Sederhana saja, rencana trading akan membantu trader lebih disiplin saat trading forex. Trading merupakan suatu bisnis, dan sudah selayaknya harus diperlakukan demikian. Tiap bisnis pasti punya standar operasional supaya berjalan seperti yang sudah direncanakan.
Dalam forex, trader memerlukan rencana trading karena forex merupakan market yang tak punya banyak aturan ditambah dengan lingkungan tak terbatas. Itu sebabnya, rencana trading akan berperan sebagai aturan yang akan membantu trader jauh dari beragam masalah.
Rencana trading bisa jadi merupakan cara terbaik untuk mengetahui apa yang bekerja dan yang tidak. Eksperimen yang sukses akan melibatkan satu kontrol terhadap banyak variabel trading, termasuk metode keluar masuk trading, juga penempatan stop-loss dan profit target.
#1. Tentukan Strategi Trading
Tiap rencana trading yang sukses pasti diawali dengan strategi yang tersusun dengan baik. Bahkan tiap keputusan yang nantinya diambil harus selalu berdasar pada strategi yang sudah dibuat. Hingga saat ini, ada begitu banyak varian strategi yang bisa dipilih trader.
Ini termasuk strategi trading pin bar, inside bar, atau lainnya. Apapun strategi yang nantinya dipilih, trader diharapkan bisa memahami luar dalam, termasuk kelemahannya. Karenanya, sangat penting mencermati strategi yang akan dipakai juga situasi market yang akan dimasuki.
Misalnya saja, apakah market sedang ada dalam kondisi tren atau range? Apakah pin bar akan terjadi pada level support dan resistance? Situasi market yang demikian harus benar-benar dicermati trader jika ingin sukses dalam menjalankan rencana trading.
#2. Pilih Time Frame yang Akan Dipakai
Langkah ini sangat krusial untuk trader saat menyusun rencana karena trading hanya bisa dilakukan berdasar time frame tertentu. Meski demikian, kadang langkah sederhana ini seringnya membuat trader sakit kepala, karena bingung harus memakai time frame seperti apa.
Memang benar, trader diperbolehkan berganti time frame berkali-kali, mulai dari chart berdurasi 1 jam atau yang lebih pendek seperti chart berdurasi 5 menit. Satu yang harus dimengerti, trader tak diperkenankan berganti chart saat sudah masuk posisi trading.
Baiknya pilih satu jenis time frame yang dirasa sangat nyaman lalu gunakan secara terus menerus. Carilah setup yang pas dengan time frame ini, juga keluar masuk dengan time frame yang sama. Dari sini, trader perlu sikap konsisten yang hanya tertuju pada satu time frame saja.
#3. Tentukan Apa yang Harus Diamati
Sebagai bagian membuat rencana trading, trader harus menentukan satu pasangan mata uang yang harus diamati tiap pergerakannya sebelum trading dilakukan. Seperti layaknya membuat rencana trading secara keseluruhan, pengamatan tentunya akan selalu berubah.
Trader mula-mula harus mengamati setidaknya 10 pasang mata uang, lalu dikerucutkan menjadi lima lalu menjadi satu misalnya. Pengamatan bisa dilakukan kapan saja, tapi sangat direkomendasikan saat suatu mata uang sedang dalam posisi volatilitas tinggi.
Pengamatan semacam ini akan memberi peluang setup lebih banyak tiap minggunya dengan time frame lebih tinggi. Seiring kemampuan trading yang meningkat dan kepercayaan diri meningkat, trader bisa memperluas pengamatan ke instrumen lain yang sekiranya prospektif.
#4. Persiapan Mental
Mental trading tak perlu diragukan lagi merupakan aspek yang paling sering dilewatkan dalam membuat rencana trading. Mungkin saja karena trader terlalu fokus untuk menentukan strategi, atau karena memang aspek ini tak banyak dibicarakan seperti elemen trading yang lain.
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah semalam mendapat cukup istirahat? Apakah merasa semangat atau lesu? Pertanyaan semacam ini perlu ditanyakan pada diri sendiri sebagai bagian rencana trading. Alasannya, perasaan semacam ini bisa memengaruhi tiap keputusan trading.
