Analisa teknikal pada dasarnya merupakan metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren yang akan terjadi pada market. Cara paling umum yaitu dengan mengamati chart harga dari suatu instrumen forex dengan memanfaatkan indikator relative strength index (RSI).

Di antara keunggulan utama dari analisa teknikal yaitu trader menjadi lebih mampu mengikuti berbagai instrumen market secara simultan. Setidaknya ada tiga prinsip utama dalam analisa teknikal saat ingin memanfaatkan RSI dalam prosesnya.

Ketiga prinsip tersebut yaitu bahwa pergerakan harga adalah refleksi perubahan market, juga sejarah akan berulang, dan tren adalah ‘teman’. Dengan memahami tiga prinsip dasar tersebut, trader bisa lebih memaksimalkan indikator RSI demi mendapat hasil terbaik.

Apa Itu Indikator RSI?

RSI akan menghitung rasio pergerakan ke atas dan ke bawah. Kalkulasi lalu diekspresikan dalam indeks berbentuk angka 0-100. Jika indikator RSI menampilkan angka 70 ke atas, bisa diasumsikan kalau suatu aset sedang mengalami periode overbought yang merupakan situasi di mana harga naik melebihi ekspektasi market.

Semisal RSI menunjukkan angka 30 ke bawah, bisa diartikan jika suatu aset mengalami oversold yang merupakan situasi di mana harga turun melebihi ekspektasi market. Berkebalikan dengan banyak opini, RSI seringnya dimanfaatkan sebagai indikator utama trading.

Perhitungan RSI melibatkan dua komponen untuk mengetahui nilainya. Komponen utama yaitu nilai relative strength (RS), yang merupakan rasio rata-rata penutupan atas dan harga penutupan bawah untuk suatu periode waktu tertentu (N).

Jika dibuat dalam fomula, RS sama dengan rata-rata harga penutupan atas untuk periode tertentu dikurangi rata-rata harga penutupan bawah dalam suatu periode. Begitu nilai RS diketahui, selanjutnya gunakan formula RSI = 100 – (100/1 + RS), untuk mencari tahu nilai RSI.

Strategi Trading Dengan Indikator RSI

#1. RSI obos level

Semisal indikator RSI menunjukkan angka di bawah 30, ada indikasi market mengalami oversold dan harga kemungkinan besar akan meningkat drastis. Begitu pembalikan arah terkonfirmasi, order beli bisa diberikan. Sebaliknya, jika RSI melebihi angka 70, ada indikasi market mengalami overbought.

Harga kemudian tertolak, dan jika sudah terkonfirmasi adanya pembalikan arah, segera tempatkan order sell. Angka 50 merupakan garis tengah yang membatasi area garis atas (bullish) dan garis bawah (bearish). Pada tren naik RSI umumnya ada di atas angka 50, dan di bawah 50 untuk tren menurun.

#2. RSI dua periode divergence

Gunakan RSI pendek periode 5 (RSI 5) di atas RSI panjang periode 14 (RSI 14) dan tunggu hingga terjadi persilangan. Dengan RSI 14, ada kalanya pergerakan harga tak menyentuh area oversold dan overbought sebelum perubahan arah terjadi dalam market.

RSI periode pendek lebih responsif terhadap perubahan harga terbaru sehingga mampu menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah lebih dini. Saat RSI 5 melewati di atas RSI 14, bisa diartikan bahwa pergerakan harga terbaru akan semakin tinggi.

Sinyal beli kemudian muncul, yang mana RSI 5 dan RSI 14 akan saling menyilang saat RSI 5 mengalami oversold (di bawah 30). Saat RSI 5 melewati bawah dan menjadi lebih rendah dari RSI 14, bisa dimaknai kalau pergerakan harga terbaru tertolak oleh market.

Untuk sinyal jual, persilangan RSI 5 dan RSI 14 harus terjadi saat RSI periode 5 mengalami overbought (di atas 80). Untuk mempermudah, sejumlah trader professional seringnya mengkombinasikan indikator RSI dengan pivot point supaya mendapat performa trading lebih baik.

