Analisa teknikal menyediakan kedalaman informasi sehingga memungkinkan trader forex mendapat gambaran jelas dengan cara berbeda meski hanya dengan melihat sebuah chart. Informasi yang didapat ini bisa membantu trader mencari peluang terbaik sekaligus saat membuat keputusan.
Ada beragam analisa teknikal yang umum dipakai, seperti statistik, chart, dan indikator teknikal. Sebagai awalan, indikator teknikal yang dimaksud di sini beda dengan analisa teknikal. Karena sangat penting, analisa teknikal bisa memengaruhi hasil trading dalam market forex.
#1. Session highlighter
Market forex buka 24 jam penuh, sehingga di belahan dunia yang lain masih ada yang buka. Contohnya, setelah sesi London buka, lalu dilanjut dengan sesi New York, lalu Sidney dan Tokyo. Sebelum sesi Tokyo tutup, sesi London sudah buka lagi. Ini baru menghitung market besar saja, belum market kecil.
Karena market global ukurannya bervariasi, tiap sesi yang berlangsung punya karakteristik tak sama untuk tiap pasangan mata uang. Ukuran ini bisa dilihat dari seberapa banyak transaksi mata uang yang terjadi, dan berapa banyak pasangan mata uang yang ditransaksikan.
Session highlighter secara otomatis akan menarik garis lurus pada chart harga saat sesi market besar tutup atau buka. Ada beberapa session highlighter yang tersedia dan bisa ditambahkan ke platform trading forex. MT4, salah satu platform paling familiar, menyediakan session highlighter yang bisa diunduh di bawah tab ‘Code Base’.
#2. Forex volatility tool
Alat ini bisa menunjukkan seberapa banyak pergerakan satu pasangan mata uang dalam satu hari, pergerakan dalam satu jam tiap hari, berapa banyak pergerakan harian dalam seminggu, juga menunjukkan perubahan volatilitas untuk hari tertentu (volatilitas hari Senin vs. Kamis, misalnya).
Alat volatilitas seperti ini memberi informasi mendalam tentang pergerakan mata uang di jam tertentu dan di hari tertentu. Informasi ini lalu bisa diterapkan untuk membantu menilai apakah trading yang dilakukan punya peluang bagus sehingga mencapai target atau tidak.
Statistik volatilitas tak akan memberi tahu ke arah mana harga bergerak, tapi akan memberi tahu perkiraan seberapa jauh harga bergerak. Forex volatility tool tersedia dalam berbagai format dan tingkat komplektisitas. Tapi dengan alat ini, trader akan lebih unggul dalam memprediksi seberapa jauh pergerakan harga mata uang yang terjadi dalam market.
#3. Data COT dan position summaries
Beberapa broker forex menyediakan data berupa rangkuman posisi trader yang lain. Sebagai contoh, data rangkuman menunjukkan kalau trader yang trading dengan USD/EUR, 60% menggunakan long-trade, sedang 40% memakai short. Tentu tak akan cukup kalau hanya memakai satu perbandingan.
Tapi dengan melihat rasio pergerakan saat harga berubah bisa menyajikan kedalaman informasi tentang bagaimana harga bergerak di waktu mendatang. Ini berguna untuk menentukan kapan waktu keluar masuk saat profit atau rugi. Itu sebabnya, posisi trader dan pergerakan harga saat ini bisa menjadi data berharga untuk beberapa waktu ke depan.
Semisal data menunjukkan satu mata uang ditransaksikan secara long hingga 90%, ada kemungkinan tren pembalikan terjadi. Jika 90% trader memakai long, itu berarti sebagian besar trader sudah membeli, dan hanya ada sedikit trader yang terus mencoba menaikkan harga. Saat sudah tak ada lagi yang membeli, harga akan bergerak ke arah berlawanan. Trader yang sudah membeli lalu mulai menjual lagi.
#4. Correlation tool
Beberapa pasangan mata uang akan bergerak searah, yang lain bergerak lawan arah, dan beberapa bergerak secara independen. Saat dua pasangan mata uang bergerak dengan pola sama, ini disebut korelasi positif. Dan jika dua mata uang bergerak berlawanan, ini disebut korelasi negatif. Sedang jika dua pasangan mata uang bergerak independen, maka tak ada korelasi.
Mengetahui korelasi di antara pasangan mata uang dalam forex begitu penting. Apalagi jika ingin trading beberapa mata uang sekaligus, maka trader harus melihat korelasi sebelum trading beberapa sekaligus. Jika semua mata uang bergerak, maka potensi profit dan kerugian sama-sama besar. Kemungkinannya, berhasil semua atau gagal semua.
Korelasi sangat menyulitkan karena trader harus mampu memprediksi arah trading. Itu sebabnya, korelasi punya hubungan kuat dengan arah, meski tak secara khusus menyoroti pergerakan harga. Tapi karena fokus di arah trading, maka mempelajari korelasi juga harus belajar tentang volatilitas.
#5. Indikator teknikal
Ada begitu banyak indikator teknikal yang bisa digunakan trader forex dalam chart. Beberapa yang sering digunakan yaitu MACD, RSI, dan moving average. Tapi ada juga indikator teknikal yang tak populer meski banyak dipakai, seperti Zigzag, Envelope, dan TTM Trend.
Indikator Zigzag memiliki garis di atas gelombang harga yang mewakili ukuran tertentu. Garis ini membatasi pergerakan kecil sehingga trader bisa fokus di pergerakan besar. Zigzag juga bisa disesuaikan untuk menunjukkan seberapa jauh harga bergerak dalam periode tertentu.
Envenlope terdiri dari tiga garis yang digambar tepat di atas harga, dan garis tengahnya berupa moving average. Khusus garis tengah, jika dikalibrasi akan berperan jadi area support/resistance. Saat indikator envelope dikalibrasi dengan mata uang tertentu, akan tampak informasi tentang perubahan tren.
TTM trend akan merubah warna harga bar dalam chart berdasarkan momentum jangka pendek yang naik turun. Indikator ini bisa digabung dengan strategi lain untuk menangkap pergerakan harga yang besar. Contohnya, jika terjadi tren naik, tetap gunakan long-trade selama bar menunjukkan warna biru.