Mengetahui bahaya yang tersembunyi penting untuk tiap trader, apalagi mengingat forex merupakan bisnis dengan risiko tinggi. Di lihat dari permukaan, bisnis forex sepertinya mudah. Tinggal masuk dan keluar saat harga naik, lalu mengulang rutinitas ini tiap hari. Terlihat sederhana bukan!
Masalahnya, trader baru kebanyakan belum paham sepenuhnya bahaya yang mengintai di tiap trading. Salah-salah, bahaya ini bisa menguras akun trading yang dipunya. Jangan sampai ini terjadi, sebaiknya pikirkan dengan matang tiap langkah yang diambil saat melantai dalam market.
#1. Tata kelola risiko yang tak tepat
Bahaya paling besar bisa mendatangi trader baru jika tak cakap mengelola risiko, atau jika tak memakai strategi manajemen risiko. Trader baru kerap kelewat optimis dengan kemampuan trading yang dipunya. Bisa dimengerti, buat apa trading jika tak optimis tentang peluang yang didapat?
Yang jadi masalah, sikap ini membawa dampak buruk karena bisa melupakan aspek penting, yaitu manajemen risiko. Sestidaknya, ada dua aspek penting dalam mengelola risiko, yaitu risiko tiap trading dan penerapan batasan order stop-loss di tiap trading yang diikuti.
Mengontrol risiko tiap trading sebenarnya langkah awal, dan masih ada peluang trader kehilangan modal meski hanya memberi risiko 1% untuk tiap transaksi. Bayangkan jika ikut trading beberapa kali, dan kebanyakan trading tak berhasil. Ada kemungkinan trader kehilangan 10% tiap hari.
#2. Kurang paham strategi
Sudah jadi kebiasaan kalau tiap trader baru masih coba-coba strategi trading. Tapi hanya lewat beberapa simulasi dengan akun demo, trader merasa sudah siap betul. Persoalannya, begitu tahu satu strategi, trader langsung turun ke market dan mencoba dengan modal sungguhan.
Pendekatan seperti ini hanya akan membawa kekecewaan di masa mendatang. Padahal, trader sukses umumnya mencoba satu strategi di berbagai kondisi market untuk memahami keunggulan sekaligus kelemahan strategi ini. Trader sukses biasanya menghabiskan waktu 3-6 bulan di akun demo.
Tak cuma paham strategi, trader baru harus paham tentang catatan harga lalu mencoba dulu apa strategi yang dipilih bisa sesuai dengan kondisi market, yang mana situasi ini tak didapat dari akun demo. Sebelum membuang uang, baiknya tahu dulu kapan harus trading dan kapan harus jaga jarak.
#3. Salah pilih broker
Memilih broker juga bagian penting dari trading, karena di titik inilah trading akan dimulai. Trader akan memberi deposit berupa modal ke broker, dan sayangnya tak banyak trader baru mau melakukan riset sederhana untuk mencari broker terbaik. Sampai, masalah dengan broker muncul.
Masalah umum tentang broker yaitu scam, yang mana membuat trader sulit untuk menarik profit dari aktivitas trading. Alasannya beragam, bisa jadi karena broker tersebut abal-abal atau penipu. Trader bisa melihat di beragam forum juga ulasan untuk mengetahui mana broker scam dan mana yang betulan.
Masalah lain yaitu slow quotes, atau saat broker trading berlawanan arah dengan trader. Itulah kenapa, trader harus mendapat akses langsung dari broker saat terjun ke market. Dalam dunia trading, tiap perbedaan kecil dihitung. Ibaratnya, jika trader memberi order, trader harus mendapat sesuai kemauan.
#4. Teknologi yang dipakai
Alasan lain kenapa tiap trader harus memakai stop-loss yaitu karena teknologi selalu berisiko. Semisal trader tak mau memakai stop-loss di tiap trading, apa yang terjadi kalau komputer rusak, internet putus, listrik mati, atau server error? Tak ada hal lain yang terjadi kecuali modal dan peluang profit hilang.
Cara terbaik mengantisipasi kerugian ini yaitu dengan memanfaatkan orser stop-loss secara otomatis yang ditempatkan di tiap trading. Misalnya dengan menempatkan trailing stop-loss. Banyak software trading yang beredar sudah dilengkapi fitur ini, jadi kenapa tak dimanfaatkan.
Antisipasi lain, minta kontak telepon broker sehingga bisa langsung menghubungi jika masalah seperti ini terjadi. Jika sambungan internet mati, akan sangat berguna kalau trader punya aplikasi mobil dari platform trading yang sama sehingga bisa tetap mengelola trading di market.
#5. Kurang pengetahuan
Sebagai trader, profit atau rugi bisa muncul dari penempatan order dalam market. Tak masalah bagaimana market bergerak, trader harus tahu jenis order untuk keluar masuk market. Trader juga harus cakap saat memilih lokasi stop-loss dan target profit di tiap trading.
Untungnya, order yang diberikan trader bisa dilakukan otomatis. Tapi jika tak punya pemahaman tentang jenis order, proses trading tak akan berjalan baik yang selanjutnya bisa mengakibatkan kerugian. Yang sering terjadi, trader baru kerap salah menempatkan order, apalagi saat situasi makin memburuk. Umumnya karena panik dan kurang pengetahuan.
Melihat order yang tak sesuai ekspektasi, hal pertama yang terlintas pasti keluar dari market sesegera mungkin. Tapi rasa panik justru bisa membuat situasi ini makin buruk, dan trading mulai menunjukkan gejala gagal. Trader secara cepat akan kehilangan uang, dan hanya ada penyesalan di akhir.