Tiap trader punya kesempatan sama besar untuk bisa konsisten profit dalam trading. Meski mungkin terdengar sederhana, tapi faktanya tak semua trader bisa melakukannya. Satu kemungkinkan penyebab, trader salah mengambil langkah dalam trading forex.
Agar bisa konsisten profit dalam trading trader harus panduan jelas atau garis besar seperti roadmap. Menurut statistik, prosentase trader yang bisa mendapat profit konsisten hanya 7,7%, dan itu berarti ada lebih dari 92% trader yang tidak mencapai target, bahkan gagal.
#1. Pilih dan Uji Strategi
Jika ingin konsisten profit dalam trading, satu langkah logis pertama yaitu mencari satu gaya trading yang ideal. Ada begitu banyak opsi strategi yang bisa digunakan, tapi secara umum dibagi menjadi beberapa kategori untuk memudahkan penyebutan.
Trader bisa memilih antara scalping, swing, price action, atau trading harian. Satu perbedaan penting di antara beberapa strategi tersebut yaitu ada pada time frame yang digunakan. Untuk scalping misalnya, trading dibuka dan ditutup antara 1-15 menit.
Pada trading harian, trader harus menutup semua posisi sebelum sesi penutupan berlangsung. Sementara pada swing, trader biasanya menahan posisi dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Bisa dibilang, time frame juga menentukan jenis strategi tersebut.
Selanjutnya trader harus membuat analisa yang sesuai dengan pilihan strategi yang diambil. Beberapa trader memilih memakai Bollinger band, moving average, atau indikator lain saat melakukan analisa teknikal, sedang trader lain lebih fokus pada berita ekonomi saat membuat analisa fundamental.
Tapi poin terpenting pada poin ini yaitu uji coba strategi, dan salah satu cara paling populer yaitu lewat backtesting. Langkah ini bisa membantu trader dalam melihat efektivitas strategi yang akan digunakan untuk trading, termasuk parameter yang ada di dalamnya.
#2. Atur Rasio Risiko dan Profit Minimal 1:2
Tak ada memberi garansi bahwa trader bisa konsisten profit dalam trading, bahkan jika sudah memakai strategi terbaik. Satu cara terbaik untuk melihat kemungkinan profit yang didapat yaitu dengan membuat rasio risiko dan profit minimal 1:2, atau lebih tinggi lebih baik.
Satu contoh sederhana, jika ingin meraih 100 pip dari posisi trading saat ini, trader paling tidak harus menempatkan stop-loss sejauh 50 pip dari entry point. Ini akan sangat membantu karena memungkinkan market bergerak sehingga posisi trading tetap terjaga.
Bahkan dengan menang trading sebanyak 40%, trader sudah bisa membawa profit yang cukup. Dengan satu catatan, trader harus disiplin dalam mengeksekusi rencana trading yang sudah dibuat meski kondisi market terlihat melawan posisi.
#3. Buat Target Realistis
Meski trader sudah memakai rasio risiko profit yang ideal, tapi ini masih belum cukup dimanfaatkan untuk mencari konsisten profit dalam trading. Jadi agar bisa konsisten dalam trading, trader juga harus membuat target yang realistis, dalam hal ini target profit.
Membuat target terlalu tinggi hanya akan menjadi beban trader, terlebih jika modal yang digunakan sangat terbatas. Tiap pair mata uang pada punya rata-rata volatilitas yang berbeda-beda. Misalnya, rata-rata pergerakan EUR/CHF biasanya dikisaran 50 pip sampai 55 pip.
Jadi akan sangat tidak realistis jika trader membuat target profit harian mencapai 100 pip. Untuk trader yang penuh ambisi, ada banyak pair lain yang bisa dipilih seperti GBP/AUD atau GBP/NZD yang menawarkan rata-rata pergerakan pip lebih baik antara 190-210 pip.
