Masih mengira kondisi psikologis Anda tak punya pengaruh saat trading? Coba pikir lagi. Tanpa sadar, tiap hari Anda melakukan beragam aktivitas tanpa perlu berpikir. Tentu ini hal bagus, karena Anda tak harus selalu berpikir bagaimana cara berdiri, mengambil nafas, berekspresi, juga lainnya.
Yang jadi masalah, saat waktu trading tiba, program otomatis ini masih jalan tanpa Anda sadari. Inilah awal dari rentetan kekalahan yang akan Anda alami saat trading. Anda tak bisa mematikan program otomatis yang ada dalam otak, tapi Anda bisa menjadi lebih waspada dengan memogram ulang supaya bisa membantu saat trading.
#1. Menciptakan bias
Apa yang Anda dengar, lihat, dan baca kebanyakan tak disimpan secara layak dalam otak. Tapi pikiran Anda mencoba menggabungkan kepingan memori yang kurang lengkap ini menjadi kebenaran. Lewat riset dan menggali informasi lebih dalam, Anda bisa memperbaiki pengetahuan yang tak akurat ini.
Sebagai trader, Anda disarankan secara personal memeriksa fakta sebelum menggunakan informasi yang Anda terima untuk trading dalam market. Yang lebih buruk lagi, Anda menggunakan pengalaman yang salah untuk trading. Ambil contoh saat Anda belajar strategi trading secara online.
Semua tampak baik dan berjalan normal saat dicoba di akun demo, lalu beralih ke akun asli. Anda kalah lima kali berurutan, lalu mengutuk strategi yang Anda dapat. Anda punya pengalaman kalah lima kali, dan berjanji tak akan memakai strategi yang sama lagi. Tapi benar demikian yang terjadi?
Mudah saja menyalahkan strategi yang dipilih, tapi Anda sebenarnya tak tahu apa yang salah. Jika Anda pernah berpikir seperti ini, berarti pikiran Anda sudah mengelabui Anda. Pengalaman kalah trading yang Anda dapat merupakan satu-satunya sumber data yang bisa dijadikan rujukan pikiran Anda.
Meski pengalaman ini dianggap kecil, tapi setidaknya Anda harus hati-hati. Anda tak akan pernah tahu kalau strategi yang Anda pakai berhasil atau tidak jika hanya menguji beberapa kali. Padahal Anda harus mencoba 100 kali, setidaknya untuk tahu apa strategi bisa berjalan atau tidak.
#2. Takut kehilangan
Entah kenapa pikiran Anda selalu fokus pada kekalahan yang Anda alami ketimbang berpikir tentang potensi kemenangan yang bisa Anda dapat. Anda pasti tak suka situasi ini terjadi lagi, lalu Anda mulai berpikir bagaimana supaya tak kalah. Pemikiran ini lalu membekas jauh hingga terbawa saat trading berikutnya.
Saat Anda kalah trading, Anda pasti akan menghindari kejadian ini terulang. Sayangnya, semakin Anda berpikir seperti ini, Anda berarti membuka diri untuk menerima kemungkinan kalah lebih besar lagi. Di tahap selanjutnya, Anda bahkan membuat pemikiran seperti ini sangat rasional.
Anda bisa berkilah bahwa strategi yang Anda pakai benar dan market salah, lalu berpikir market akan berpihak lagi, dan sejumlah alasan lain. Seharusnya, jangan takut kalah. Bahkan jika Anda kalah banyak pun, Anda tetap bisa mendapat profit. Kuncinya, rencanakan trading Anda dengan matang.
#3. Sindrom lotre
Situasi ini terjadi saat Anda mengejar profit besar tapi di saat yang bersama Anda tak memakai strategi yang tepat. Perjudian pun Anda lakukan. Anda masuk market tanpa rencana satu pun. Anda tak ubahnya melempar uang ke market dan berharap dapat profit besar, meski yang terjadi adalah sebaliknya.
Hanya kekalahan yang Anda dapat jika memakai cara seperti ini. Hanya karena Anda melihat pergerakan tinggi di market yang bisa memberi profit besar, Anda pasti berpikir akan dengan mudah dapat profit. Tapi Anda lupa satu hal, market forex menyediakan banyak potensi, dan Anda tak memilih satu pun.
Anda harus menemukan satu yang tepat, lalu trading disaat yang tepat pula. Jika Anda mendapat swing harga yang besar, Anda tetap harus memakai strategi. Masalahnya, kebanyakan trader justru hilang kendali saat mendapat durian runtuh seperti ini. Hasilnya justru mengecawakan.
Jika pun bisa menangani situasi semacam ini, strategi yang dipakai kerap tak tepat sehingga profit yang didapat hanya kecil. Padahal harga masih terus bergerak naik. Jika Anda mengharap profit besar lewat sekali trading, itu berarti Anda tak tahu diri, meski selalu ada kemungkinan Anda profit.
#4. Paham vs. tahu
Pikiran Anda selalu meyakinkan Anda bahwa Anda paham apapun, dan bisa mengambil profit saat Anda ingin. Misalnya, untuk mengurangi berat badan, Anda harus diet ketat dan olahraga rutin. Tapi untuk beberapa alasan, masukan ini tak Anda terima. Anda justru cari informasi lain dengan mengatakan ‘Saya sudah tahu itu, beri tahu cara yang lain lagi’.
Mencari informasi kadang hanya Anda pakai untuk merasionalkan alasan Anda supaya tak melakukan cara yang sudah pasti. Anda mengira ini langkah benar, tapi tidak. Ada semacam panduan dasar yang harus Anda ikuti sebagai trader supaya sukses, tapi justru Anda mengacuhkannya.
Panduan ini termasuk membuat rencana trading, fokus pada satu atau dua strategi, tak melenceng dari rencana, juga belajar di akun demo sampai mahir. Mungkin saja Anda sudah tahu hal semacam ini, tapi apa Anda sudah paham dan sudah pernah coba melakukannya?