Salah satu alat yang digunakan untuk membuat prediksi harga market dalam forex yaitu dengan analisa teknikal. Metode analisa teknikal memakai berbagai komponen yang berkaitan dengan data. Candlestick merupakan bagian dari analisa teknikal yang berguna memprediksi laju mata uang, apakah mengalami peningkatan atau pelemahan.

Candlestick biasanya berupa grafik naik turun, dan kadang sulit bagi trader pemula untuk membacanya. Data yang diolah biasanya berasal dari chart candlestick sebelumnya. Candlestick punya peran penting dalam trading forex karena memiliki kemampuan memprediksi apakah pergerakan nilai mata uang selanjutnya akan naik atau turun.

Pergerakan grafik yang terjadi pada candlestick umumnya dipengaruhi oleh tekanan penjual dan pembeli. Perang harga dari keduanya akan membuat grafik dari candlestick selalu berubah-ubah. Ketika melihat pergerakan dari grafik candlestick, kadang muncul sebuah ekor yang biasa disebut dengan sumbu candle.

Cara Menganalisa Dengan Candlestick

#1. Candlestick perlawanan

Jika pernah menemukan grafik candlestick yang bergerak ke satu arah, maka market tersebut berarti sedang didominasi oleh salah satu penjual atau pembeli. Sebagai contoh, jika pembeli sedang mendominasi market, maka grafik yang ditunjukkan oleh candlestick akan bergerak searah naik.

Ini masih disertai dengan catatan, bahwa tidak ada perlawanan dari penjual. Jika terjadi perlawanan dari pihak penjual, maka akan muncul ekor candle sehingga trend market akan berbalik arah.

#2. Candlestick percepatan

Antusiasme market yang tinggi biasanya ditunjukkan dengan body grafik candle yang leih besar daripada sebelumnya. Maka jika banyak trader sangat antusias untuk open posisi, maka ini bisa menjadi sebuah kekuatan yang dapat merubah pergerakan arah market.

Terlebih jika sama sekali tidak ada perlawanan baik dari penjual maupun pembeli, maka grafik candle yang terbentuk akan searah dan semakin membesar. Diperlukan kejelian tersendiri saat membaca candlestick, karena belum tentu grafik yang naik merupakan sinyal bagus untuk membeli.

#3. Candlestick perlambatan

Grafik yang ditampilkan pada candlestick perlambatan merupakan kebalikan dari candlestick percepatan. Jika pada candlestick percepatan trader sangat antusias terhadap market, maka pada candlestick perlambatan sangat dipengaruhi oleh keraguan trader untuk open posisi pada market.

Keraguan bisa terjadi karena trader melihat market terlalu rendah atau tinggi, dan market berada pada titik resistance. Karena tak ada trader yang open posisi, maka tidak ada pergerakan. Dengan mengetahui kemungkinan grafik selanjutnya, trader bisa mengambil keputusan apakah akan open posisi lalu buy and sell atau tidak.

#4. Candlestick berbalik arah

Jika dalam market sudah terjadi kejenuhan biasanya akan ada sebuah pihak yang berniat untuk mengakhiri tren yang terjadi, dengan maksud agar tren berbalik arah. Untuk membalik arah diperlukan sebuah percobaan yang biasa disebut dengan tes kondisi.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah market bisa benar-benar dibalik arah atau tidak. Grafik candlestick berbalik arah ditandai dengan ekor candle yang panjang namun berlawanan dengan arah tren.

#5. Candlestick konvergen

Ketika satu trader ingin harga naik tapi banyak trader lain ingin harga turun, satu trader tersebut sebenarnya sangat mudah untuk dikalahkan karena tak bisa menggerakkan market. Kondisi candlestick konvergen sebenarnya lebih dipengaruhi oleh banyak pihak yang ingin mendapatkan harga terbaik, walaupun market sudah berbalik arah.

Kondisi ini dapat terjadi jika harga tertarik lebih tinggi atau lebih rendah untuk mendapat harga terbaik. Dengan menggunakan data yang diperoleh dari candlestick, trader bisa memperkirakan grafik seperti apa yang akan terbentuk selanjutnya.

