Pertama yang harus dipahami, market hanya akan bergerak saat terjadi penawaran dan permintaan. Dua aspek ini memengaruhi semua hal terkait ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, juga lainnya. Market apapun bergantung ke semua ini, termasuk memicu munculnya bull dan bear juga open position.
Semua hal tersebut punya kesamaan, yaitu menentukan laju permintaan juga penawaran. Beberapa kondisi bisa membuat harga naik, tapi beberapa lagi bisa memicu harga turun. Situasi ekonomi misalnya, aspek ini bisa dijadikan patokan untuk analisa fundamental dalam market forex.
Dengan mengetahui sentiment market antara bull dan bear, trader bisa membuat analisa market lalu membentuk suatu strategi untuk membuka trading. Sebagai trader, penting untuk mengetahui tentang arus permintaan dan penawaran lewat beberapa alat atau instrumen supaya lebih kompetitif.
#1. Alat teknikal
Salah satu fitur pasti yang dibutuhkan untuk analisa teknikal market forex yaitu sekumpulan chart. Tiap trader yang memakai chart untuk alasan apapun, bisa dipastikan sedang melakukan analisa secara teknis. Analisa teknikal punya pandangan menolak apapun di luar chart harga karena tak bisa dihitung dan tak bisa diandalkan.
Pandangan ini sekaligus menjelaskan bahwa analisa teknikal punya batasan saat akan diterapkan, karena hanya akan menganalisa apa yang sudah pernah dihitung market. Garis besarnya, faktor apapun pasti pengaruh ke permintaan dan penawaran yang terefleksi dalam harga lalu ditampilkan dalam chart harga.
#2. Price action
Sebenarnya price action termasuk bagian dari analisa teknikal, dan makin populer lagi karena trading forex kian didominasi wajah baru. Alasan kepopuleran price action yaitu karena dianggap sebagai alat paling mudah didapat dan mampu menyediakan informasi yang sangat kompetitif untuk trader.
Trader price action melakukan analisa dari chart biasa, ditambah grafik pergerakan harga untuk mendukung keputusan dalam membuat strategi. Dasar trading price action yaitu terletak pada observasi market dalam hal price level yang sebelumnya terjadi pembalikan atau terkonsolidasi.
#3. Charting
Chart merupakan deretan harga yang ditampilkan secara grafis. Chart menyediakan rekaman data market sebelumnya. Simbol 0Y mewakili harga, sedang simbol 0X mewakili waktu, lalu yang muncul dalam layar yaitu price action. Tak masalah gaya trading yang dianut, semua pasti diawali dari chart.
Canclestick merupakan jenis chart paling umum dipakai trader, dan merupakan alat paling dasar untuk melakukan analisa. Bahkan hanya dengan memakai bar candlestick kosong, itu sudah termasuk strategi sendiri. Tapi kembali lagi, pertama harus tahu penawaran dan permintaan sebelum berencana mengutak-atik candlestick.
Selain memahami candlestick, trader teknikal juga harus tahu pola lain dalam chart. Paling populer tentu garis support dan resistance, tren, triangle, flag, juga lainnya. Sangat penting untuk memahami kontruksi dari tiap pola ini, terutama untuk memprediksi arah pergerakan market ke depannya.
#4. Indikator teknikal
Untuk trader yang pernah membuka platform trading, pasti sudah punya gambaran tentang indikator teknikal. Tapi untuk mempermudah pemahaman, ada dua kategori besar untuk membagi indikator teknikal, yaitu indikator tren dan oscillator.
Yang termasuk indikator tren antara lain moving average (MA), average directional index (ADI), moving average convergence divergence (MACD), dan ichimoku. Sedang yang masuk grup oscillator yaitu relative strength index (RSI), parabolic SAR, stochastic, dan beberapa lainnya.
Indikator tren bisa bekerja maksimal untuk market yang mengalami tren, sedang oscillator berguna untuk market yang mengalami range. Ada juga perpaduan dari dua jenis indikator teknikal, seperti Bollinger band yang menggunakan beberapa variasi MA untuk melihat tren.
#5. Pendekatan berbasis sentimen
Dianggap sebagai metode paling ampuh untuk mengukur tingkat penawaran dan permintaan dibanding price action, meski tetap punya keterbatasan. Metode ini mengukur dengan melihat suku bunga dalam pasar dagang yang merupakan kunci utama dari tingkat permintaan dan penawaran.
Pendekatan seperti ini diadopsi dari market saham, yang mana jika volume naik, maka suku bunga akan turun lalu sentiment market akan berubah. Market forex ditransaksikan secara online, sehingga melacak volume trading dan mengukur suku bunga sangat dimungkinkan.
#6. Teori ekonomi
Selain dengan sentiment market, ada beberapa teori ekonomi yang bisa digunakan untuk melihat disparitas harga mata uang sekarang dan nilai sebenarnya. Ini termasuk data lapangan kerja, suku bunga, inflasi, GDP, pasar dagang, kondisi perusahaan, juga lainnya.
Purchase power parity (PPP) mengasumsikan bahwa komoditas dagang harus punya harga yang sama setelah rasio mata uang disesuaikan. Jika tidak, komoditas dagang akan melonjak lebih tinggi.
Interest rate parity (IRP) kurang lebih sama dengan PPP, tapi menganggap bahwa komoditas dagang merupakan aset finansial, dan daya beli di beberapa negara harus sama setelah suku bunga disesuaikan.
Balance payment theory (BPT) berkaitan dengan daya beli suatu negara. Jika lebih banyak komoditas dan jasa diimpor daripada ekspor, maka mata uang nasional akan mengalami penurunan nilai.
Real interest rate definition model (RIRDM) kurang lebih sama dengan IRP. Mata uang dengan suku bunga tinggi akan diapresiasi, sehingga akan lebih menarik investasi.
Secara umum, semua teori dan aplikasi di atas bisa ditemukan dalam kalender ekonomi yang dirilis para pengamat ekonomi. Data yang sama juga bisa dijumpai dalam kalender forex yang umumnya dirilis oleh para praktisi dan analis market forex.