Indikator zigzag merupakan indikator yang berbeda dari indikator pada umumnya karena menawarkan berbagai fungsi untuk keperluan analisa trading. Indikator ini memakai garis seksional untuk menghubungkan titik tertinggi dan terbawah paling signifikan dari suatu harga.
Parameter perubahan harga paling sedikit menjelaskan prosentase harga untuk bergerak sehingga membuat garis zigzag. Indikator ini akan menghilangkan perubahan harga kecil, atau fluktuasi kecil, di bawah nilai yang sudah diatur dalam parameter sebelumnya.
Dengan demikian, indikator zigzag hanya akan menampilkan perubahan harga signifikan saja. Pada kebanyakan, indikator zigzag dimanfaatkan untuk mencari indikasi tentang perubahan besar yang akan terjadi pada market, meski penerapannya kadang digabung dengan indikator lain.
Setingan Indikator Zigzag
Indikator zigzag melacak dan menghubungkan poin-poin yang dianggap krusial pada chart. Jarak tiap poin tersebut akan seimbang baik tinggi dan prosentasenya untuk periode waktu yang dipilih. Untuk memakai indikator zigzag, prosentase pergerakan harga harus diatur lebih dulu.
Meski pengaturan default indikator zigzag yaitu 5, tapi memakai angka 10 bisa memastikan hanya fluktuasi harga di atas 10% yang akan ditampilkan dalam chart. Ini akan menghilangkan perubahan harga minor dan hanya memunculkan gambaran pergerakan yang lebih besar saja.
Normalnya, indikator zigzag memakai harga penutupan satu pasangan mata uang saja, dan poin hasil kalkulasi akan ditampilkan ke dalam chart di mana saat harga tertolak sesuai pengaturan prosentase yang dipakai. Poin ini lalu disambungkan dengan garis lurus (warna merah) dan garis zigzag muncul.
Pertama kali memakai, akan muncul pengaturan default indikator zigzag. Menu ‘depth’ merupakan setingan pertama, yang merupakan jumlah bar minimal yang mana tak memakai deviasi minimal atau maksimal dari bar. Menu ‘deviasi’ merupakan jumlah pip atau poin (tergantung market) setelah minimal dan maksimal sebelumnya terbentuk.
Menu terakhir yaitu ‘backsteep’ yang merefleksikan jumlah minimal bar antara yang tertinggi dan terendah yang akan diplot. Setingan tersebut bisa diatur sesuai dengan market finansial manapun, dan trader bisa memakai setingan berbeda untuk tiap satu jenis instrumen yang ditansaksikan.
#1. Melihat Harga Atas dan Bawah
Indikator zigzag mampu mengidentifikasi pergerakan market di titik tertinggi dan terendah tergantung setingan yang dipakai trader. Dari sini, trader akan bisa melihat gambaran titik tertinggi teratas, titik tertinggi terbawah, titik terendah tertinggi, dan terendah terbawah hanya dengan melihat garis yang muncul di dalam indikator. Ini memudahkan trader untuk mengidentifikasi tren.
#2. Harga Masuk
Saat titik tinggi dan rendah sementara sudah bisa diidentifikasi, trader bisa segera membuka trading berdasarkan pola tren yang ada, misalnya pola 1-2-3. Pola 1-2-3 terdiri dari poin terendah, poin koreksi, dan poin percobaan (harga mencoba kembali ke area tertentu beberapa kali).
Pola seperti ini umumnya terjadi di akhir tren atau swing, yang merupakan indikasi akan ada perubahan tren. Pola tersebut juga kerap ditemukan pada market range, yang mengambil waktu saat arah momentum tren secara perlahan menghilang. Dengan memakai indikator zigzag, trader bisa dengan mudah mengidentifikasi.
#3. Pola Harmonic
Indikator zigzag bisa menolong trader untuk menemukan rasio pemanfaatan pola harmonic. Meski begitu, ada satu masalah umum saat memakai indikator zigzag dengan pola harmonic, bahwa ‘kaki’ terakhir dalam struktur formasi pola harmonic mungkin akan hilang (terkoreksi).
Pola AB=CD juga memakai empat struktur harga di mana segmen harga awalnya akan tertarik kembali lalu diikuti pergerakan yang sama jauhnya dari pullback penuh. Pada pola klasik AB=CD, BC merupakan poin penarikan dari AB sebanyak 61.8%-78.6%, dan CD merupakan struktur kaki tambahan dari 127.2%-161.8% (punya jarak harga yang sama).
