Di dunia forex yang berubah cepat, di mana pergerakan besar bisa terjadi kapan saja, sangat penting bagi tiap trader untuk mengetahui tentang berbagai indikator ekonomi dan berita yang bisa membentuk harga market. Ini berguna untuk menghindari kejutan yang mungkin terjadi saat trading.
Pengamatan cepat dan analisa sesegera mungkin bisa membuat trader menjadi lebih berpeluang profit karena mampu menyesuaikan strategi dengan situasi terbaru. Keuntungan lain yaitu mampu menghasilkan setup sukses dalam jangka panjang.
Trading dengan chart teknikal memang bisa memberi profit tapi ini harus didukung dengan pemahaman tentang faktor fundamental seperti berita ekonomi yang seringnya menyetir laju naik turunnya harga. Setidaknya ada beberapa jenis berita yang memengaruhi harga forex secara langsung.
#1. Kebijakan Bank Sentral
Tiap bulan bank sentral dari beberapa negara besar di dunia membuat pertemuan rutin guna membahas perkembangan rasio suku bunga. Kebijakan yang diambil bisa saja tak ingin merubah suku bunga yang sudah berjalan, menaikkan suku bunga, atau bahkan menurunkannya.
Hasil keputusan dari pertemuan tersebut sangat penting untuk kondisi ekonomi, dalam hal ini yaitu nilai mata uang dan trader yang terlibat. Kenaikan suku bunga akan dilihat sebagai bullish untuk pecahan uang (karena nilainya naik), dan penurunan diartikan sebagai bearish mata uang (karena nilainya turun).
Jika suku bunga tak berubah, itu bisa berarti bearish atau bullish bergantung pada persepsi ekonomi suatu negara di waktu tersebut. Meski keputusan tersebut sangat penting, tapi pernyataan bank sentral terkait proyeksi ekonomi ke depan juga punya pengaruh langung ke forex.
Satu contoh terbaik kaitan forex dengan rasio suku bunga yaitu saat Bank Sentral Inggris (ECB) memotong ratio EuroZone ke angka 0.05% di September 2014. Yang kemudian terjadi yaitu EUR/USD jatuh terjun bebas hingga lebih dari 2000 pip.
#2. GDP
GDP (gross domestic product) termasuk indikator kesehatan ekonomi paling penting dari suatu negara. Bank sentral tiap negara pasti punya proyeksi pertumbuhan ekonomi tiap tahun yang menentukan seberapa cepat pertumbuhan harus berlangsung, yang kemudian dihitung dalam bentuk GDP.
Saat GDP jatuh di bawah ekspektasi, nilai pecahan uang akan ikut jatuh. Di sisi sebaliknya, saat GDP naik jauh di atas ekspektasi, nilai pecahan uang akan ikut terdongkrak naik. Dengan begitu, GDP juga harus jadi perhatian para trader sebagai salah satu instrumen analisa.
Lebih lanjut, GDP bisa juga dimanfaatkan untuk antisipasi pergerakan bank sentral tentang kemungkinan kebijakan yang akan diambil. Misalnya, saat GDP Jepang jatuh 1.6% di November 2014, JPY jatuh bebas melawan USD. Dari trader bisa mengantisipasi invensi bank sentral lebih jauh.
#3. Data Inflasi
Biasa disebut dengan consumer price index (CPI) merupakan jenis data paling umum yang digunakan untuk mengukur inflasi dengan berbagai indikator ekonomi. Indeks ini bisa memberi informasi tentang rata-rata harga yang harus dibayarkan konsumen saat membeli sekantong kebutuhan, misalnya.
Indeks ini juga memberi informasi apakah suatu produk akan berharga lebih mahal atau lebih murah untuk konsumen. Bank sentral akan memantau rilis data inflasi sebagai salah satu sumber pertimbangan saat akan menentukan suku bunga dan kebijakan lain.
Semisal inflasi terlihat akan terjadi atau bahkan bergerak jauh dari target tertentu dari proyeksi kenaikan suku bunga, bank sentral akan menangani. Satu contoh, di November 2014, CPI Kanada mengalahkan ekspektasi market dari 2.2% dengan 2.3%, dolar Kanada lalu melambung tinggi melawan yen Jepang.
