Tiap broker memberi penawaran berbeda tentang batasan margin, dan besaran margin yang diberikan broker bisa memberi efek berbeda untuk trader. Jadi, akan lebih bagus bagi trader jika memahami cara kerja margin sehingga bisa memilih broker yang tepat untuk mulai trading.
Masalahnya, tak banyak trader yang benar-benar paham margin, tak jarang ada yang salah pengertian. Margin pada dasarnya yaitu batasan deposit yang diperlukan untuk membuka trading dalam market. Margin bukan bagian dari biaya transaksi, tapi merupakan porsi ekuitas akun yang diatur broker sebagai batas deposit akun.
Trading dengan margin memberi konsekuensi berbeda, karena bisa memberi hasil positif dan negatif. Potensi profit dan rugi selalu ada. Broker akan menetapkan margin deposit lalu menggabung dengan deposit trader lain. Broker menggunakan cara ini untuk menempatkan trader ke jaringan interbank.
Apa itu free margin forex?
Free margin merupakan jumlah uang yang tak dimasukkan dalam trading, atau perbedaan selisih antara ekuitas dan margin. Trader bisa memakai uang ini untuk membuka posisi trading lagi. Semisal membuka trading lalu profit, trader akan dapat ekuitas lebih besar hingga menghasilkan free margin lebih besar.
Tapi pasti ada satu kondisi di mana saat trader membuka posisi, order yang diberi akan ditunda untuk beberapa saat. Market akan merespon pending order dari trader, tapi free margin dalam akun sudah tak cukup lagi. Jika terjadi situasi seperti ini, pending tak akan dieksekusi atau dibatalkan.
Trader mungkin menganggap broker gagal menyampaikan order ke market. Padahal bukan seperti itu. Alasannya sederhana, karena trader tak punya cukup free margin untuk memulai trading. Jadi, itulah kenapa free margin penting untuk diperhatikan saat ingin trading.
Apa itu margin level?
Margin level termasuk istilah penting yang harus dipahami guna mendapat pengalaman trading lebih baik. Margin level merupakan nilai prosentase berdasarkan jumlah margin yang bisa digunakan dan margin yang sudah digunakan. Dalam kata lain, merupakan rasio ekuitas ke margin.
Margin level = (ekuitas / margin yang sudah digunakan) x 100
Broker menggunakan margin level untuk mengetahui apakah trader forex bisa membuka posisi baru atau tidak. Broker berbeda punya aturan berbeda soal batasan margin level, meski kebanyakan memberi batasan 100%. Batasan ini biasa disebut dengan margin call level.
Secara teknis, margin call 100% bisa diartikan jika pemakaian akun mencapai 100%, trader hanya bisa menutup posisi trading dan tak diizinkan untuk membuka posisi baru. Margin call bisa terjadi saat ekuitas akun mencapai margin. Kondisi ini terjadi jika trader kalah beruntun saat trading sehingga modal dalam akun trading terkuras.
Coba bayangkan, jika punya USD 10,000 dalam akun trading dan kalah USD 1,000 di tiap trading. Jika posisi ini terus berlanjut hingga kalah USD 9,000, maka ekuitas akun tinggal USD 1,000 (USD 10,000 – USD 9,000), di mana nilai ini setara dengan margin awal.
Jika margin level adalah 100% dan angka ini sudah tersentuh, trader tak bisa membuka posisi trading baru dalam market. Solusinya, broker akan menyarankan trader untuk mengisi deposit lagi supaya ekuitas akun menjadi normal lagi. Itu sebabnya, penting untuk menanyakan besaran margin ke broker.
Asumsinya, jika market bergerak melawan terus, broker tak punya pilihan selain menutup trading guna mengurangi risiko kalah. Pembatasan ini sering juga disebut stop out level. Jika broker memberi batas stop out level 5%, platform trading akan langsung menutup posisi jika margin menyentuh 5%.
Apa itu margin call?
Barangkali, inilah mimpi buruk yang paling ditakuti trader, bahkan untuk professional sekalipun. Margin call bisa terjadi saat uang yang ada dalam deposit jatuh di bawah batas yang disyaratkan. Trading dengan margin bisa menjadi strategi paling ampuh untuk mendatangkan profit, tapi risikonya sepadan.
Trader harus paham risiko ini, dan harus memastikan margin bekerja sesuai harapan. Seharusnya, baca dan pahami apa yang tertulis dalam perjanjian dengan broker, lalu tanyakan jika sekiranya ada yang belum jelas. Ada banyak cerita tak baik mengenai margin call, dan ini harus jadi perhatian serius.
Trader mungkin tak akan terkena margin call sebelum posisinya dilikuidasi. Jika uang dalam akun jatuh di bawah batas minimal yang ditentukan, broker akan menutup beberapa atau semua trading. Ini semua diperlukan guna mengantisipasi akun trading agar terhindar dari saldo negatif.
Margin call bisa diantisipasi dengan memonitor saldo akun secara efektif, juga menggunakan order stop-loss dalam posisi apapun saat trading dalam market untuk mengurangi risiko. Cara lain yaitu dengan menerapkan manajemen risiko saat membuat rencana trading.
Dengan mengelola potensi risiko secara efektif, trader berpeluang besar menghindari terjadinya margin call. Itu sebabnya beberapa trader menganggap penggunaan margin kadang dinilai bahaya. Meski begitu, sukses tidaknya sepenuhnya bergantung pada gaya trading dan pengalaman dalam memakainya.
Semisal ingin trading dengan broker yang memberi margin, penting untuk memahami aturan margin yang diberikan oleh broker. Banyak broker menetapkan margin tinggi saat akhir pekan, prosentase yang diberikan bahkan hingga dua kali lipat dari hari biasa.