Dalam ekstensi AB=CD, CD merupakan ekstensi dari AB antara 127.2%-161.8%. Pola ABCD dan pola BAT sama-sama memanfaatkan indikator zigzag untuk menampilkan pola tersebut dalam chart.
#4. Zigzag dan Fibonacci
Banyak indikator lain yang menyertakan prinsip dasar indikator zigzag di dalamnya untuk mengeplot level Fibonacci. Indikator zigzag umumnya dimanfaatkan untuk mengoreksi gelombang (band), atau dalam hal ini sebagai struktur gelombang ke tiga.
Dengan mempertimbangkan sebagai bagian struktur gelombang dalam Fibonacci, maka ide utamanya yaitu bahwa Fibonacci akan menyediakan peluang lebih tinggi dibanding gelombang kebanyakan di periode yang sama. Dua indikator tersebut ibaratnya bisa saling melengkapi. Tentu saja, trader bisa menggunakan gelombang Fibonacci dan zigzag secara bersamaan saat diterapkan ke chart candlestick.
#5. Channel dan Pola Zigzag
Indikator zigzag juga bisa dimanfaatkan dengan sejumlah indikator channel yang berbeda. Karena sifat alaminya yang memang demikian, saat trader menggabungkan dengan salah satu indikator lain, trader harus mempersiapkan data informasi mendetil saat akan memadukan zigzag dan channel.
Saat menggambar channel, indikator zigzag akan menyaring semua pergerakan minor dan menyisakan pergerakan mayor saja yang nantinya ditampilkan pada chart. Tak hanya itu, noise market juga dihilangkan sehingga trader bisa melihat gambaran besar terkait apa-apa saja terjadi pada market.
Sebagai tambahan, indikator zigzag juga mampu melihat pola lain pada chart, misalnya pola head and shoulder, pola pembalikan berbentuk V-M-V, juga pola lain. Dengan fungsinya yang demikian banyak, indikator zigzag bisa memberi keuntungan sendiri untuk trader pemula saat belajar menentukan pola dengan mata telanjang.
#6. Zigzag Ganda
Cara lain untuk memakai indikator zigzag yaitu dengan menerapkan indikator ini ke dalam chart disertai beberapa parameter deviasi berbeda. Setup dengan zigzag ganda seperti ini terjadi saat deviasi terkecil dari indikator berbalik arah ke deviasi tinggi. Kondisi tersebut bisa menjadi pemicu agar trading bisa searah dengan deviasi terbesar yang dtunjukkan indikator zigzag.
#7. Wolfe Waves
Gelombang wolfe merupakan pola trading yang secara umum bisa terjadi di semua market finansial. Awalnya ditemukan oleh trader bernama Bill Wolfe, yang jika ditilik fungsi dasarnya hampir serupa dengan Elliot waves. Meski begitu, ada sedikit perbedaan dalam teknik charting.
Pola wolfe tersusun dari lima gelombang yang menunjukkan tingkat penawaran dan permintaan hingga memunculkan keseimbangan harga. Wolfe waves bisa berkembang pada semua time frame yang biasa dimanfaatkan untuk menebak arah pergerakan harga selanjutnya, dan kapan waktu perubahannya.
Zigzag kadang terlihat sebagi bantuan besar untuk trader pada saat membuka trading. Tapi satu yang harus menjadi catatan trader saat ingin memanfaatkannya, bahwa struktur kaki terakhir mungkin akan lebih panjang dibanding harga sebelumnya, atau biasa disebut dengan repainting.
Tapi kondisi tersebut merupakan normal terjadi mengingat sifat dasar indikator zigzag. Indikator ini juga bisa dimanfaatkan guna memantau ‘kesehatan’ tren utama dengan memanfaatkan bantuan dari beberapa indikator atau pola lain seperti yang sudah disebut di bagian sebelumnya.
Indikator zigzag mampu menyediakan bantuan yang sangat sempurna untuk trader yang sangat aktif membuka posisi dalam market forex dan lainnya setiap hari. Setingan indikator zigzag bisa diubah sesuai kondisi market yang berjalan seiring volatilitas market yang sering berubah secara dinamis.