Dalam forex, juga dalam market finansial yang lain, analisa teknikal merupakan suatu metode untuk memprediksi pergerakan harga suatu aset. Untuk forex, setidaknya ada lima aspek yang harus dilihat. Antara lain yaitu data historis, harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan.
Meski analisa teknikal butuh banyak alat, instrumen, teknik, dan metode yang berbeda, tapi secara umum akan mengacu pada chart. Trader akan memakai chart, yang sebenarnya tak lebih dari data harga historis yang digambar secara grafis, untuk mempermudah mencari pola harga tertentu.
Pola harga, entah itu pola tren, pola pembalikan, atau pola range, merupakan formasi pergerakan market yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan peluang menang trading. Pada intinya, analisa teknikal akan membantu trader mencari tahu bagaimana kecenderungan market berjalan.
Kenapa harus analisa teknikal?
Market forex bukan sesuatu yang mudah dianalisa karena dipengaruhi banyak faktor seperti kebijakan keuangan, laporan fiskal, juga faktor internal perusahaan yang disebabkan penawaran dan permintaan. Memahami imbas dari semua faktor ke suatu aset merupakan pekerjaan yang luar biasa sulit.
Meski sulit dilakukan, tapi penting untuk menganalisa faktor seperti ini guna mengetahui efek dari sebab akibat. Tapi ada satu jalan tengah di mana trader bisa mempercepat analisa dengan hanya fokus pada satu data, yaitu chart price action. Itu sebabnya, analisa teknikal kerap disebut juga analisa chart.
Dengan analisa chart ini, trader akan mampu mengelola potensi trading yang bisa didapat. Trader juga mampu menemukan potensi maksimal dari saat mulai setup trading, sekaligus mampu mengestimasi potensi trading. Seperti itulah kira-kira analisa teknikal membantu trader trading.
Macam-macam indikator teknikal
Indikator teknikal secara default sudah terpasang dan menjadi bagian menu dari platform trading yang secara matematis akan menghitung hubungan antara beberapa elemen dalam rangka membantu trader memprediksi harga. Untuk memudahkan, setidaknya ada empat kategori indikator teknikal.
- Indikator tren. Meliputi Moving Average (MA), Parabolic SAR, Average Directional Index (ADX), Moving Average Convergence/Divergence (MACD), dan Ichimoku Kinko Hyo.
- Indikator momentum. Meliputi William % Range (%R), Stochastic Oscillator, dan Relative Strength Index (RSI).
- Indikator volatilitas. Meliputi Standard Deviation, Bollinger Bands (BB), dan Average True Range (ATR).
- Indikator volume. Meliputi On-Balance Volume, Accumulation/Distribution Line, dan Money Flow Index.
Kategori terakhir harus disebut secara spesifik karena trading dengan volume juga bisa menjadi sumber utama untuk data analisa teknikal. Tak diragukan lagi bahwa mempelajari volume sangat membantu trader market finansial apapun, tapi akan susah untuk menganalisa total volume trading forex.
Harus dipahami bahwa market forex ditransaksikan dengan sistem over-the-counter (OTC), jadi akan sangat sulit untuk menentukan total volume yang ditransaksikan. Artinya, semua indikator volume yang dilihat trader hanya sebatas contoh dari total volume yang tersedia untuk dianalisa.
Prinsip dasar analisa teknikal
Price action adalah segalanya, bisa dibilang seperti itu dalam market forex. Hasil pengamatan dengan analisa teknikal sebenarnya didasari pada teori Dow, bahwa harga secara akurat akan merefleksikan informasi yang relevan tentang data market.
Jadi faktor apapun yang memengaruhi tingkat penawaran dan permintaan (aspek utama yang membuat harga bergerak) akan secara jelas tergambar dalam chart. Tapi dalam rangka mempelajari market, atau saat memerhatikan kejadian di luar price action, ini bisa dikatakan hampir tak ada gunanya karena tak mampu menyediakan data yang bisa diandalkan.
Harga bergerak searah tren, inilah bunyi teori Dow yang lain yang cenderung disukai banyak trader. Market bisa bergerak searah tren naik, yang membuat menjadi market bullish sehingga memunculkan titik harga atas tertinggi dan titik harga atas terendah, dan ini bisa dilihat dari harga yang melompat tinggi rendah pada chart.
Pola yang sama tapi terjadi sebaliknya, yang dicirikan harga terendah paling bawah dan harga terendah paling atas yang mengisyaratkan sedang terjadi tren menurun menjadi tanda bahwa market sedang mengalami bearish. Tren horisontal disebut range dan bukan merupakan area favorit untuk trading.
Saat market mengalami periode range, akan sulit ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Market ranging berarti bull dan bear punya kekuatan seimbang sehingga tak ada satu sisi yang mendominasi cukup lama hingga memunculkan tren. Market range terjadi hingga 60% dari tiap waktu, sehingga mengidentifikasi tren adalah keharusan.
Sejarah akan berulang, karena trader teknikal setuju bahwa investor yang menggerakkan market sehingga menghasilkan pola-pola tertentu. Karena perilaku ini, trader teknikal percaya bahwa mereka bisa secara akurat mengidentifikasi pola lalu melakukan trading dengan probabilitas tinggi.
Yang dibutuhkan hanya data statistik, itu pun tak banyak. Lalu dikali dengan jumlah pengulangan dan leverage. Meski begitu, hanya dengan mengandalkan analisa teknikal itu bukan ide terbaik untuk trading. Jauh lebih baik lagi jika dikombinasi dengan analisa fundamental atau analisa sentiment.
Meski mungkin trader teknikal hebat dalam mengidentifikasi dan mengkonfirmasi tren yang muncul, tapi aspek fundamental adalah yang sebenarnya membuat tren ini berkembang. Untuk itu, metode forex backtesting diperlukan untuk mengkaji lebih dan untuk menguji coba strategi trading apapun.