Trader forex secara konstan harus fokus pada apa yang terjadi pada market finansial, begitu juga dengan event apapun terkait ekonomi yang kemungkinan besar punya imbas besar ke market secara langsung. Pada prinsipnya, dibutuhkan pengamatan mendalam terkait kondisi ekonomi global.
Itu sebabnya trader harus cermat dalam hal apapun sebelum ingin membuka trading, juga harus pandai mencerna informasi apa saja dalam waktu yang singkat. Dalam hal ini, setidaknya ada sejumlah kondisi yang harus diamati oleh trader saat ingin membuka posisi trading.
#1. Spekulasi
Semisal suatu mata uang diprediksi mengalami kenaikan, pasti akan ada banyak trader membeli dalam rangka mencari profit di masa depan. Tapi ada spekulasi yang menyebut bahwa satu mata uang tersebut tak akan mengalami naik seperti yang sudah diprediksi.
Ada banyak kemungkinan kenapa prediksi tersebut tak terjadi, sehingga market bergerak secara bearish. Satu di antara kemungkinan yaitu terkait suhu politik, pendapatan per kapita negara, jumlah pengangguran, juga event ekonomi yang terjadi pada suatu negara.
Forex adalah market global yang bersifat desentralisasi, yang mana hampir semua pecahan mata uang di dunia dijual belikan. Karena merupakan market finansial terbesar di dunia, forex dianggap sebagai market dengan likuiditas tertinggi di dunia.
Dengan perputaran uang yang begitu besar dalam satu hari, harga mata uang akan konsisten berubah dari waktu ke waktu sesuai kondisi politik dan ekonomi yang terjadi. Itu sebabnya, untuk menjadi trader handal, informasi kunci semacam ini harus benar-benar dipahami.
Forex saat ini merupakan market finansial terbesar, dengan transaksi harian mencapai USD 5 triliun. Nominal ini jelas menjadi penegas reputasi bahwa forex menyediakan peluang yang begitu luas untuk siapa saja. Tapi, di mana ada keuntungan, di situ ada kerugian.
#2. Rasio Inflasi
Hanya ada satu hal yang membuat trader forex takut, yaitu inflasi. Secara sederhana, inflasi akan membuat harga suatu mata uang lemah, dan jelas akan pengaruh ke nilai tukar. Inflasi sendiri bisa dimaknai sebagai kelebihan jumlah mata uang yang beredar.
Suatu negara yang mempunyai rasio inflasi dalam jumlah kecil akan terlihat lebih bisa mengapresiasi mata uangnya, dan harga suatu produk akan meningkat secara perlahan. Sisi sebaliknya, negara dengan inflasi tinggi berarti kurang mengapresiasi mata uangnya.
Inflasi menyebabkan mata uang kehilangan kekuatannya, dan ini bukan kabar baik untuk negara yang mengalaminya. Imbasnya, negara tersebut bisa mengalami depresiasi mata uang sehingga nilai tukarnya cenderung lebih rendah dibanding mata uang lain.
Efek lain, inflasi menyebabkan daya beli menurun yang pada tahap selanjutnya mampu melemahkan ekonomi sehingga memicu ketidak-stabilan. Dalam trading forex, rasio inflasi dimasukkan dalam kategori aspek fundamental yang harus masuk dalam pertimbangan kunci.
Dengan memanfaatkan informasi inflasi, trader bisa mengambil keuntungan dengan membeli mata uang yang sedang terpuruk dengan maksud investasi. Tentu saja, analisa fundamental semacam ini harus senantiasa dipadukan dengan analisa teknikal untuk hasil terbaik.
#3. Suku Bunga
Idealnya, investor akan memilih menempatkan uang pada pecahan yang mempunyai suku bunga tinggi, atau paling tidak pecahan dengan suku bunga stabil. Alasannya, suku bunga tinggi akan memberi potensi keuntungan lebih tinggi untuk investor nantinya.
Satu contoh faktual, bank of England (BOE), yang merupakan bank sentral Inggris, pada 2018 menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sejarah. Semisal BOE menaikkan suku bunga lagi pada tahun berikutnya, akan ada lebih banyak investor yang akan berinvestasi pada pound.
