Jika ada satu perasaan yang paling mengganggu trader, tak lain pasti karena emosi yang muncul akibat kalah trading. Tak hanya kalah, tapi rugi dalam jumlah besar. Pada kondisi yang serba terpuruk ini, trader kemungkinan merasa buruk, berkebalikan dari saat pertama membuka trading.
Saat kalah trading seperti ini dibiarkan saja, semua aspek terkait trading forex akan semakin memburuk. Psikologis kemungkinan besar terganggu, lalu tanpa pikir panjang membuka trading lagi dengan leverage yang lebih besar demi mengembalikan modal awal trading.
Tapi posisi trading semacam ini bisa saja berakhir lebih buruk lagi karena keputusan yang diambil cenderung kurang rasional. Kekalahan demi kekalahan mampu menyebabkan kerusakan psikologis yang mungkin saja akan sulit diperbaiki di masa depan.
Pencegahan Adalah Obat Terbaik
Dengan mencegah, bukan berarti trader bisa sepenuhnya lepas dari potensi kalah trading. Bahkan itu tak mungkin. Tapi dengan melakukan tindakan pencegahan, trader paling tidak bisa sedikit terlepas dari situasi trading yang kurang menguntungkan jika market berlainan arah.
Pencegahan juga mampu menghindarkan trader dari peluang munculnya skenario market yang kurang bersahabat. Satu contoh yaitu jangan mengambil leverage terlalu tinggi jika tanpa diimbangi posisi stop yang layak. Dalam kata lain, manajemen risiko selalu harus diutamakan.
Semisal trading bergerak melawan, trader harus mampu membaca situasi lalu membuat tindakan yang tepat sesaat setelah kekalahan menimpa, alih-alih hanya terpaku melihat semua modal trading hilang lebih banyak. Masalahnya, situasi yang demikian sering terjadi pada banyak trader.
Di antara kesalahan yang paling sering dilakukan trader yaitu membiarkan trading kalah dan hanya mengambil sedikit profit sebagai ganti. Grafik di atas bisa menjadi gambaran jelas tentang rata-rata kekalahan dan rata-rata kemenangan pada satu mata uang yang ditransaksikan.
Terlalu banyak fakta bahwa ada begitu banyak trader yang mampu meraih prosentase kemenangan sampai 60% tapi tetap kehilangan uang di sebagian besar. Ada asumsi yang beredar bahwa menurunnya prosentase menang ini disebabkan karena trader pemula lebih sering kalah sehingga berkontribusi pada sedikitnya tingkat kemenangan.
Yang terjadi bukanlah demikian. Satu fakta penting, rasa percara diri punya kontribusi besar pada prosentase yang agak kurang seimbang tersebut. Rasa percaya diri trader, menganggap mampu mengelola trading dalam situasi apapun, merupakan aspek terbesar yang menyumbang kekalahan.
Trader semacam ini lupa bahwa tak ada yang bisa memprediksi masa depan harga, bahkan untuk para professional sekalipun. Trader mungkin saja berlagak tahu market lalu ingin mengambil peluang yang ada demi mendapat profit berlimpah saat membuka trading.
Tapi sebelum apa yang dicitakan menjadi nyata, harapan kemudian berakhir dengan kegagalan. Khusus untuk rasa percara diri, trader dengan pengalaman tinggi pun kadang bisa menderita layaknya trader pemula. Tak ada alasan bahwa yang terjadi pada trader lain tak akan terjadi pada anda.
Satu-satunya cara untuk memperbaiki situasi tersebut yaitu dengan belajar lebih banyak lagi, lalu menerapkan apa yang didapat pada rencana trading. Selalu trading dengan menggunakan stop sehingga kekalahan maksimal pada satu trading bisa terbatasi.
Menerima Kekalahan
Beberapa trader mungkin berpendapat bahwa kekalahan pada saat membuka posisi bukan dianggap sebagai kekalahan trading karena trading belum ditutup. Dalam kata lain, trading bisa dianggap kalah jika trader sudah menutup posisi dalam market.
