Ada alasan bagus kenapa tiap trader harus mahir menggunakan chart. Satu yang pasti, chart memberi banyak informasi market untuk periode waktu tertentu. Bahkan untuk trader yang skeptis dengan chart, mereka tetap memakainya saat ingin melakukan analisa teknikal.
Misalnya, saat melihat trader chart market berdurasi empat hari, trader bisa melihat semua pergerakan naik turun harga yang terjadi di rentang waktu ini. Trader juga bisa mengidentifikasi volatilitas dari satu mata uang hanya dengan melakukan observasi pergerakan dari chart yang ada.
Dengan banyaknya variasi strategi dalam forex, memilih satu metode yang tepat untuk mengolah chart bisa menghabiskan waktu, energi, dan uang. Tapi lewat pendekatan sederhana seperti memakai chart, trader bisa membuat keseluruhan rencana trading tanpa menghabiskan banyak waktu juga energi.
#1. Pola head dan shoulder
Pola ini cukup populer di kalangan trader karena kemunculannya mudah dikenali. Head dan shoulder bisa muncul di time frame kapanpun dan bisa diterapkan kapan saja. Bahkan untuk entry point, exit point, dan membuat target harga, semua bisa dihasilkan lewat pola head dan shoulder.
Ini semua bisa dilakukan karena pola head dan shoulder sangat mudah terlihat. Head dan shoulder ditandai dengan tiga grafik naik, yaitu bahu kiri, kepala, dan bahu kanan. Bahu kiri menandai harga naik sampai puncak lalu menurun, kepala ditandai saat harga naik lagi hingga membuat puncak lebih tinggi lalu turun lagi, dan bahu kanan ditandai kenaikan harga tapi tak setinggi kepala.
Untuk pola head dan shoulder terbalik, formasi polanya masih sama, hanya grafiknya yang terbalik. Penting untuk trader yang mau trading dengan pola ini harus sabar menunggu hingga pola terbentuk sempurna lalu membuat neckline atau garis tren untuk menghubungkan bagian bawah pola ini.
Sebaiknya, jangan ambil trading sampai pola ini melewati neckline. Entry point umumnya terletak di area breakout dari neckline, dan exit point ada di atas atau di bawah bahu kanan. Untuk profit target, merupakan perbedaan antara bagian bawah dan atas dari harga breakout.
#2. Pola triangle
Sesuai namanya, pola ini punya bentuk triangle (segitiga). Pola triangle terdiri dari dua garis tren, datar, lalu garis naik atau turun, dengan harga ada di puncak di antara dua garis tren. Ada tiga macam triangle dengan fungsi dan konstruksi yang berbeda, yaitu ascending triangle, descending triangle, dan symmetrical triangle.
Ascending triangle sebenarnya termasuk pola bullish yang memberi indikasi kalau harga aset sedang bergerak naik dan akan segera mencapai puncak. Pola ini terbentuk dari dua garis tren, yang mana garis tren datar menjadi titik resistance, dan garis tren naik berperan sebagai support harga.
Descending triangle merupakan kebalikan ascending triangle, yang mana mampu menyediakan sinyal bearish ke dalam chart forex. Pola descending triangle mengindikasikan bahwa harga mengalami tren menurun. Pola ini terdiri dari garis datar support dan garis menurun resistance.
Symmetrical triangle sering diidentikkan dengan pola berkelanjutan yang memberi sinyal terjadinya periode konsolidasi untuk suatu tren lalu diikuti penurunan tren. Pola ini terbentuk dari konvergensi dua komponen, yaitu garis resistance menurun dan garis support naik.
#3. Pola engulfing
Pola candlestick menyediakan lebih banyak informasi daripada grafik bergaris. Untuk alasan ini, pola chart candlestick dalam forex merupakan instrumen yang sangat berguna untuk mengukur pergerakan harga dalam semua time frame. Karena candlestick punya banyak varian, sanga disarankan untuk memilih satu yang berguna untuk trading nantinya.
Contohnya, pola engulfing. Pola ini menyediakan banyak peluang trading jika diolah, selain juga mudah diamati, price action sangat kuat, dan mudah melihat perubahan arah. Saat terjadi penurunan tren, bodi asli candle seolah akan menelan bodi candle menurun sebelumnya.
Saat tren naik, bodi candle akan menelan bodi candle naik sebelumnya. Pola ini sangat tepat untuk trading seperti halnya saat price action mengindentifikasi pembalikan harga yang kuat. Trader bisa ambil bagian untuk trading saat tren mulai terbentuk hingga berhenti tumbuh.
#4. Ichimoku cloud bounce
Secara umum, ichimoku berupa pola dalam chart indikator teknikal yang menyajikan data harga dalam suatu rentang waktu. Pola yang muncul umumnya tak mudah diamati dan perlu digambar, penerapan ichimoku kerap dikombinasikan dengan price action sehingga nampak pola market yang sering terjadi.
Di tahap berikutnya, ichimoku cloud berisi level support dan resistance sebelumnya untuk menampilkan area support dan resistance sekarang. Dengan kata lain, jika price action terjadi di atas cloud, maka akan terjadi bullish, dan cloud berperan sebagai support.
Akan berbeda jika price action ada di bawah cloud, maka terjadi bearish dan cloud di sini berperan sebagai resistance. Cloud yang bergerak naik turun merupakan pola berkesinambungan, tapi level support dan resistance di sini akan lebih dinamis daripada garis support dan resistance biasa. Pola ini menyediakan entry point juga exit point yang tak bisa terlihat oleh chart lain.