#4. Hindari Leverage Tinggi
Bukan suatu kebetulan jika para pakar banyak yang menyebut leverage sebagai pisau bermata dua. Yang menjadi persoalan yaitu bahwa leverage terlalu tinggi bisa menyebabkan kekalahan yang parah, yang mana sulit dikembalikan jika sudah terjadi.
Efeknya bukan hanya pada modal, tapi juga pada mental. Satu contoh, saat mengambil leverage 1:400 dan market bergerak melawan posisi trading dengan 0.25%, maka trading bisa tersapu sehingga trader bisa kehilangan semua modal yang dimiliki.
Itu sebabnya, untuk beberapa negara, besaran leverage kadang dibatasi 1:50. Inilah jumlah maksimal yang bisa diambil trader, bahkan untuk pair mayor leverage dibatasi 1:30. Tetap saja, leverage 1:50 sudah cukup menyediakan risiko besar pada modal trading.
Itu sebabnya, trader tak boleh mengambil risiko lebih dari 2% untuk total modal yang dimiliki. Sedang bagi trader pemula, besaran leverage yang sangat direkomendasikan yaitu tak lebih dari 1:10. Lebih kecil lebih baik karena mampu meminimalkan risiko.
#5. Batasi Modal 5% Dari Keseluruhan Akun
Satu elemen penting dalam menerapkan strategi manajemen risiko yang tepat yaitu jangan memakai modal lebih dari 5% dari keseluruhan di tiap trading. Ini sangat penting guna menjaga ekuitas tetap terjaga sehingga trader bisa terhindar dari kemungkinan margin call saat trading.
Untuk setiap trading, risiko yang diambil tak lebih dari 2%. Alasan di balik aturan ini sangat sederhana, bahwa trader pro sangat mungkin kalah di beberapa trading, apalagi untuk trader pemula!
Untuk contoh, asumsikan trader memakai modal sebesar 50% dari total akun hanya untuk satu posisi trading lalu market bergerak melawan arah. Trader kemudian menutup posisi dan kalah dengan jumlah setengah dari modal yang dimiliki.
Jadi jika ingin konsisten profit dalam trading, langkah utama yang harus diambil lalu menjaga modal agar tetap aman baru kemudian berpikir mencari profit. Pada contoh tersebut, modal trading berkurang setengah hanya dengan sekali trading, belum lagi jika leverage ikut dihitung.
Dari contoh tersebut, hilangnya manajemen risiko yang ideal bisa dengan mudah memicu kekalahan yang tak tergantikan hanya dari sekali trading. Itu sebabnya, kebanyakan trader hanya memakai modal kecil untuk membuka trading.
#6. Buat Catatan Trading
Tak ada gunanya mengejar konsisten profit dalam trading tapi trader tidak bisa mengarsipkan apa yang sudah dilakukan. Jika demikian, profit konsisten hanya ada di angan karena trader tak menduplikasi trading sudah dilakukan semisal ingin membuka trading serupa.
Di sinilah pentingnya jurnal trading, yaitu berperan sebagai catatan pengingat dan bahan evaluasi. Jurnal akan memberi tahu trader tentang profit yang sudah didapat, begitu juga kekalahan. Trader juga bisa membuat kalkulasi terkait rasio menang dan kalah.
Pada tahap selanjutnya, trader bisa membuat formulasi yang tepat saat menyusun rencana trading berikutnya. Yang menarik, jurnal trading tak hanya mampu menyediakan catatan berharga, tapi juga bisa menjadi media untuk memotivasi trader.
Jika trader mau melihat dan mengevaluasi semua kesalahan yang pernah dilakukan dalam market, rata-rata profit selanjutnya bisa meningkat dan hasilnya cenderung positif. Dari sini trader bisa meningkatkan rasa percaya diri untuk menatap trading selanjutnya.
Bahkan dari jurnal trading tersebut, trader bisa membuat riset sederhana untuk mencari komposisi strategi trading terbaik. Jika dipadukan dengan platform trading forex terbaik dan informasi lain yang bersifat fundamental, trader bisa menciptakan satu strategi trading yang mumpuni dan mendapat konsisten profit dalam trading.