Jangan sampai salah mengartikan, kekalahan di awal berarti kekalahan trading. Modal tersebut tak lagi menjadi milik trader karena apa yang ditransaksikan di awal sudah berbeda jauh dengan kondisi terbaru. Kalah saat masih dalam proses trading tetap dinilai sebagai kekalahan, hanya saja belum dirasakan trader sebelum posisi ditutup.
Jadi, semisal berada dalam posisi kalah meski saat trading masih berlangsung, terima kenyataan bahwa posisi kalah merupakan kekalahan sebenarnya. Hanya saja trader belum merasakan kalah karena trading masih terbuka, dan trader berpeluang kalah lebih banyak jika diteruskan.
Buat Batasan
Saat melihat ekuitas dalam akun forex, selalu hitung tentang kekalahan dan kemenangan, baru kemudian putuskan berapa besaran modal yang akan dipakai untuk membuka trading lagi. Banyak yang menganjurkan untuk menjaga total risiko hanya 5% dari akun forex.
Semisal trader mempunyai ekuitas senila USD 1000 dalam akun forex, jumlah kekalahan harus dibatasi tak lebih dari USD 500. Sementara untuk trading, trader disarankan untuk menjaga risiko tetap di bawah 2%. Jadi dengan modal trading USD 500, kekalahan harus tak lebih dari USD 10.
Beberapa trader mungkin akan mengembangkan konsep manajemen risiko ini ke tahap lebih lanjut sehingga memungkinkan untuk merubah jumlah risiko yang ingin ditanggung. Jadi jika trader ingin membuka empat posisi trading sekaligus dengan menjaga risiko tak lebih dari 5%, trader bisa merubah tingkat risiko menjadi 1.25% dari ekuitas akun forex untuk empat posisi trading.
Dengan memakai contoh sebelumnya, jika dalam akun forex terdapat USD 1000 dan total risiko ada diangka USD 500, maka tiap posisi trading yang dibuka maksimal risiko yang ditanggung yaitu USD 125. Jika pun tidak, trader bisa menyesuaikannya asal tetap di bawah USD 500.
Trader bisa menghitung ekuitas akun forex yang tersisa, lalu menghitung prosentase ekuitas yang diinginkan lebih jauh untuk menyesuaikan strategi trading yang dipilih. Begitu menemukan jumlahnya, tempatkan stop pada trading sehingga jika harga bergerak melawan, kekalahan bisa dihindari.
Kontrol Emosi
Emosi merupakan sikap dasar manusia yang efeknya sangat bervariasi. Sayangnya, jika dilihat dalam konteks trading, emosi lebih sering muncul bahkan seolah menjadi semacam asisten pribadi. Emosi bisa dengan mudah mampu mengubah menang trading menjadi kalah, dan posisi kalah menjadi rugi.
Emosi bisa dideskripsikan sebagai perasaan tertentu yang muncul sebagai respon atas situasi tertentu. Dalam konteks trading, emosi kerap dikonotasikan dengan makna tak baik karena bisa merusak kontrol diri jika market kebetulan sedang melawan posisi trading.
Pengaruh negatif yang sering menimpa trader yaitu salah mengambil keputusan meski trading berjalan sesuai harapan pada awalnya. Beberapa contoh sikap emosi seperti menggandakan modal saat kalah trading, memakai leverage terlalu besar, atau bahkan menggandakan modal pada posisi menang.
Emosi mampu merubah keadaan emosi, yaitu dengan memaksa fokus untuk balas dendam karena kalah trading. Keinginan semacam ini seringnya membuat trader membuka trading baru yang seharusnya tak perlu dilakukan. Pada tahap selanjutnya, emosi mampu mengancam akun trading.
Menggandakan modal, menaikkan modal terlalu banyak dalam posisi unggul, atau mengambil leverage terlalu besar bisa memicu margin call yang selanjutnya membuat akun forex dihapus. Tak banyak yang bisa diambil trader untuk mengatasi masalah emosi karena melibatkan sisi psikologi.
Satu cara yang bisa ditempuh yaitu dengan menguatkan rencana trading, tapi untuk membuat rencana yang benar-benar ampuh, trader perlu memperdalam pengetahuan. Selain membuat rencana bagus, trader juga harus konsisten mengikuti detil rencana yang sudah dibuat, tak peduli bagaimana kondisi market yang berjalan.