Apabila anda ingin trading yang anda lakukan berjalan dengan efisien, anda harus mampu mengontrol emosi anda sendiri. Namun, seperti yang kita ketahui bersama, kondisi emosi kita ketika membaca artikel dan ketika sedang melakukan trading berbeda 180 derajat. Apabila anda dalam kondisi yang tenang saat membaca artikel ini, belum tentu hal yang sama ditemui ketika anda mengeksekusi sebuah posisi; baik open maupun close, profit maupun loss.
Emosi bertindak layaknya air. Air biasanya memiliki wadah untuk menampungnya, namun apabila tidak ada wadah, air akan dalam bentuk yang tidak beraturan. Emosi memiliki wadah tertentu dalam diri kita, contohnya dalam kebiasaan / tindakan yang kita lakukan. Seringkali emosi turut mempengaruhi kondisi-kondisi fisiologis kita hingga menimbulkan gangguan seperti : Mual, kram, sakit kepala, atau bahkan penyakit.
Terdapat 2 jenis emosi : Yang pertama adalah apa yang kita rasakan saat ini, dan yang kedua adalah apa yang kita perkirakan akan kita rasakan di masa yang akan datang. Emosi yang kita prediksi, memiliki dampak dan kekuatan yang lebih besar daripada emosi yang kita rasakan saat ini. Contohnya : “apabila saya terlambat close posisi dan kehilangan banyak uang, saya akan stress.” yang kemudian akan membuat kita merasa tertekan bahkan sebelum kita melakukan close akan posisi yang kita buka. Contoh lainnya adalah ketika anda dalam posisi “menang” tetapi garis TP belum tersentuh, anda mungkin akan merasa grogi ketika posisi anda perlahan-lahan bergeser menjadi posisi “kalah”, karena anda sebelumnya membayangkan anda akan stress apabila anda kehilangan profit yang ada di depan mata anda.
Emosi-emosi apa yang harus kita perhatikan selain yang dicontohkan diatas ?
mari kita lihat bersama :
-
Greedy / Tamak / Rakus
Dalam dunia trading; terutama di luar negeri, terdapat peribahasa seperti ini “Bulls make money, bears make money, and pigs get slaughtered”. Yang kurang lebih berarti setiap trader mampu menghasilkan profit, namun hanya trader yang rakus (yang dilambangkan dengan simbol babi) yang probabilitas kekalahannya mencapai angka 100%. Para trader mulai menjadi rakus ketika berulang kali garis TP nya tidak tersentuh, padahal hanya tinggal beberapa pips lagi dan justru berakhir di garis SL+. Salah satu contoh lainnya adalah ketika seorang trader justru membuka posisi yang searah dengan posisi nya sekarang (double buy / double sell) hanya karena pergerakan harga terlihat bagus untuk satu momen tertentu. Di satu sisi, tindakan trader ini bisa jadi dilatarbelakangi pertimbangan dan analisa yang matang untuk memaksimalkan profit mereka. Namun, seringkali tindakan seperti itu lahir dari kerakusan para trader. Meresikokan modal awal yang terlalu banyak dalam trading adalah jelas-jelas tindakan yang rakus. Jangan sampai anda kehilangan modal anda karena emosi ini.
-
Takut
Para trader memiliki rasa takut ketika akan membuka posisi; terutama mereka yang baru dalam dunia trading dan belum menguasai teknik-teknik analisa trading yang sesuai dengan kemampuan mereka. Rasa takut juga timbul ketika seorang trader mengalami kekalahan beruntun atau ketika mereka merasakan margin call. Rasa takut sebenarnya wajar dimiliki setiap orang, namun jadikan rasa takut tersebut sebagai peringatan bagi anda untuk mematangkan analisa anda sebelum membuka posisi. Cara lainnya untuk mengatasi rasa takut adalah jangan pernah menaruh terlalu banyak telur dalam keranjang trading anda; jangan sampai anda membuka posisi dengan hanya <70% free margin. Ketika seorang trader dikuasai oleh rasa takut, seringkali mereka akan melewatkan peluang-peluang yang bagus untuk membuka posisi dan justru membuka posisi dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi mereka.
-
Dendam
Para trader seringkali berkeinginan untuk balas dendam kepada pasar ketika mereka mengalami kekalahan di posisi yang menurut analisa mereka 100% profit atau posisi “pasti menang”. Kuncinya adalah : Tidak ada yang pasti dalam trading. Tidak ada trader yang benar-benar memiliki 100% winning trade dalam catatan tradingnya; terlebih para trader kawakan yang sudah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia trading. Ketika anda terjun dan membuka posisi dalam pasar forex dengan intensi ingin mengembalikan kerugian anda, PERHATIKAN, seringkali justru anda terjerumus dalam posisi yang merugikan dan justru menelan kerugian yang jauh lebih besar.