Begitu banyak daftar keperluan atau checklist yang musti disiapkan sebelum mulai trading. Ini semua diperlukan menjaga tingkat konsentrasi sewaktu trading. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan saat trading, dan daftar checklist bisa membantu trader tetap fokus pada rencana.
Checklist trading dimaksudkan sebagai langkah persiapan yang harus diikuti, dan mengimplementasikan langkah yang ada dalam daftar merupakan langkah penting dari suatu proses trading. Checklist trading akan membantu trader tetap disiplin, menambah percaya diri, dan fokus pada strategi.
Secara umum, checklist trading berisi sejumlah pertanyaan yang harus bisa dijawab trader sebelum mengeksekusi trading. Checklist ini berfokus pada tiap trading yang diambil dengan sejumlah kondisi sebelum mulai trading. Meski demikian, checklist trading berbeda dengan rencana trading.
#1. Apakah Market Sedang Tren Atau Range?
Trader pengalaman pasti paham bahwa menemukan tren kuat lalu trading searah tren punya potensi besar untuk mendapat kemungkinan profit lebih tinggi. Dalam kata lain, market yang mengalami tren punya kemampuan untuk menghindarkan trader dari potensi kerugian.
Bahkan jika trader masuk market lalu memberi order short setelah tren terbentuk stabil, tren tetap mampu memberikan lebih banyak pip ke trader. Dalam hal ini, trader bertanya pada diri sendiri apakah market memberi pertanda kuat, dan apakah trading tren masuk bagian dalam rencana.
Lain hal jika market sedang mengalami range, trader butuh pendekatan berbeda supaya tetap bisa meraup profit dari market. Market yang berada dalam kondisi range akan cenderung mengalami gejolak harga naik turun antara garis support dan resistance.
Dalam situasi seperti ini, trader bisa membuka trading di dalam area support dan resistance. Untuk market tertentu, seperti sesi trading market Asia, punya kecenderungan trading dalam posisi range. Indikator RSI dan CCI juga oscillator stochastic merupakan alat yang tepat untuk market range.
#2. Apakah Support dan Resistance Secara Signifikan Muncul?
Price action akan cenderung lebih menghargai level harga tertentu untuk satu alasan, dan mampu mengidentifikasi level ini merupakan kunci sukses trading price action. Trader sebisa mungkin jangan menahan posisi short setelah harga turun di bawah level support.
Alasannya yaitu ada kemungkinan besar harga memantul naik kembali. Trader sebaiknya jangan terkecoh karena harga akan mendekat ke level support dalam banyak kesempatan. Situasi yang sama juga akan terjadi jika harga mendekati level resistance.
Saat kondisi ini terjadi, harga seringnya akan jatuh lebih rendah setelahnya. Trader tren umumnya akan mencari break (saat harga menembus batas) sebagai pertanda bahwa market akan mulai mengalami tren. Pendekatan berbeda akan diambil oleh trader range.
Trader semacam ini, di sisi lain, akan mencari pantulan (naik turun) harga di antara level support dan resistance dengan periode yang lebih panjang. Begitu juga dengan trader price action, yang mana akan punya cara sendiri untuk mencari posisi yang tepat untuk mulai trading.
#3. Apakah Trading Sudah Dikonfirmasi Dengan Suatu Indikator?
Butuh banyak alat untuk bisa trading, satu di antaranya yaitu indikator. Alat ini berguna untuk mengukur segala kemungkinan yang akan terjadi dalam trading. Misalnya untuk melihat peluang profit dari tiap trading yang diambil, juga potensi kerugian yang mungkin bakal didapat.
Terdapat banyak indikator yang beredar saat ini, dan tiap indikator punya kemampuan juga spesifikasi berbeda. Selain untuk menghitung peluang trading, indikator juga bisa difungsikan sebagai alat konfirmasi. Misalnya untuk mengetahui kualitas sinyal trading yang didapat.
Secara mudah, indikator akan membantu trader mengkonfirmasi trading dengan peluang tertinggi. Tergantung dari rencana trading dan strategi yang diusung, trader paling tidak harus menggunakan satu atau dua indikator untuk melengkapi rencana juga strategi trading.
