Stop Loss adalah perintah yang diberikan oleh trader untuk membatasi kerugian pada posisi trading mereka. Stop Loss sangat penting dalam strategi trading karena membantu trader untuk melindungi modal mereka dan mengurangi risiko kerugian besar. Namun, menentukan Stop Loss yang tepat bisa menjadi tantangan bagi trader, terutama bagi trader pemula. Berikut adalah beberapa tips untuk menentukan Stop Loss yang tepat.
- Analisa teknikal
Analisa teknikal adalah cara yang paling umum digunakan oleh trader untuk menentukan Stop Loss. Analisa teknikal melibatkan analisis grafik harga dan indikator teknikal untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Ketika melakukan analisis teknikal, trader harus menemukan level support dan resistance yang signifikan dan menempatkan Stop Loss di bawah level support atau di atas level resistance. Jika harga bergerak melawan posisi trading, Stop Loss akan otomatis terpicu dan menghentikan kerugian lebih lanjut.
- Analisa fundamental
Analisa fundamental melibatkan analisis faktor ekonomi dan keuangan yang mempengaruhi pasar. Analisa fundamental dapat membantu trader menentukan arah pasar secara keseluruhan dan menempatkan Stop Loss di level yang tepat. Misalnya, jika trader memperkirakan terjadi kenaikan suku bunga, ia mungkin menempatkan Stop Loss lebih tinggi karena kenaikan suku bunga dapat mempengaruhi pergerakan harga.
- Penggunaan Average True Range (ATR)
Average True Range (ATR) adalah indikator teknikal yang dapat membantu trader menentukan Stop Loss dengan mengukur volatilitas pasar. ATR menghitung rata-rata pergerakan harga pada periode tertentu dan menunjukkan rentang harga yang diharapkan untuk periode berikutnya. Trader dapat menggunakan ATR untuk menentukan Stop Loss dengan menempatkannya beberapa kali ATR di bawah atau di atas harga saat ini.
- Menentukan Stop Loss Dengan Money Management
Dalam strategi Money Management, ada peraturan yang seolah telah menjadi mitos bahwa risiko maksimum sebaiknya tidak melebihi 2% sampai 3% dari total Equity. Berdasarkan peraturan ini, trader menghitung besarnya Stop Loss setelah menentukan ukuran lot sesuai dengan maksimum risiko yang disepakati.
Misalnya, besar Balance Account $1,000 dan akan buka posisi buy EUR/USD sebanyak 4000 unit atau per pip-nya sebesar $0.4. Jika risiko yang ditetapkan 2% dari modal, berarti $1,000 X 2% = $20, maka besarnya Stop Loss = $20 / $0.4 = 50 pip. Dalam hal ini, trader tersebut tidak fokus pada analisa pasar dalam menentukan Stop Loss, tetapi lebih ke besarnya risiko per trade dan besarnya trading lot (volume).
- Mengikuti manajemen risiko
Menentukan Stop Loss juga terkait dengan manajemen risiko. Trader harus memperhitungkan berapa banyak risiko yang mereka siapkan untuk mengambil pada setiap trading dan menyesuaikan Stop Loss sesuai dengan toleransi risiko mereka. Sebagai aturan umum, Stop Loss tidak boleh melebihi 2-3% dari modal trading.
- Melakukan uji coba
Terakhir, trader harus melakukan uji coba pada strategi Stop Loss mereka sebelum menggunakannya secara real time. Trader dapat melakukan uji coba dengan menggunakan akun demo atau backtesting dengan data historis. Dengan melakukan uji coba, trader dapat mengetahui apakah strategi Stop Loss mereka berhasil atau tidak.
Kesimpulan
Dalam kesimpulan, menentukan Stop Loss yang tepat adalah penting bagi trader untuk melindungi modal mereka dan mengurangi risiko kerugian besar. Trader dapat menggunakan analisa teknikal atau fundamental, Average True Range (ATR), manajemen risiko, dan uji coba untuk menentukan Stop Loss yang tepat. Namun, trader harus selalu mengingat bahwa Stop Loss hanya dapat mengurangi risiko kerugian, tidak dapat sepenuhnya menghilangkan risiko tersebut.