Order trailing stop-loss merupakan salah satu taktik jitu untuk mengurangi risiko rugi saat trading dan mengunci profit saat poin bergerak sesuai prediksi trader. Meskipun demikian, order trailing stop-loss bukan merupakan suatu keharusan saat trading, tapi lebih merupakan pilihan personal trader. Dengan mengetahui trailing stop-loss, trader dapat membuat manajemen risiko yang tepat.
Ada beberapa cara untuk menggunakan order trailing stop-loss, termasuk mengatur berdasarkan modal tetap. Bisa dengan melakukan pengaturan otomatis dengan mengubah order stop-loss ke mode trailing. Cara lain yaitu menggunakan secara manual dengan menyesuaikan order stop-loss berdasarkan analisis chart atau indikator tertentu.
Menggunakan Order Trailing Stop-Loss
Diperlukan trailing stop-loss untuk mengontrol risiko trading. Trailing stop-loss dimaksudkan agar trader dapat keluar dari trading jika harga bergerak ke arah yang tidak sesuai prediksi. Asumsikan harga EUR/USD adalah USD 5.25 dan order stop-loss diletakkan di USD USD 5.05.
Ini berarti trader memberi risiko sebesar USD 0.20. Saat harga menyentuh angka USD 5.05, order stop-loss akan menghentikan trading dan trader keluar dari market. Order stop-loss semacam ini tak akan berpindah, meskipun harga bergerak turun naik order stop-loss tetap berada di posisinya.
Jika trailing stop-loss digunakan, maka order stop-loss akan selalu bergerak mengikuti pergerakan harga untuk mengurangi risiko kerugian. Dengan contoh yang sama, jika stop-loss ditempatkan di angka USD 5.05 kemudian bergerak naik melebihi USD 5.25, maka trader akan mendapat profit karena poin stop-loss sudah terlewati.
Untuk menerapkan order trailing stop-loss, trader dapat menggunakan beberapa cara. Yang termudah yaitu dengan melakukan seting order trailing stop-loss secara otomatis dengan broker yang dipilih. Cara lain yaitu mengatur secara manual berdasarkan pergerakan harga atau dengan indikator teknikal.
Trailing Stop-Loss Berdasarkan Harga
Kembali ke contoh awal dengan harga USD 5.25 dan order stop-loss ada di angka USD 5.05, berarti trader memiliki trailing stop-loss sebesar USD 0.20. Dengan demikian, trailing stop-loss akan keluar jika angka USD 0.20 berada di bawah kenaikan harga yang baru saja terjadi jika long-trade, atau USD 0.20 di atas penurunan harga yang baru saja terjadi jika short-trade.
Suatu contoh, jika harga naik dari USD 5.25 ke USD 5.35, stop-loss akan otomatis bergerak ke USD 5.15 alih-alih bergerak ke USD 5.05. Jika harga naik hingga USD 5.45, stop-loss akan bergerak ke USD 5.25. Jika harga terus naik hingga USD 5.49, stop-loss akan berubah ke USD 5.29.
Tapi jika harga mulai jatuh, stop-loss tidak akan bergerak turun. Semisal harga turun ke USD 5.29, trading akan tertutup secara otomatis karena order trailing stop yang diberikan. Trailing stop-loss akan tetap diangka USD 5.29, dan akan naik lagi jika angka USD 5.49 mulai bergerak lagi.
Trailing Stop-Loss Manual
Metode manual banyak digunakan trader berpengalaman karena menawarkan fleksibilitas tinggi untuk mengubah stop-loss. Pada kondisi ini, stop-loss tidak ‘trailing’, tapi lebih ke stop-loss normal. Trader sendiri yang menentukan kapan dan di mana trailing stop-loss diterapkan untuk mengurangi risiko.
Taktik yang umum dipakai saat ingin long-trade yaitu memindahkan stop-loss ke atas hanya jika penarikan terjadi dan harga naik sekali lagi. Order stop-loss akan dipindahkan tepat di bawah swing bawah saat terjadi penarikan.
Seperti contoh, trading dimulai di angka USD 5, dan harga bergerak naik ke 5.06, turun ke angka USD 5,02, lalu mulai bergerak naik lagi. Order stop-loss dapat dipindahkan ke atas ke USD 5.01, tepat di bawah penarikan paling bawah yaitu USD 5.02. Jika short-trade, stop-loss harus dipindahkan saat penarikan terjadi dan harga jatuh lagi. Stop-loss harus dipindahkan ke atas swing atas dari penarikan.
Trailing Stop-Loss Berdasarkan Indikator
Beberapa indikator dapat dimanfaatkan untuk membuat trailing stop-loss, dan jenis indikator tertentu memang didesain untuk keperluan ini. Jika ingin menggunakan trailing stop-loss berdasarkan indikator tertentu, pindahkan stop-loss secara manual untuk merefleksi informasi yang tampak di indikator.
Banyak trailing stop-loss menggunakan indikator average true range (ATR) yang dapat menunjukkan berapa banyak pergerakan suatu aset dalam suatu timeframe. Jika pergerakan suatu pasangan mata uang bergerak tujuh pip setiap 10 menit (ATR akan menunjukkan ini dalam chart yang berisi 10 menit bar harga), order stop-loss dapat diletakkan dalam beberapa ATR.
Sebagai contoh, asumsikan membeli pasangan mata uang di 1.120 dan menempatkan stop-loss pertama di 1.1506, maka ada risiko sebesar 14 pip atau 2 X ATR. Jika harga bergerak sesuai prediksi, lanjutkan stop-loss di belakang harga masuk atau entry point. Jika harga naik hingga 1.1530 pindahkan stop-loss ke 1.1516. Lanjutkan ini hingga harga menyentuh stop-loss dan menghentikan trading.
Terdapat beberapa jenis indikator yang umumnya dimanfaatkan untuk trailing stop-loss. Diantara yang banyak digunakan yaitu ATRTrailingStop, chandelier exit, parabolic SAR, juga moving average. Selalu ingat, indikator apapun akan efektif menunjukkan tempat untuk menaruh stop-loss, tapi tetap saja tidak ada metode yang sempurna.