seperti yang tercantum pada chart dibawah).
Seperti yang anda ketahui, letak titik keseimbangan berada di angka/level 1.0000 untuk pair AUD/USD; ketika 1 dolar australia bernilai sama dengan 1 dolar amerika. Manusia pada umumnya, memiliki kecenderungan untuk mengutamakan hal yang simpel / sederhana; dalam hal apapun. Sehingga hal-hal seperti ini dapat terjadi/tercermin dalam chart forex. Dan demi preferensi pribadi akan hal yang sederhana tersebut, kebanyakan orang akan membulatkan angka ordernya keangka yang bulat.
Pada chart diatas, para trader berusaha memasang order sell ketika harga mencapai atau mendekati angka 1.0000; dan tidak lama kemudian harga mulai bereaksi terhadap angka bulat tersebut. Hal ini cukup menjadi konfirmasi atas keabsahan teknik ini.
Lantas, apa sebenarnya angka bulat tersebut dalam forex ?
Para trader mungkin akan menggolongkan angka-angka yang memiliki setidaknya 2 angka nol seperti 1.31000 pada EUR/USD, 1.57000 pada GBU/USD, atau 132.00 pada GBP/JPY sebagai angka bulat. Pada chart dibawah akan kita lihat bersama angka “double zero” ini bersama-sama.
Harga pada chart diatas bereaksi terhadap level dengan kelipatan 100 pip. Terlebih hal ini juga berhubungan langsung dengan rata-rata pergerakan harian EUR/USD dalam hitungan pip.
Beberapa trader bahkan melakukan pembagian yang lebih dalam dengan membagi chart mereka dalam rentangan 50 pip atau yang berkaitan dengan angka tengah dari 2 batasan diatas. Seperti contohnya, 1.31500 pada EUR/USD atau 131.50 pada GBP/JPY dapat dimanfaatkan sebagai level tersendiri, layaknya level “double zero”. Marilah kita sebut sebagai level “50”.
Apabila kita memanfaatkan level 50 dalam chart yang sama seperti sebelumnya, maka penampakan chart akan menjadi seperti ini.
Perhatikan dalam chart diatas terdapat banyak pantulan / pergerakan harga yang terjadi ketika harga tersebut menyentuh level 50 maupun level double zero.
Nah, marilah kita lihat kembali “swing” yang terjadi ketika harga menyentuh level-level tersebut pada chart dibawah.
Hal inilah yang menyebabkan level-level ini dapat berperan aktif sebagai level support dan resistance dalam chart; karena para trader memperhatikan, peduli dan meletakkan batasan order nya (take profit, stop loss, dan pending order) pada level-level tersebut. Namun, tidak semua dari level 50 atau double zero dapat menjadi support / resistance yang kuat sehingga anda masih memerlukan indikator lain untuk menyempurnakan analisa anda.
Namun, semakin bulat angka harga yang ada pada chart, maka semakin kuat pula posisi harga tersebut untuk dijadikan support/resistance menurut strategi ini. Marilah kita lihat bersama contoh pergerakan harga ketika menyentuh level yang kuat di 1.30000 (EUR/USD), pada saat terjadinya krisis moneter di wilayah uni eropa.
Ketika harga menyentuh level 1.3000, harga memantul kembali sebanyak 3 kali sebelum akhirnya turun jauh ke level 1.2500 (kembali ke angka bulat).
Dalam banyak hal, level-level psikologi (50 atau double zero) yang belum dijadikan support atau resistance dalam pergerakan harga sekarang dapat dipandang sebagai titik pivot. Secara umum, angka bulat seperti 1.30000 pada EUR/USD atau 1.000 pada AUD/USD dan USD/CAD akan menarik perhatian para trader dan banker ketimbang level 1.31000 pada EUR/USD; Pengambilan keputusan pada tingkat banker akan selalu memperhatikan level-level yang benar-benar bulat, sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar pada angka bulat tersebut.
Kemudian, bagaimana dengan range Stop loss dan Take profit ?
Terdapat 2 pendekatan; yang pertama adalah dengan menggunakan metode yang mirip dengan scalping, dimana besaran range SL yang anda pasang sedikit lebih besar daripada TP. Contohnya :
- SL 30 pip, TP 15 pip; atau
- SL 20 pip, TP 5 pip.
Atau dengan menggunakan pendekatan strategi / teknik trading price action, dimana besaran SL dan TP setara dengan range support/resistance berikutnya dengan perbandingan SL:TP = 1:2 atau 1:3. Contohnya :
- Apabila level support/resistance selanjutnya berjarak 50 pip, maka TP=50 pip dan SL=25 pip; atau
- dengan jarak support/resistance yang sama, TP=50 pip dan SL=15 pip.
Kembali, penentuan SL dan TP bergantung sepenuhnya pada manajemen resiko yang anda terapkan, dan juga pada style trading yang anda miliki.
Semoga artikel ini dapat membantu menyempurnakan analisa teknikal yang anda lakukan dalam trading.