Untuk trader yang baru belajar menggunakan indikator teknikal dalam analisanya, ada satu fakta yang harus diketahui. Bahwa kebanyakan indikator perhitungannya akan didasarkan pada pergerakan harga market secara historis, bukan ‘benar-benar’ berdasarkan pada kondisi real.
Terdapat satu kelemahan dari sistem ini, yaitu karena harga historis tak bisa memprediksi secara sempurna pergerakan harga selanjutnya. Atas dasar kondisi ini, diperlukan semacam alat teknikal yang benar-benar bisa berguna untuk membaca situasi yang sedang berlangsung.
SSI merupakan indikator paling mendekati akurat dalam menampilkan informasi dari market secara langsung. Indikator ini berbeda karena mampu membaca sentimen yang sedang berlangsung dalam market. Tak heran jika beberapa menyebut SSI sebagai indikator unggulan yang tersedia.
Apa itu SSI?
Indikator speculative sentiment index, atau yang biasa disebut SSI, mampu menampilkan data trader yang sedang membuka posisi dalam market secara langsung. Informasi posisi, yang mana merupakan keunggulan utama dari SSI, dihasilkan dari perhitungan sejumlah trader yang membuka trading dengan posisi long versus trader dengan posisi short pada satu mata uang yang sama.
Update informasi dari SSI diberikan secara real time, dan trader disediakan sejumlah informasi statistik termasuk posisi (rasio trader yang membuka posisi long dan short), tingkat ketertarikan mata uang, dan informasi lain menyangkut semua posisi trading yang sedang berlangsung di market.
Pernyataan tentang posisi trader dalam SSI merupakan bagian laporan yang paling dibutuhkan trader, karena di sinilah tingkat sentimen pada market terlihat. Dari sini, trader bisa mengobservasi jumlah trader yang mengambil posisi long berbanding trader yang membuka posisi short.
Grafik tersebut menampilkan pernyataan posisi trader dari SSI. Seperti yang tampak pada grafik, mata uang EUR/USD terbaca pada -1.91. Situasi ini bisa dimaknai bahwa dari semua trader yang ada dalam market (yang mengambil posisi long), hanya ada 1.91 trader saja yang mengambil posisi short.
Jika terbaca di bawah angka 0, maka mengindikasikan posisi short di suatu mata uang. Sementara jika terbaca di atas angka 0, terdapat indikasi bahwa trader mengambil posisi long. Satu contoh lain bisa dilihat dari aktivitas mata uang USD/CAD pada market.
USD/CAD terbaca di angka 4.40 yang memberi indikasi jika tiap satu trader yang mengambil posisi short, setidaknya ada 4.4 trader yang menahan posisi long, yang menjelaskan bahwa tak ada keseimbangan pada mata uang tersebut. Penjelasan yang sama untuk mata uang yang lain.
SSI Sebagai Indikator Awal
Saat trader pemula belajar tentang cara memanfaatkan indikator SSI, entah sebagai indikator awalan trading atau sebagai alat konfirmasi, beberapa mungkin menemukan bahwa SSI seolah ‘memudarkan market’ dan kadang melawan arah dari posisi trader individual.
Semisal trader mampu optimal dalam mengobservasi posisi long pada USD/CAD (dari contoh di atas), ini bisa terlihat sebagai pertanda bahwa posisi short bisa lebih maksimal. Tapi alasannya bukan karena 4.4 trader mengambil posisi long untuk tiap satu posisi short, melainkan lebih karena langkah apa yang akan diambil selanjutnya di satu titik tertentu.
Rasio SSI 4.4 trader dengan posisi long pada USD/CAD, di satu titik tertentu, harus menutup posisi yang sudah dibuka. Untuk melakukan ini, trader harus menjual. Dan tentu saja, trader yang dengan posisi short pada satu mata uang juga akan melakukan hal sama. Untuk menutup posisi short, trader harus membeli.