Strategi Menggunakan Indikator Bollinger Bands

Dalam investasi forex, untuk mendapat profit yang besar trader harus bisa menganalisa pergerakan mata uang. Ada dua jenis analisa yang digunakan, yaitu analisa teknikal yang berkaitan dengan berbagai komponen data, dan analisa fundamental yang berdasar pada kondisi ekonomi.

Dalam prakteknya, salah satu alat teknikal yang dibutuhkan untuk melakukan analisa teknikal yaitu indikator Bollinger. Indikator ini berfungsi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk masuk dalam market forex.

Bollinger band, atau yang biasa dikenal dengan indikator Bollinger, merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas market. Indikator Bollinger bands bisa memberi tahu trader apakah market dalam keadaan ramai atau tenang.

Dengan mengetahui kondisi market, trader diharapkan mampu menerapkan strategi yang tepat untuk menghadapi market. Meski demikian, hasil presdiksi akan lebih akurat lagi jika indikator Bollinger bands dipadukan indikator volume dengan memanfaatkan chart candlestick.

#1. Strategi bounce trading Bollinger Bands

Indikator Bollinger merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan para trader sebagai alat atau komponen utama untuk analisa. Selain dapat mengukur tingkat volatilitas market, indikator Bollinger juga dapat digunakan untuk memprediksi rentang harga suatu pair mata uang.

Indikator Bollinger bands umumnya terdiri dari tiga garis yang berubah sesuai pergerakan harga, yaitu lower bands, middle bands, dan upper bands. Ada banyak pilihan strategi dengan memanfaatkan indikator Bollinger bands agar analisa bisa sesuai prediksi.

Middle bands sebenarnya terbentuk karena pergerakan rata-rata mata uang dan biasanya digunakan untuk menentukan lower band atau upper band. Dalam membuat strategi dengan indikator Bollinger bands trader biasa memilih beberapa cara, salah satunya simple moving average atau moving average.

Banyak trader yang memilih cara ini karena lebih mudah dipahami. Middle bands merupakan garis tengah yang terjadi karena volatilitas market yang kadang sepi dan terkadang ramai. Jika volatilitas pada market makin tinggi, maka jarak antara tiap bands akan melebar, dan begitu juga sebaliknya.

Dari sinilah trader akan mendapat informasi bahwa keadaan market sedang tenang atau lagi ramai. Keadaan market yang tenang ditunjukkan oleh jarak yang sempit pada pergerakan bands. Jika market sedang ramai, maka jarak antar garis atau bands akan semakin melebar.

#2. Strategi breakout trading Bollinger Bands

Kelebihan dari indikator Bollinger bands yaitu dapat dimanfaatkan untuk mengenali peluang breakout. Grafik Bollinger bands yang rapat menandakan bahwa market sedang dalam keadaan tenang, ini dikarenakan para trader masih belum yakin apakah harga akan bergerak naik atau turun.

Kondisi ini menciptakan situasi sama kuat antara pembeli dan penjual, sehingga harga bergerak dalam range sempit. Karena pergerakan harga sangat tipis, maka Bollinger band menunjukkan grafik sempit. Bollinger band yang menyempit biasanya diikuti lonjakan pergerakan harga, entah turun atau naik.

Kondisi inilah yang memicu breakout, yaitu saat Bollinger bands melebar sangat cepat hingga mengarah ke lower bands atau upper bands. Kondisi ini dapat menjadi sinyal untuk trader agar melakukan eksekusi, baik itu open posisi maupun close posisi.

Jika harga menembus upper band, maka order yang diambil adalah buy. Sebaliknya, jika indikator Bollinger menunjukkan lower bands maka trader bisa mengambil posisi sell. Meskipun indikator Bollinger banyak digunakan trader, namun hasil prediksi ini tidak selalu akurat 100%.

Setiap indikator pastinya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk Bollinger bands. Terlebih pada kondisi breakout, akan terjadi loss besar jika analisa tak dibuat hingga tuntas. Meski demikian, untuk membaca peluang profit dalam forex, indikator Bollinger sangat diperlukan. Terutama untuk mengetahui peluang yang akan muncul pada grafik selanjutnya.

 

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :