Saat memakai spread rendah sebagai bagian dari strategi trading, penting bagi trader untuk selalu memperhatikan sejumlah faktor. Antara lain seperti ATR, stop-loss, korelasi, margin keuntungan, dan terutama prosentase spread yang digunakan.
Spread rendah tak jarang digunakan pengguna teknik scalping. Iming-iming berupa profit secara konsisten dari scalping membuat trader dengan berbagai latar belakang mencoba. Tapi tak ada strategi scalping yang bisa memberi kesuksesan jika trader tak memahami ukuran spread.
Dengan memahami besaran spread, trader bisa lebih mengeksploitasi keuntungan dari spread rendah. Untuk scalping, trader seringnya memakai spread besar meski punya risiko besar. Tapi jika ingin terhindar risiko, spread rendah bisa dipilih lalu disesuaikan dengan rencana.
#1. Indikator ATR
ATR, atau average true range, merupakan indikator yang mampu menghitung tingkat volatilitas suatu instrumen finansial. Indikator ini mampu memproyeksikan tinggi rendahnya range berdasarkan hitungan matematis. Makin tinggi nilai ATR, makin besar pula tingkat volatilitas market.
Satu contoh mudah, jika AUD/NZD bergerak 60 pip sehari sementara EUR/USD bergerak 90-120 pip dalam sehari, maka pasangan mata uang yang disebut terakhir mempunyai ATR lebih tinggi. Saat dipadukan dengan trading memakai spread rendah, dan meski volatilitas tinggi mampu memberi kompensasi spread tinggi, tapi skenario terbaik yaitu saat volatilitas tinggi sementara spread rendah.
Masih memakai contoh yang sama, jika AUD/NZD bergerak 60 pip dalam sehari dan trader membayar 6 pip untuk spread, total profit yang didapat dari trading yaitu 54 pip. Sebaliknya, jika EUR/USD bergerak 100 pip dan hanya punya 1 spread, profit yang diterima mencapai 99 pip.
Sebagai informasi, scalping dalam forex hanya butuh pergerakan kecil pada market untuk meraup profit. Trader membuka sejumlah trading kecil dalam durasi pendek, umumnya hanya 1-5 menit saja. Untuk trading 1 menit, trader setidaknya menargetkan 5 pip dan 10 pip dalam waktu 5 menit.
Karena hanya membuka trading ukuran kecil, kecermatan memilih mata uang dengan spread rendah jadi kunci. Jika spread ternyata terlalu besar, tak akan ada profit tersisa begitu trading berakhir. Karena hanya fokus pada trading kecil dengan risiko kecil, cara ini kemudian populer dipakai banyak trader.
#2. Order Stop-Loss
Trader juga perlu menimbang apa yang akan terjadi jika order stop-loss yang dipilih tersentuh oleh spread tinggi dari mata uang yang ditransaksikan. Trader berarti harus membayar spread dalam jumlah besar jika order stop-loss tersentuh pergerakan market.
Situasi tersebut bisa saja memunculkan pola bahwa market akan menyentuh semua order stop-loss, baik di atas maupun di bawah. Semakin banyak stop-loss yang tersentuh, bisa dipastikan bahwa pergerakan market akan semakin kuat di waktu selanjutnya.
Jika kondisi semacam ini masih berlanjut, market bisa saja menekan harga ke level resistance dan support selanjutnya, lalu membuat breakout palsu yang menyebabkan semua stop-loss tersentuh. Dengan memakai spread rendah, peluang kehilangan modal lebih bisa dibatasi.
#3. Korelasi Mata Uang
Merujuk pada istilah dunia keuangan, korelasi merupakan perhitungan numerik dari suatu hubungan di antara dua variabel. Jarak koefisien korelasi kemudian akan diwujudkan dalam bentuk angka -1 dan +1. Korelasi bersifat +1 memberi tahu kalau dua mata uang akan bergerak ke arah sama.
Di sisi lain korelasi -1 memberi indikasi kalau dua mata uang pasti akan bergerak ke arah berlawanan, 100% seperti itu. Sementara itu, jika korelasi ada di titik 0 berarti ada indikasi jika korelasi antara dua mata uang berlangsung tak tentu arah.
Seperti yang tampak pada tabel di atas, bisa dilihat bahwa EUR/GBP dan GBP/USD secara negatif terkorelasi (-98). Ini mengartikan kalau dua mata uang bergerak ke arah berlawanan. Jika dibandingkan dengan ATR saat ini dari EUR/GBP (70) ke ATR dari GBP/USD (128), sangat mudah dilihat pasangan mata uang mana yang seharusnya dipilih.
Lebih lanjut, spread pada EUR/GBP yaitu 2,5 pip sementara GBP/USD punya spread 1,4 pip. Pada umumnya broker akan merubah besaran spread sehingga memungkinkan trader membuka trading dengan biaya rendah. Jadi pastikan untuk selalu melihat situasi semacam ini.
#4. Margin Keuntungan
Saldo akun trader harus berada dalam kondisi baik supaya mampu mengantisipasi semisal terjadi kekalahan besar sebelum masalah terkait margin muncul ke permukaan. Jika masalah ini muncul, akun akan terbatasi karena tak bisa membuka trading baru lagi.
Akun trading yang sehat akan sangat berguna bagi trader terutama untuk mengikuti pergerakan yang berlangsung pada market. Manfaat lain yaitu trader lebih punya banyak kesempatan untuk membuka trading karena modal tercukupi.
Jika ingin mengambil manfaat dari trading spread rendah, strategi scalping lebih mampu menawarkan banyak peluang untuk trader. Satu contoh, satu pasangan mata uang mungkin bergerak 25 pip untuk 1 menit, lalu tertarik kembali 10 pip pada menit berikutnya, naik turun untuk 5 menit, dan bergerak kuat 25 pip untuk 10 menit berikutnya.
Situasi tersebut masih tergolong pergerakan minor dalam market, hanya terjadi beberapa menit dalam market, dan situasi seperti inilah yang dicari trader scalping. Kemungkinan profit tingkat tinggi dari jenis trading lain memberi alasan kenapa scalping banyak dipakai.
Dengan scalping, trader tak harus menunggu hingga tren kuat terbentuk, juga tak ada tekanan untuk menganalisa market secara keseluruhan. Memang, scalping juga membawa dampak buruk karena sangat menguras tenaga dan memicu trading berlebihan.
#5. Prosentase Spread
Fluktuasi spread juga bergantung pada faktor lain dalam market, yaitu likuiditas. Market yang punya likuiditas berarti market tersebut memiliki jumlah volume trading harian banyak, juga diisi dengan banyak trader aktif dari berbagai belahan dunia.
Market forex sangat cair karena ratusan bank dan jutaan trader individu saling transaksi mata uang tiap hari. Spread kemudian dibagi dengan rata-rata pergerakan mata uang harian. Perhitungan ini akan memberi tahu trader lebih presisi tentang berapa banyak biaya spread.
Dengan demikian, makin rendah nilai spread, profit yang didapat trader kian besar. Spread dalam kata lain merupakan biaya atas peluang yang didapat dari trading meski keberadaannya dapat mengurangi profit. Jika biaya yang harus dibayar makin tinggi, besar kemungkinan trading berakhir kalah.
Jika melihat pada instrumen terakhir, yaitu pada pasangan mata uang GBP/NZD yang ada di bagian paling bawah tabel, bisa terlihat jelas perbedaan yang mencolok. Dari sini bisa terlihat bagaimana efek spread rendah terhadap biaya yang harus dibayarkan, termasuk keuntungannya dan kenapa harus dipertimbangkan tiap trader.
Spread rendah memungkinkan trader mendapat profit lebih stabil dengan strategi scalping. Tapi demi selamat dari kemungkinan kalah trading, ada baiknya strategi yang melibatkan penerapan spread rendah diuji coba lebih dulu lewat akun demo.
Bagaimanapun juga, lima faktor di atas harus selalu dilibatkan saat memulai trading dengan spread rendah. Meski peluang rugi terhitung kecil jika memakai spread rendah, tapi kerugian tetap kerugian yang jika dibiarkan terus menerus akan memberi dampak buruk pada akun forex.