Meski demikian, jangan sampai terjebak pada analisa yang terlalu kompleks dengan menggunakan beberapa indikator sekaligus pada satu chart atau time frame. Lakukan analisa dengan sederhana, bersih, dan mudah supaya lebih mudah dalam mengeksekusi.
#4. Bagaimana Dengan Rasio Risiko dan Profit?
Yang juga harus masuk dalam daftar yaitu menghitung rasio risiko dan profit. Tiap trader harus melakukan ini, karena rasio risiko dan profit sangat berpengaruh pada seberapa besar pip yang didapat. Tak ada yang mudah dalam forex, termasuk saat menentukan rasio risiko dan profit.
Secara sederhana, rasio risiko dan profit bisa dimaknai dengan rasio jumlah pip yang dirisikokan dalam rangka mencapai target profit. Satu contoh, rasio risiko dan profit 1:2 berarti bahwa trader memberi risiko setengah dari kemungkinan profit yang bisa diperoleh dari suatu trading.
Dari sejumlah riset yang menganalisa lebih dari 30 juta trading bahkan menyatakan, trader yang punya rasio risiko dan profit bernilai positif punya peluang profit tiga kali lipat lebih tinggi daripada yang tidak. Rasio risiko dan profit negatif berarti peluang risiko lebih besar daripada profit.
Rasio risiko paling rendah yaitu 1:2, dan perbandingan paling ideal yang banyak dipakai trader yaitu 1:3. Besaran rasio ini masuk dalam kategori positif, biarpun merupakan dua perbandingan terendah. Meski demikian trader setidaknya masih bisa berharap profit hingga 50%.
#5. Berapa Besar Modal yang Ditempatkan Dalam Risiko?
Penting bagi semua trader untuk menanyakan ini pada diri sendiri, seberapa besar kemampuan finansial yang dipunyai untuk trading forex? Juga, seberapa besar modal yang ingin ditempatkan dalam risiko untuk tiap trading yang diambil? Semua pertanyaan ini harus terjawab lebih dulu.
Pertanyaan semacam ini penting sifatnya, mengingat banyak trader yang terjebak dengan mengambil leverage hingga tahap paling maksimal hanya untuk mengejar profit yang belum tentu didapat. Leverage merupakan nilai kali lipat dari modal trading yang ditempatkan.
Semisal leverage yang diambil perbandingannya semakin besar, potensi profit memang akan membesar, tapi begitu juga dengan kemungkinan rugi. Satu contoh, jika mengambil leverage 1:400, maka trader bisa membuka posisi trading hingga USD 4000 hanya dengan modal USD 10.
Satu cara paling ampuh menghindari rugi akibat salah memakai leverage yaitu gunakan leverage 1:10 atau lebih rendah. Memang benar, di satu sisi profit yang didapat rendah, tapi di sisi lain risiko yang mungkin diterima juga lebih rendah sehingga bisa terhindar dari margin call.
#6. Apakah Terdapat Rilis Berita Ekonomi yang Berpengaruh ke Trading?
Forex merupakan industri yang sangat luas, dan karenanya ada banyak hal yang terkait dan saling memengaruhi. Semisal pengaruhnya berasal dari luar market, seperti gejolak ekonomi, dalam istilah yang lebih spesifik pengaruh ini masuk ke aspek fundamental.
Di antara semua pengaruh dari luar, satu yang paling punya imbas besar yaitu rilis berita ekonomi. Informasi semacam ini merupakan gambaran besar dari kondisi ekonomi suatu negara, dan merupakan representasi tingkat kemakmuran penduduk suatu negara.
Semisal kondisi ekonomi melemah, mata uang akan mengalami pelemahan sesuai situasi ekonomi. Itu sebabnya, rilis berita ekonomi punya potensi besar merusak tatanan harga dalam market. Untuk mengantisipasi, trader bisa mengamati dari kalender ekonomi.
Jika pun ada kondisi lain yang tak terantisipasi, bencana alam atau aksi terror misalnya, trader tetap bisa mengandalkan informasi NFP, CPI, PMI, dan GDP. Bagaimanapun, baiknya selalu mengamati kalender ekonomi yang akan menyorot rilis berita terkait ekonomi.