#3. RSI classic divergence

RSI bearish divergence terjadi saat pergerakan harga membentuk titik tertinggi baru dan titik rendah tertinggi baru, tapi di waktu yang sama RSI menunjukkan penurunan. Trader akan melihat perbedaan (divergence) ini terbentuk di atas market bullish, dan seringnya disebut sebagai pola pembalikan.

Trader bisa berharap pembalikan terjadi saat RSI divergence terbentuk. Situasi juga bisa dianggap sebagai peringatan tentang pembalikan arah karena akan tampak pada beberapa candlestick sebelum tren naik berubah arah, lalu menembus di bawah garis support.

Sisi sebaliknya, RSI bullish divergence akan terjadi saat harga mementuk titik terendah baru dan RSI membentuk titik tinggi terendah baru. Kondisi tersebut merupakan pertanda bahwa arah tren akan berubah dari tren menurun menjadi tren naik untuk beberapa periode ke depan.

Bagaimanapun juga, RSI divergence banyak diadopsi trader dalam menjalankan analisa teknikal. Beberapa trader lebih memilih memakai time frame tinggi untuk trading dengan RSI divergence. Dengan strategi tersebut, trader akan mendapat lebih berbagai macam sinyal jual dan beli.

Sebelum Trading Dengan Indikator RSI

Tak akan sulit membuka trading dengan indikator RSI. Trader pemula bahkan tak akan mengalami kesulitan memakai RSI untuk pertama kali, tapi sayangnya ini dilakukan tanpa menguji dengan berbagai parameter lebih dulu sehingga hasilnya kurang begitu memuaskan.

Meski indikator RSI mudah digunakan, trader tetap wajib membekali diri dengan pemahaman yang tepat sehingga mampu menginterpretasi dengan layak. RSI punya kemampuan yang dibutuhkan trader untuk meraup profit secara cepat sehingga banyak diadopsi trader berbagai kalangan.

Untuk trader yang mau memahami dan menerapkan RSI dengan benar, indikator ini mampu memberi informasi apakah market sedang tren, apakah dalam kondisi oversold atau overbought, juga memberi sinyal untuk keluar masuk trading dengan harga terbaik.

RSI juga mampu melihat jenis time frame mana yang paling aktif untuk trading sehingga bisa menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan level harga dari support dan resistance. RSI pada dasarnya mampu menyajikan informasi tren, termasuk sinyal jual beli di dalamnya.

Indikator RSI merupakan bagian dari analisa teknikal yang bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi perilaku market dengan hasil yang sangat signifikan. Untuk beberapa pola tertentu yang muncul dalam market, ada kemungkinan besar pola tersebut mampu menghasilkan profit sesuai harapan.

Pola dalam forex secara umum sudah dikenali jenisnya karena sering memunculkan pola yang kurang lebih sama. Pengulangan pola dalam market memberi kesimpulan bahwa pola akan muncul kembali, atau dalam kata lain sejarah akan berulang.

Bagaimanapun juga, analisa teknikal hanya terfokus pada data pergerakan harga tanpa menghiraukan apapun yang terjadi di luar data, termasuk kemungkinan sejarah akan berulang. Untuk memperkecil sekup analisa, indikator RSI sangat dibutuhkan, terlebih untuk membaca kondisi market.

Sangat krusial bagi tiap trader untuk melatih strategi trading yang melibatkan indikator RSI dalam akun demo lebih dulu, kemudian baru menerapkan pada akun sungguhan. Sebagai tambahan, strategi trading RSI juga bisa dikombinasikan dengan strategi trading lain yang sudah biasa digunakan.

Trader professional pasti akan memilih mencoba kombinasi dua strategi tersebut ke akun demo dahulu sebelum menerapkan ke market sungguhan. Akun demo menawarkan bebas risiko, alih-alih langsung menuju ke market sungguhan dan menempatkan modal dalam risiko besar.

Trader bisa menghindari semua risiko tersebut dengan berlatih sederhana sampai benar-benar siap untuk terjun dalam market sebenarnya. Khusus untuk trader yang baru terjun ke forex, sangat disarankan agar tak melewati tahap berlatih dengan akun demo.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :