Pola chart tertentu akan muncul saat harga dari suatu pasangan mata uang bergerak ke arah tertentu hingga membentuk chart. Terdapat beberapa macam chart yang sering terjadi, di antaranya pola triangle, rectangle, head dan shoulder, juga cup dan handle. Semua chart ini dapat membantu trader untuk berbagai keperluan saat trading.
Chart dapat dimanfaatkan untuk mencari entry point, memilih lokasi stop-loss untuk mengelola risiko, dan menentukan target harga supaya trader bisa keluar dari trading dengan membawa profit besar. Masalahnya, pola cup dan handle tidak mudah dikenali, terlebih untuk trader pemula.
Pola Cup dan Handle
Pola chart cup dan handle dapat terjadi dalam timeframe pendek seperti chart satu menit, timeframe besar seperti sehari, seminggu, dan sebulan. Chart ini terbentuk saat gelombang harga turun lalu diikuti periode stabil dan diikuti kenaikan dengan tinggi setara. Rangkaian gelombang ini akan membentuk huruf U, atau cup. Harga kemudian bergerak secara range/sideway, lalu membentuk handle. Pola handle terkadang membentuk triangle.
Handle yang terbentuk hendaknya lebih kecil cari cup, dan tidak boleh melebihi seperempat dari tinggi cup. Misalnya, jika cup terjadi di antara USD 4 dan USD 5, maka handle harus berada di kisaran USD 5 dan USD 4.50, dan idealnya harus ada di antara angka USD 5 dan USD 4.75. Jika handle yang terjadi terlalu dalam, lebih dari separuh cup, hindari untuk trading dengan pola ini.
Pola cup dan handle bisa menjadi pola terbalik dan keberlanjutan. Pola terbalik terjadi saat harga mengalami penurutan tren dalam jangka waktu lama, lalu terjadi cup dan handle yang melawan tren dan harga mulai naik. Pola keberlanjutan terbentuk saat tren naik. Harga akan naik, membentuk cup dan handle, kemudian lanjut naik lagi.
Trading Dengan Cup dan Handle
Semisal ingin menerapkan strategi tading dengan cup dan handle, sebaiknya tunggu dulu sampai pola terbentuk sempurna. Pola handle seringnya naik turun ke arah samping dan kadang membentuk triangle. Berikan order beli saat harga menyentuh puncak dari triangle.
Saat harga bergerak keluar dai handle, pola dianggap sudah terbentuk sempurna, dan harga diprediksi akan naik terus. Saat harga diprediksi naik, belum berarti harga naik secara terus menerus. Harga bisa saja naik sedikit lalu turun lagi, atau bergerak datar ke kanan, bisa juga langsung jatuh lagi setelah entry. Untuk alasan satu ini, order stop-loss sangat dibutuhkan.
Mengatur Stop-Loss
Order stop-loss akan secara otomatis mengeluarkan trader dari market jika harga jatuh setelah membeli saat formasi cup dan handle terjadi. Stop-loss membantu mengontrol risiko trading jika harga tidak tervalidasi ke dalam pola. Tempatkan stop-loss di bawah poin terendah dari handle.
Jika harga berbalik ke atas atau ke bawah beberapa kali dalam handle, order stop-loss harus ditempatkan di bawah swing bawah yang baru terjadi. Karena pola handle harus terjadi maksimal setengah dari tinggi cup, stop-loss yang ditempatkan tidak boleh lebih dari setengah formasi cup.
Untuk contohnya, asumsikan cup terbentuk di antara USD 5 dan USD 4.5, maka order stop-loss harus ada di atas angka USD 5,75, karena ini merupakan setengah dari tinggi pola cup. Jika stop-loss diletakkan di bawah setengah dari tinggi cup, jangan lakukan trading. Paling ideal, stop-loss harus diletakkan di seperempat dari tinggi cup.
Mengatur Target Profit Untuk Exit
Seberapapun tinggi dari pola cup, gunakan ketinggian ini sebagai poin breakout dari handle. Contoh sederhana, jika pola terjadi di USD 5 dan USD 4 lalu poin breakout ada di angka USD 5, maka targetnya adalah USD 6. Terkadang bagian kiri dari pola cup lebih tinggi dari sebelah kanan.
Gunakan bar tinggi paling pendek sebagai poin breakout jika ingin menggunakan target konservatif, atau gunakan bar tinggi paling panjang jika ingin mengubah mode bermain menjadi agresif. Indikator fibonaci dapat ditambahkan untuk memperkuat hasil analisis.
Tarik garis lurus dari cup bagian bawah ke atas di bagian kanan dari cup, kemudian sambungkan bagian bawah ke handle bagian bawah. Saat menentukan target trading namun tidak tercapai saat penutupan, segera tutup posisi sebelum market tutup. Trailing stop-loss juga dapat digunakan untuk keluar dari posisi saat target sudah didekati tapi tiba-tiba jatuh.
Pola cup umumnya memiliki jeda atau periode stabil di bagian bawah, yang mana harga bergerak lurus ke samping. Ini menunjukkan harga mengenai level support dan tidak akan bisa jatuh di bawahnya. Ini menjadi pentunjuk bagus karena biasanya harga akan bergerak naik karena breakout terjadi.
Jika pola cup dan handle terjadi setelah downtrend, ini bisa menjadi sinyal akan terjadi tren pembalikan. Bentuk V di bawah di mana harga turun kemudian naik tajam akan membentuk pola cup yang efektif. Banyak trader yang menyukai pola seperti ini, meski ada juga yang menghindari.