Bagaimanapun juga, akan sangat berguna jika trader bisa mendapat informasi mendalam tentang kekuatan atau kelemahan market. Satu jenis alat yang umum dipakai analis teknikal untuk tujuan ini yaitu oscillator. Alat teknikal ini mampu menampilkan apakah market overbought atau oversold.

Williams percent range termasuk jenis indikator, lebih spesifiknya oscillator, paling populer untuk menentukan apakah market sedang ada dalam area overbought atau oversold. Indikator ini diberi nama sesuai dengan pendirinya, yaitu Larry Williams yang merupakan trader komoditas.

Williams sebenarnya sudah banyak membuat indikator teknikal lain dengan berbagai spesialisasi, dan Williams percent range termasuk salah satu indikator buatannya yang dikenal luas oleh para trader. Fungsi utamanya yaitu mengukur kekutan harga dengan melihat kondisi oversold dan overbought.

Perhitungan Indikator Williams Percent Range

Kebanyakan oscillator menampilkan angka 0-100 untuk menunjukkan kondisi market, tapi indikator Williams percent range menampilkan nilai yang berbeda, yaitu antara -100% sampai 0%. Dari kisaran tersebut, -100% mewakili kondisi oversold ekstrim, dan 0% mengindikasikan kondisi overbought ekstrim.

WPR = (nth high – close) / (nth high – nth low) x -100

Williams percent range menggunakan perhitungan yang cukup sederhana dengan formula di atas. Nth high di atas merupakan titik tertinggi dari periode N sebelumnya, dan nth low merupakan titik terendah dari suatu periode N sebelumnya. Close yang dimaksud merupakan penutupan untuk periode saat ini.

Rumus tersebut diciptakan untuk mengukur seberapa dekat posisi market dengan posisi range. Nilai -100% berarti kedekatan saat ini merupakan titik terendah dari periode N terakhir. Nilai 0% berarti bahwa market saat ini sedang ada di titik tertinggi dari periode N terakhir.

Nilai di antara keduanya menunjukkan proporsi di mana market berdiri di antara dua kemungkinan ekstrim. Tapi trader tak pelu bersusah diri untuk menghitung sendiri, platform trading sudah menyediakan perhitungan otomatis lewat pilihan indikator Williams percent range.

Parameter utama yang harus dicermati saat memakai indikator Williams percent range pertama kali yaitu periode N. Periode default yang dimunculkan yaitu 14, tapi Williams sendiri menyarankan agar memakai 10 periode meski trader bisa memilih periode sendiri sesuai strategi yang dianut.

Trading Dengan Indikator Williams Percent Range

Pelabelan oversold and overbought pada market tak jarang sedikit ‘menipu’ karena tak bisa digunakan untuk mengisolasi atau memprediksi pembalikan harga pada market. Satu cara terbaik yaitu dengan berpikir bahwa overbought sebenarnya mewakili tekanan membeli di market.

Dalam kondisi sebaliknya, oversold mengindikasikan akan munculnya tekanan untuk menjual kapanpun di market. Tapi satu yang paling sulit yaitu bahwa trader tak akan pernah tahu berapa lama partisipan market akan mempertahankan tekanan yang masih berlangsung, baik overbought dan oversold.

Trader hanya tahu bahwa suatu di suatu titik seanjutnta pasti akan terjadi pembalikan harga di market, tapi trader tak akan pernah tahu kapan. Dalam kata lain, pergerakan indikator ke area overbought dan oversold tak memberi gambaran apapun terkait kapan terjadinya pembalikan.

Harap dicatat, indikator Williams percent range akan mengindikasikan overbought jika harga cukup tinggi untuk mendekati titik tertinggi baru, dan mengindikasikan oversold jika harga saat ini mendekati titik terendah. Jadi jika tren market sedang naik, ada kemungkinan akan membuat titik tinggi baru.

Situasi yang sama akan terjadi saat tren menurun, yang mana akan terjadi titik terendah baru. Pada saat ini, Williams percent range akan memberi informasi pada trader apakah market mengalami overbought saat tren naik, atau keadaan oversold saat market sedang mengalami tren menurun.

Menjual sampai tren naik dan membeli sampai tren turun merupakan kesalahan besar yang bisa diambil trader. Jadi cara terbaik memakai indikator yaitu dengan menghindari market yang sedang ada pada posisi tren. Strategi semacam ini hanya akan bekerja saat overbought dan oversold sudah terindikasi.

Untuk melakukan ini, trader harus secara benar bisa menganalisa kondisi yang berlangsung di market. Cara terbaik menganalisa yaitu dengan melakukan observasi sederhana lewat pergerakan harga, yaitu dengan melihat ekor tertinggi teratas dan tertinggi terbawah yang merupakan indikasi tren naik.

Atau bisa juga dengan melihat titik terendah terbawah dan terendah teratas yang merupakan indikasi tren menurun. Trader juga bisa melihat indikator dengan menunggu tanda kalau arah tekanan sedikit mereda. Mari ambil contoh saat indikator Williams percent range bergerak di atas angka 80.

Trader pasti sadar kalau market sedang dalam area overbought yang sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai peringatan kemungkinan terjadinya pembalikan harga. Tapi trader tak akan pernah tahu berapa lama tekanan membeli dalam market akan bertahan, jadi trader harus mau menunggu.

Trader harus mau menahan posisi trading hingga waktu lama hingga oscillator menetap di atas angka 80. Begitu indikator menunjukkan posisi keluar dari area oversold, trader bisa mengambil posisi short dalam market. Dalam hal ini, trader dituntut lebih sabar dan cermat menunggu market.

Kombinasi Dengan Indikator Lain

Satu cara terbaik memanfaatkan indikator Williams percent range yaitu dengan mencoba menambah indikator lain. Aturan paling umum, gunakan indikator yang berlainan jenis guna mendapat gambaran market dari perspektif lain, alih-alih hanya memakai satu indikator saja.

Sebagai contoh, trader bisa memanfaatkan indikator volume yang bisa membantu melihat market tak hanya dari sisi pergerakan harga saja, tapi juga membantu trader mendapat informasi lebih banyak tentang kondisi terbaru lain yang sedang berlangsung di market.

Tujuan dari perpaduan indikator yaitu untuk menghilangkan sinyal trading palsu yang sering muncul sehingga sinyal yang dihasilkan jadi lebih berkualitas. Dalam kata lain, indikator tambahan yang dimaksud bisa dimanfaatkan sebagai alat konfirmasi dan filter.

Jika indikator kombinasi menampilkan hasil berbeda dalam membaca satu sinyal, jauh lebih masuk akal jika segera keluar dari trading guna menghidari potensi kalah. Tapi apapun kombinasi yang nantinya dipilih, baiknya uji coba lebih dulu lewat akun demo.

Selalu ingat, tak ada satu indikator yang benar-benar befungsi sempurna, jadi trader perlu menerapakan manajemen risiko yang layak pada tiap trading guna mengurangi risiko. Dengan demikian, trader bisa lebih percaya diri menatap trading dan semakin mempertebal sikap disiplin trading.

Dalam akun demo, trader juga diperkenankan untuk mencoba dan merubah berbagai setingan periode N dari indikator Williams percent range dalam lingkungan yang aman. Dengan begitu, trader tak akan kehilangan modal apapun karena memakai uang virtual, juga lebih bebas mencari strategi yang pas.

Pada dasarnya, indikator Williams percent range merupakan alat sederhana yang akan menbandingkan keadaan market saat ini dengan keadaan market sebelumnya, atau dalam periode yang dipilih. Dengan melakukan ini, trader bisa mendapat gambaran penuh tentang kondisi overbought dan oversold.

Walau begitu, indikator Williams percent range juga mampu bekerja optimal untuk market dengan kondisi range. Dan penerapannya pada market tren harus didasari dengan kehati-hatian tinggi karena menyediakan banyak risiko tingkat tinggi.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :