Awal mulanya, pergerakan dolar amerika terhadap mata uang lain yang menjadi lebih signifikan dari tahun-tahun sebelumnya memupuk trend investasi baru di masyarakat internasional; Forex Trading. Dan kemudian trend tersebut mulai merebak di negara Indonesia, seiring dengan gencarnya promosi broker-broker asing; baik yang teregulasi dan yang tidak teregulasi. Namun, Besaran dana yang masuk dari para trader menunjukkan hasil yang sebanding dengan besaran pencairan dana dari para trader yang sudah ahli / expert.
Mengapa para trader secara umum justru mengalami kekalahan dalam forex ketika pergerakan pasar sedang dalam kondisi yang sehat ?
Kebanyakan trader forex telah memiliki pengalaman trading yang cukup mumpuni, sehingga analisa teknikal dan fundamental yang mereka miliki juga cukup bagus. Bahkan kenyataannya, dalam history transaksi yang dijalankan para trader ini, 50% diantaranya adalah transaksi yang menghasilkan profit / win.
Diambil dari data broker forex ternama untuk 15 pair dari tanggal 1/3/2014 hingga 31/3/2015
Chart diatas menunjukkan hasil dari lebih dari 43 juta transaksi yang dilakukan para trader diseluruh dunia dari kuartal 2 2014 hinggal akhir kuartal 1 2015. Warna biru menunjukkan presentasi transaksi yang berujung profit bagi para trader sementara warna merah berarti kekalahan bagi para trader.
Seperti yang dapat kita lihat bersama, rata-rata win trade yang dihasilkan para trader mencapai angka 50% untuk pair-pair ternama; lantas kemudian, apa yang menyebabkan para trader ini merugi ?
Diambil dari data broker forex ternama untuk 15 pair dari tanggal 1/3/2014 hingga 31/3/2015
Warna biru menunjukkan jumlah rata-rata pips yang dikantongi para trader ketika memenangkan sebuah posisi/transaksi. Sementara warna merah berarti sebaliknya. Walaupun rasio kemenangan para trader berkisar di angka 50%, namun para trader ternyata lebih banyak kehilangan uang dalam loss trade daripada yang mereka hasilkan dari win trade.
Dan semakin volatile pair yang mereka pakai, maka semakin besar pula dampak yang dirasakan. Contohnya pada cross-pair seperti GBP/JPY, AUD/JPY, EUR/GBP, dan lain-lain; dikarenakan rata-rata pergerakan harian (dalam pips) cross-pair tersebut jauh lebih besar daripada pair-pair umum (EUR/USD, AUD/USD, GBP/USD, USD/JPY, dan seterusnya).
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kejadian diatas ?
Segera Close saat anda mengalami Loss, dan Maksimalkan profit yang anda dapatkan ketika dalam posisi Win
Sudah tentu hampir semua teknik trading / buku / para trader profesional menyarankan hal yang senada dengan saran diatas. Ketika anda berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, segera close posisi tersebut. Semakin sedikit loss yang anda terima, semakin baik; karena hal tersebut berarti jumlah modal anda tidak akan berkurang banyak dan dapat dipakai dalam trade selanjutnya. Dan ketika dalam posisi yang menguntungkan; dimana analisa anda benar, jangan takut untuk mengambil margin keuntungan yang lebih besar. Dengan cara ini, anda dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar (jika dikurangkan dengan loss yang anda terima).
Terdengar sederhana memang, namun ketika kita terjun dalam trading, seringkali apa yang kita rasakan berkebalikan dengan hal tersebut. Seberapa sering kita bertahan pada posisi loss dengan harapan :
“Sebentar lagi reversal kok, tenang aja.”
dan lainnya yang sejenis. Sementara ketika kita dalam posisi win, kita justru menutup posisi kita secepat-cepatnya (dengan asumsi anda tidak sedang memakai teknik trading scalping) karena kita takut akan kehilangan profit yang telah kita dapatkan. Biasanya sembari kita berkata seperti ini :
“Tutup dulu aja deh, nanti kan bisa open trade lagi.”
Nah, hal inilah yang membuat besaran loss anda lebih besar daripada profit yang anda hasilkan, walaupun rasio analisa win trade anda diangka 50%.
Solusi apa yang bisa kita terapkan ?
-
Tentukan Risk / Reward Ratio anda
Dengan asumsi rasio trade win anda di angka 50%, apabila anda memakai rasio 1:1, dimana pip yang anda harap untuk dapatkan sebanding dengan jumlah pip yang anda perkirakan akan hilang dari balance anda; maka perjalanan trade balance anda akan stuck / berjalan ditempat. Namun apabila anda memakai rasio 1:2 (Risk 1 : Reward 2) maka anda akan mendapatkan profit yang lebih besar dari loss anda, dengan asumsi yang sama.
Besaran Risk/Reward yang anda pakai tergantung dengan jenis trading yang anda pergunakan. Entah itu Intraday trading (baik teknikal / fundamental), Scalping, atau bahkan Long-term trading; kesemuanya memiliki besaran Risk/Reward yang berbeda dan telah dijabarkan dalam penjelasan teknik trading tersebut.
-
Manfaatkan fitur Stop loss / Take Profit / Trailing Profit dan Limit Trade
Setelah anda memutuskan untuk menjalankan jenis trading tertentu yang sesuai dengan anda dan menentukan rasio Risk/Reward; langkah selanjutnya adalah untuk konsisten menaati Risk/Reward tersebut. Dalam pembahasan diatas sudah diterangkan mengenai tendensi manusia untuk berharap; berharap harga berbalik sehingga posisi loss anda menjadi profit, dan segera close posisi ketika sedang dalam posisi win; Kita harus melampaui kebiasaan ini dan menghilangkan faktor emosi dari trading kita. Cara paling baik adalah dengan menetapkan Stop Loss dan Take profit dari awal kita membuka posisi. Karena dengan cara ini kita dapat menerapkan Risk/Reward yang telah kita tentukan. Langkah selanjutnya adalah dengan tidak mengutak-atik SL/TP yang sudah kita terapkan. Yang boleh kita lakukan adalah dengan menambahkan Trailing Profit kedalam posisi yang kita buka, sehingga ketika harga menyentuh TP, server akan menggeser SL dan TP kita ke angka yang kita kehendaki secara dinamis. Langkah-langkah ini adalah bagian dari “money management” yang dilakukan oleh trader-trader besar/profesional atau bahkan banker.
Apakah aturan tersebut benar-benar dapat mengantarkan kita ke pertumbuhan balance yang positif ?
Chart diatas menunjukkan besaran balance yang dapat diraih para trader ketika menerapkan SL dan TP sesuai dengan Risk/Reward yang mereka tentukan sendiri. Garis biru berarti bahwa mereka secara manual melakukan close terhadap transaksi mereka, sementara garis merah adalah trader yang memakai SL dan TP untuk menutup transaksi mereka.
Setelah membandingkan 2 hasil tersebut, anda dapat melihat bahwa tidak ada perbedaan yang cukup berarti; “toh dua-duanya sama-sama profit”. Namun secara umum, hasil dari trader pada garis merah lebih baik, dan menghasilkan hasil positif yang lebih konsisten. Drawdown lebih kecil, dan grafik balance mereka jauh lebih bagus.
Apabila anda diberi pilihan untuk menjadi seperti trader garis merah atau trader garis biru. Yang mana yang anda pilih ?