Trader harus mampu menilai perasaan seperti ini, lalu mencari solusi yang pas sebelum bersiap menghadapi market. Jika merasa tak mampu secara mental, baiknya jangan trading dulu. Tunggu sampai hari esok karena market forex masih akan tetap buka esok hari.
#5. Besaran Risiko yang Bisa Ditanggung
Pendekatan paling tepat untuk menentukan besaran risiko yaitu lewat prosentase. Trader harus tahu berapa risiko yang kemungkinan didapat, dan ini harus masuk dalam rencana trading. Banyak yang memberi rekomendasi risiko maksimal untuk tiap trading yaitu 1%.
Meski demikian, beberapa trader kadang memberi risiko hingga 2%. Tapi paling tidak trader sudah tahu batasan maksimal risiko yang diperbolehkan, yaitu 2%. Semisal berasumsi dalam akun trading terdapat USD 10,000, maka menurut aturan tersebut risiko maksimal ada di angka USD 200.
Bahkan jika trader sudah menghitung risiko sangat detil, tetap ada kemungkinan prosentase risiko yang diterima lebih besar. Jika demikian, tetapkan batasan dalam hal nominal selain prosentase. Misalnya, saat risiko sudah mencapai USD 100, segera sudahi tradin dan lakukan evaluasi.
#6. Rasio Risiko Dengan Profit
Akan lebih mudah jika hitung-hitungan rasio risiko dengan profit dibuat dalam angka. Satu contoh, jika memberi risiko USD 50 untuk tiap trading dan potensi profit yang didapat USD 100 (sesuai target yang dibuat), maka besaran risiko dan profit yaitu 1:2 untuk sekali trading.
Dalam kata lain, risiko bernilai setengah dari profit. Tapi ada kemungkinan lain, yaitu dengan mengambil perbandingan risiko yang berbeda, misalnya dengan 1:3. Dalam hal ini trader memberi risiko USD 50 untuk potensi profit USD 150 dari setiap trading yang dilakukan.
Oleh karenanya, sangat penting untuk mengatur risiko seminimal mungkin sebagai bagian dari rencana trading. Perbandingan 1:2 merupakan rasio minimal yang harus diterapkan, sehingga risiko yang mungkin diterima tak akan lebih besar dari potensi profit yang didapat.
#7. Cari Sinyal Masuk dan Keluar
Cara trader masuk posisi trading akan menentukan segalanya. Semisal sudah menentukan satu strategi, lalu metode seperti apa yang akan digunakan untuk masuk? Apakah masuk saat harga menyentuh hidung pin bar, atau lebih memilih masuk saat harga ada di 50%?
Yang jadi masalah, justru banyak trader yang terobsesi untuk menemukan setup trading terbaik tanpa dibarengi strategi keluar yang layak. Memang benar, sampai saat ini kebanyakan trader hanya memanfaatkan profit target sebagai satu-satunya strategi exit, meski tak selalu berhasil.
Semua trader pasti berharap profit besar dari tiap trading, tapi tanpa membuat strategi keluar yang layak, ada peluang profit yang didapat tak sampai setengah. Dalam hal ini, stop-loss yang ada dalam rencana trading harus bisa berperan sebagai cara untuk menentukan profit.
#8. Manajemen Risiko
Menentukan aturan tentang bagaimana cara mengelola risiko merupakan bagian penting dari rencana trading yang baik. Meski trader sudah menentukan titik awal stop-loss, trader tetap harus tetap membuat rencana menggunakan trailing stop-loss semisal kondisi market mendukung.
Misalnya saja, dalam satu rencana trading, trader bisa memanfaatkan titik tertinggi dan terendah dari hari sebelumnya untuk ‘menyembunyikan’ stop-loss. Trader sebaiknya jangan memindahkan stop-loss sampai market bergerak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Manajemen risiko bisa berarti dua hal untuk trader, sukses atau gagal. Seperti yang banyak dikatakan, trading itu bukan tentang seberapa bagus rasio kemenangan yang didapat. Tapi seberapa konsisten profit yang didapat, dan seberapa besar trading profit dibanding trading kalah.