Jadi, di satu titik di pergerakan selanjutnya, bisa dilihat sebanyak 4.4 unit penawaran datang memasuki market padahal hanya ada satu permintaan (dari posisi short lalu membeli untuk menutup). Situasi ini bisa menyebabkan tekanan untuk menjual daripada tekanan untuk membeli. Trader bisa mengambil keuntungan dari terjadinya tekanan menjual untuk membuka posisi short dengan melihat indikator.
Cara Menggunakan SSI
Indikator SSI bisa saja menjadi alat trading paling berguna. Tapi karena SSI hanya digunakan sebagai indikator awal trading, bukan berarti prediksi yang ditampilkan sangat sempurna. Trader tetap harus memeragakan manajemen risiko yang kuat pada tiap trading yang diambil.
Bagi trader yang ingin memanfaatkan indikator SSI untuk trading, sangat dianjurkan pertama kali harus mencari tren kuat, lalu baru mem-filter dengan indikator SSI lebih dulu. Contoh mudah, pasangan USD/CAD pada grafik sebelumnya, SSI ditampilkan dengan 4.40.
Situasi ini bisa digolongkan sebagai bearish, dengan mempertimbangkan bahwa lebih banyak tekanan untuk menjual dari mata uang USD/CAD di masa depan dibanding tekanan untuk membeli. Jika dilihat dari chart USD/CAD berdurasi 4 jam, bisa terbaca kalau mata uang ini mengalami penurunan tren.
Jika trader melihat kalau USD/CAD terbaca 4.40 sementara mata uang ini mengalami tren menurun jangka panjang, trader bisa melihat situasi ini sebagai peluang untuk mengambil posisi short. Trader bisa mulai membuka posisi short dengan berbagai langkah.
Sejumlah trader memilih menunggu sejenak hingga harga naik mencapai level resistance, sementara yang lain menunggu indikator RSI terpicu pada time frame pendek. Pada situasi yang demikian, trader perlu mengamati ketidak-seimbangan yang terjadi pada indikator.
Satu aturan yang banyak berlaku yaitu menunggu indikator SSI terbaca +2 atau lebih tinggi dan lebih rendah dari -2. Sebabnya, tren ada kemungkinan sudah menjadi lebih kuat dan terkonfirmasi oleh indikator.
Trading Dengan SSI
Dalam pengertian sederhana, jika trader banyak membuka posisi short maka SSI akan menjadi negatif, dan jika banyak trader membuka posisi long maka SSI menjadi positif. Ambil contoh SSI -1.41 pada EUR/USD yang mana trader dengan posisi short jumlahnya 1.41 lebih banyak dari trader long.
Pada situasi normal, mayoritas trader forex memakai strategi menunggu sampai momentum memudar lalu coba mengampil poin tertinggi dan terendah dalam market. Situasi ini justru sering tak terjadi. Yang terjadi justru trader menempatkan ordel sell saat harga bergerak naik, dan membeli saat market menolak.
Atas dasar situasi yang seperti demikian, SSI kemudian digolongkan sebagai indikator konfirmasi. Trader bisa saja melihat SSI lalu menganalisa untuk mencari sinyal beli saat SSI menunjukkan posisi long, atau bahkan sinyal beli saat SSI menampilkan posisi short pada satu mata uang.
Mari amati contoh penerapan SSI dalam trading pada mata uang EUR/USD. Melihat lagi dipermulaan tahun, bisa terlihat bahwa posisi trader secara terus menerus berada dalam posisi short berkepanjangan hingga awal bulan Mei.
Tapi jika melihat pergerakan harga dalam grafik di atas, sangat jelas terlihat bahwa harga naik sampai 500 pip lebih pada periode waktu yang sama. Harga lalu turun dan mengarah semakin dalam di waktu yang bersamaan. Pada saat inilah trader dengan posisi short mulai memudar dan volume pembeli mulai meningkat.
Secara umum, SSI merupakan perbandingan rasio posisi yang bisa memberi gambaran umum tentang market pada trader. SSI mampu menjelaskan berapa banyak trader yang trading dengan posisi short atau short dengan menampilkan dalam bentuk prosentase.