Sebagai gambaran, pondasi utama forex yaitu didasarkan pada aktivitas membeli saat harga rendah lalu menjual saat harga tinggi. Dengan kondisi demikian, ada kemungkinan investor akan membeli pecahan mata uang pound dalam jumlah banyak karena menawarkan suku bunga tinggi.
Pada jangka waktu selanjutnya, trader atau investor bisa menjual kembali pecahan pound jika suku bunga tetap berada pada posisi tinggi. Suku bunga yang cenderung tinggi juga menandakan kondisi ekonomi suatu negara tetap stabil dalam jangka waktu lama.
Stabilnya aspek ekonomi akan berdampak langsung pada kestabilan nilai mata uang. Itu sebabnya, suku bunga suatu negara juga harus jadi perhatian trader sewaktu akan membuka trading. Dalam istilah forex, aspek ini menjadi bagian dari analisa fundamental.
#4. Brexit
Brexit secara kontan akan menimbulkan pergolakan harga dalam market, utamanya untuk pecahan mata uang pound (GBP). Saat artikel ini ditulis, Inggris masih dalam proses pemilihan suara untuk menentukan apakah tetap bergabung dengan Uni Eropa atau pisah jalan.
Brexit merupakan kependekan dari British Exit, yang merupakan bagian dari janji kampanye PM Inggris terpilih, Theresa May. Ketidak-pastian ini menimbulkan goncangan harga pada mata uang pound, yang tercermin dari naik turunnya harga pound di market forex.
Volatilitas dari mata uang ini bergantung pada apakah Inggris akan keluar dari Uni Eropa secara pelan-pelan atau langsung. Brexit secara pelan berarti Inggris masih akan bertransaksi dengan negara lain di bawah bendera Uni Eropa dengan beberapa perjanjian yang disepakati.
Kebanyakan investor cenderung memilih opsi ini, bahwa Inggris keluar secara perlahan jikapun ingin hengkang. Apa yang paling ditakuti yaitu jika Inggris keluar secara langsung, yang berarti Inggris akan menjadi satu market utuh yang terlepas dari baying-bayang Eropa.
Jika situasinya seperti demikian, Inggris berhak menentukan tarif dagang sendiri dan berhak menarik biaya paspor sebagai bagian dari pendapatan negara. Semisal ini benar-benar terjadi, pecahan pound kemungkinan besar akan mengalami penurunan harga dalam market.
Sebabnya, pound akan kehilangan kekuatan daya beli saat mengimpor suatu barang dari negara lain. Itulah kenapa, sampai saat ini isu Brexit masih jadi masalah utama untuk para trader yang ingin membeli instrumen GBP saat akan membuka trading di market.
#5. Pernyataan Presiden Amerika
Kenapa poin ini harus masuk dalam pertimbangan? Jelas, dilihat dari aspek manapun, Amerika merupakan negara kuat dalam hal ekonomi dan aspek lain. Jadi pernyataan apapun yang keluar dari presiden Amerika, jelas berpengaruh besar pada laju pergerakan harga forex.
Apalagi (saat artikel ditulis) Amerika dipimpin kepala negara yang lekat kontroversi, yaitu Donald Trump, di mana tiap kebijakan yang diambil tak populer di mata dunia, bahkan untuk dalam negeri sendiri. Terbaru yaitu kebijakan secara politik dan eknomi yang disebut America First.
Sebagai contoh, trump bahkan pernah menyalahkan dolar yang terus melemah, bukannya membuat rencana supaya dolar kembali menguat. Hasilnya, dolar turun 10% dibanding dengan euro, dan turun 5,5% dibanding renminbi (Cina) karena kebijakannya tersebut.
Dari contoh demikian, trader forex sangat disarankan untuk mengamati pernyataan presiden Amerika karena mampu memberi pengaruh langsung pada pergerakan harga dalam market. Volatilitas akan meningkat tajam, dan terjadi ketidak-pastian dalam prediksi arah market.
Sejatinya, dolar punya hubungan yang ‘wajar’ dengan pecahan mata uang lain, juga dengan porsi yang relatif stabil. Tapi begitu dolar turun tajam, euro dan mata uang lain akan naik tajam. Mudahnya, event eknomi yang terjadi pada Amerika bisa berimbas secara global.