#4. Rasio Tenaga Kerja
Rasio penyerapan tenaga kerja suatu negara sangat krusial efeknya bagi market, karena termasuk instrumen utama yang digunakan bank sentral untuk melihat kesehatan ekonomi. Penyerapan kerja tinggi bisa meningkatkan rasio suku bunga karena bank sentral menyeimbangkan inflasi dengan laju pertumbuhan.
Oleh sebab itu, penyerapan tenaga kerja tinggi bisa menarik perhatian market forex, terkhusus bagi trader. Selain rasio tenaga kerja, dua data penting lain dalam lingkup ini yaitu ADP dan NFP yang dirilis tiap bulan. Instrumen ini penting untuk diperhatikan karena bisa menyediakan informasi ekonomi.
Di setiap bulan saat ADP dan NFP akan dirilis, market seringnya sudah mulai bergejolak. Oleh karenanya, dua data tersebut makin penting. ADP sering disebut sebagai alat untuk memprediksi NFP karena dirilis lebih dulu, dan sudah seharusnya trader memerhatikan ini.
#5. Pertemuan FOMC
Meski pertemuan bank sentral tiap negara sangat penting dan berpengaruh ke situasi ekonomi, tapi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) milik Amerika sama pentingnya karena dolar Amerika merupakan pecahan uang paling banyak ditransaksikan saat ini.
Tiap bulan komite ini bertemu untuk menentukan rasio lalu memberikan pernyataan tentang kondisi ekonomi terbaru dan efektivitas kebijakan keuangan saat ini, selain juga ekspektasi dari kondisi ekonomi di masa mendatang dan kemungkinan perubahan kebijakan yang akan datang.
Komite tersebut terdiri dari dua anggota yang punya hak voting di tiap pertemuan, yaitu kelompok Hawkish yang menghendari rasio dinaikkan dan kelompok Dovish yang ingin rasio diturunkan. Pernyaataan yang dilontarkan komite bisa dianggap trader sebagai suatu petunjuk.
Dari sini trader bisa memperkirakan bagaimana bank sentral akan bersikap di masa mendatang, dan apakah beberapa pernyataan tersebut bisa membuat market bergerak jauh lebih aktif. Contohnya yaitu saat Fed melontarkan pernyataan ‘bersabar terkait situasi saat ini’, lalu diikuti dengan kenaikan rasio.
Pertemuan yang dilakukan FOMC mampu menyebabkan market mengalami volatilitas lebih tinggi seperti yang terjadi pada Maret 2015 saat EUR/USD naik tajam sampai 400 pip hanya dalam hitungan menit. Sebabnya market melihat ada kesan dari hasil pertemuan bahwa USD dalam kondisi negatif.
Pertemuan bank sentral lebih dilihat sebagai tempat pembuatan kebijakan keuangan, baik secara lokal atau global, seperti pengumunan untuk memberi kemudahan dalam quantitative easing (QE). Ini sangat penting untuk trader forex karena lingkungan market bisa berubah dengan signifikan.
Contoh aktual bisa dilihat saat Bank Sentral Inggris (ECB) mengumumkan program QE terakhir di Januari 2019, EUR/USD kemudian jatuh tersungkur hingga lebih dari 600 pip. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang didapat trader jika membuka posisi tanpa melihat berita seperti ini.
Kunci utama saat melihat indikator ekonomi dan berita ekonomi bukan hanya pada saat dirilis, tapi juga bagaimana antisipasi market dengan rilis berita beserta reaksi. Di poin inilah peluang trading muncul. Dengan catatan trader harus mampu mengakomodasi semua berita dalam satu analisa mudah.
Tentu saja memperhatikan semua berita tersebut akan jadi tugas sulit untuk trader, terkhusus yang baru mulai terjun. Trading sebelum, saat, dan sesudah berita dirilis butuh persiapan berbeda karena lingkungan market akan berubah dinamis menyesuaikan laju ekonomi.
Volatilitas tinggi dan ketidak-pastian pasti akan terjadi saat berita utama dirilis. Tapi beruntung bagi trader, terdapat sejumlah indikator yang bisa dimanfaatkan untuk memantau kondisi tersebut. Sekali lagi, trader hanya perlu melakukan analisa berita yang sudah dirilis tersebut sebelum membuka posisi.