Bagian Ichimoku yang benar-benar melompat ke arah kita saat kita menerapkannya pada grafik kita adalah area yang dikenal dengan ‘The Cloud’, atau yang disebut ‘Kumo’, dalam bahasa Jepang. Ini salah satu bidang indikator yang membuat indicator ini menjadi sangat menarik untuk dipelajari. Kumo ini terus berubah di areanya termasuk juga lebarnya.
Kumo sebenarnya hanya terdiri dari dua baris. Area di antara dua garis itu diarsir dan dianggap sebagai jangkauan support yang bergerak selama uptrend; dan resistance selama downtrend. Banyak trader akan melihat ke Kumo saat menyetel stop pada perdagangan yang diprakarsai oleh Trigger / Base Line Crossover.
Salah satu peranan penting Kumo yang dapat membantu trader adalah kemampuannya dalam menunjukkan tren dari sebuah pair mata uang. Saat sebuah pair naik dan membuat harga tertinggi, level terendah Kumo akan berfungsi sebagai support dan akan berada dibawah harga saat sebuah pair mata uang diperdagangkan lebih tinggi.
Dan saat sebuah pair tren turun, membuat lower high dan lower lows Kumo akan berfungsi sebagai resistance yang berada diatas harga saat pair mata uang utama berada lebih rendah. Periode ini akan menunjukkan Kumo dicetak sebagai RED pada grafik secara default.
Salah satu aspek yang lebih unik tentang Kumo adalah bahwa ia dibangun selama 26 periode sebelumnya. Jika Anda mengamati harga saat ini pada setiap grafik sementara Ichimoku diterapkan, Anda akan melihat bahwa selama 26 periode di depan – Kumo sudah merencanakan dan menunggu harga. Namun – perlu diingat bahwa ini sama sekali tidak memiliki nilai peramalan apapun.
Cara Menginterpretasikan Kumo
Sekarang kita tahu apa itu Kumo – mari kita bahas bagaimana cara trader menggunakannya.
Salah satu fungsi Kumo yang lebih berharga adalah kemampuannya untuk menunjukkan kepada para trader sebuah kekuatan potensial ‘, dari crossover Trigger / Base Line. Saat crossover ini terjadi, para trader akan memperhatikan lokasinya berkaitan dengan Kumo dan memberi nilai kekuatan sinyal sesuai dengan itu. Mari kita lihat dalam contoh berikut ini.
Pada grafik GBP / USD di bawah ada 3 BULLISH crossover yang terjadi. Mari kita melihat lebih lanjut lagi melalui masing-masing sinyal untuk melihat bagaimana para trader biasanya menafsirkan crossover ini.
Selama BULL CROSS 1 – perhatikan bahwa harga, dan crossover BULLISH berada di bawah Kumo.
Saat crossover ini berlangsung, maka pada akhir tren turun yang sebelumnya bearish. Trader tidak yakin apakah tren akan berubah berbalik arah atau jika tren bearish akan berlaku.
Untuk alasan inilah trader akan sering menganggap ini sebagai sinyal lemah. Jika pembalikan terjadi, pahala potensial bisa ganteng; tapi pembalikan tidak akan selalu terjadi. Observasi risiko dengan menetapkan stop sangat penting untuk sinyal ini.
Selama BULL CROSS 2 – crossover, dan harga berada di Kumo saat the Trigger melintasi Base Line.
Trader pada umumnya akan mempertimbangkan perpindahan Trigger / Base ini yang terjadi di antara Kumo menjadi kekuatan ‘moderat’.
Saat BULL CROSS 3 berlangsung, dengan harga dan perpotongan Trigger / Base yang berada di atas Kumo Trader umumnya akan melihat sinyal ini sebagai ‘sangat kuat’.
Ingat, jika harga di atas Kumo mka trader akan melihat pair itu sebagai BULLISH. Bila Trigger Line menyilang dan melewati Base Line (yang merupakan sinyal bullish) DAN harga di atas Kumo (lingkungan bullish) Maka Trader akan masuk ke posisi Buy .
Kebalikannya adalah benar untuk sinyal Sell. BEARISH crossover yang berlangsung di bawah Kumo umumnya dianggap ‘sangat kuat’. Harga yang berada di bawah Kumo menunjukkan BEARISH, BEARISH crossover yang berlangsung di atas Kumo akan terlihat lemah.
Cara Menggunakan Kekuatan Sinyal
Sekarang kita tahu bagaimana mengintegrasikan Kumo saat kita menerima crossover Trigger / Base, mari kita bahas salah satu cara yang lebih populer yang dilihat para trader untuk mendapatkan keuntungan dari ‘kekuatan’ dari sinyal yang dihasilkan oleh Ichimoku.
Ini adalah salah satu cara yang paling popular yang banyak digunakan oleh para trader.
Bila menghasilkan sinyal lemah, para trader sebaiknya membuka posisi 1 lot.
Bila menghasilkan sinyal moderat, para trader bisa mempertimbangkan membuka posisi trading dengan 2 lot.
Bila menghasilkan sinyal yang ‘kuat’, trader bisa masuk posisi trading 3 lot.
Dengan metode ini trader akan dapat menyesuaikan berapa posisi lot yang harus diambil saat trading dengan sinyal yang dihasilkan.
Disis lain trader lain mungkin memilih hanya mengambil sinyal ‘sangat kuat’ dengan sebuah kondisi yang sangat ideal,BULLISH crossover dibawah Kumo, atau BEARISH crossover dibawah Kumo).
Sekarang kita tahu bagaimana menggabungkan kekuatan sinyal, kita dapat melakukan backtest secara manual dengan cara yang sama seperti yang telah kita lakukan pada pelajaran sebelumnya. Bergulir mundur dalam waktu, dan bergulir maju satu candle pada satu waktu untuk mengamati cara pair mata uang diperdagangkan setelah menerima masing-masing sinyal yang diuraikan di atas.
Artikel selanjutnya kita akan berbicara tentang Chinkou Span dan mulai mempelajari sedikit lebih dalam pengelolaan risiko saat trading menggunakan Ichimoku.
Untuk trading yang aman & ga trbilang judi di apa??mohon penjelasannya msh pemula.
Sblmnya sy slalu mengunakan binary.com.
Hasilnya ya bs profit asal teliti.mski msh sering depo nya…hehehe
bisa pelajari ini ya Pak
https://brokerforex.com/broker-forex-terbaik-dan-kredibel/memilih-broker-yang-benar/