Satu di antara metode terbaik untuk mendulang profit dari trading yaitu dengan scalping. Istilah ini merujuk pada metode yang digunakan trader forex untuk mencari profit dari pergerakan harga kecil. Bahkan, sekecil apapun fluktuasi harga yang terjadi, hasilnya tetap bagus untuk scalping.
Trader scalping hanya perlu waktu sebentar untuk membuka posisi dan menutup dalam market, umumnya hanya terjadi dalam hitungan menit saja. Karena sifatnya yang demikian, metode scalping kerap disebut dengan trading jangka pendek.
Meski hanya perlu sebentar, nyatanya scalping sangat menguras tenaga dan waktu trader. Itu sebabnya dibutuhkan indikator untuk menyederhanakan proses. Lewat indikator, keterlibatan manusia hanya sebatas membuka dan menutup trading. Sedang semua perhitungan diambil alih indikator.
Tak bisa dihitung lagi banyaknya indikator yang tersedia, dan menemukan satu yang sesuai tak ubahnya mencari jarum ditumpukan jerami. Setidaknya terdapat tiga indikator terbaik untuk scalping, yang mana tiap indikator tersebut memiliki cara penerapan yang berbeda.
#1. Strategi Ribbon Entry Dengan SMA
Strategi ini memerlukan tiga jenis simple moving average (SMA), yaitu periode 5, 8, dan 13 hari yang dikombinasikan dengan chart durasi 2 menit. Tujuannya yaitu menentukan tren kuat yang mana bisa menyediakan sinyal jual beli tergantung swing yang terjadi.
Tapi trader juga harus waspada pada perubahan tren yang kadang terjadi tiba-tiba, yang sudah jadi ciri khas market di masa sekarang. Strategi scalping jenis ini termasuk mudah dipelajari. Garis dari tiap periode SMA akan berjajar menunjukkan poin harga tertinggi dan terendah saat terjadi tren kuat sehingga membuat harga tertahan di bar SMA periode 5 atau 8.
Pergerakan harga menuju SMA 13 berarti mengindikasikan pudarnya momentum, yang selanjutnya bisa menciptakan kondisi market range, lebih-lebih terjadi pembalikan arah. Selanjutnya, grafik akan memudar seiring terjadi swing pada saat kondisi market range.
Dari sini, harga sangat mungkin swing ke atas lalu ke bawah dengan frekuensi tinggi di sekitar garis range hingga beberapa kali. Saat ini terjadi, trader scalping harus mampu mengamati perubahan harga naik turun untuk dijadikan peluang trading.
Setelah swing dengan frekuensi tinggi, besar kemungkinan harga akan mulai memudar sehingga terlihat ada banyak ruang antar tiap periode SMA. Sebagai konsekuensi dari kondisi yang demikian, pudarnya pola tersebut menghasilkan sinyal beli atau jual.
#2. Strategi Exit Dengan Relative Strength
Satu pertanyaan populer terkait metode scalping yaitu, bagaimana trader bisa tahu kapan waktu yang tepat untuk mengambil profit dan meminimalkan risiko? Pengunaan stochastic periode 5, 3, dan 3, dengan Bollinger band 3, ditambah chart durasi 2 menit, berfungsi baik untuk mencari waktu trading.
Trading lebih berpeluang profit lagi jika stochastic yang dipakai memiliki poin tinggi daripada level oversold, atau lebih rendah dari level overbought. Poin exit akan muncul saat indikator scalping terjadi persilangan lalu terlihat akan melawan posisi yang dibuka trader.
Ada satu cara untuk memastikan poin exit menjadi lebih akurat, yaitu dengan memperhatikan interaksi garis dari tiap indikator ke titik harga tertentu. Trader harus mengambil profit salah satu garis yang melakukan penetrasi secara konkrit, yang mengindikasikan tren yang akan berlangsung.
Mungkin saja akan terjadi keberlanjutan atau pembalikan tren, dan sayangnya metode scalping tak punya kemampuan membaca potensi pembalikan. Itu sebabnya, trader harus secepat mungkin keluar dari market saat harga gagal menyentuh garis dari indikator stochastic.
Begitu trader mulai terbiasa dengan alurnya dan sudah mulai paham dengan elemen teknikal yang lain, trader bisa merubah Bollinger band dari 3 ke 4 sesuai dengan volatilias yang terjadi di market. Untuk lebih baik, trader bisa menambah garis Bollinger band lagi pada chart sehingga akan mendapat gambaran lebih luas lagi tentang situasi market keseluruhan.
#3. Strategi Scalping Beberapa Chart Sekaligus
Bisa disebut sebagai salah satu strategi scalping terbaik untuk berbagai kondisi market. Satu-satunya indikator yang digunakan yaitu chart dalam jumlah banyak, bisa disebut dengan chart ganda. Yang diperlukan trader untuk memakai strategi ini yaitu chart 15 menit tanpa indikator satupun.
Ini diperlukan guna melihat kondisi market yang dapat memengaruhi performa trading harian. Trader harus menggunakan tiga garis, satu untuk pembukaan, dua untuk poin tertinggi dan terendah yang terdiri dari 45-90 menit tiap sesi.
Trader bakal mampu melihat pergerakan harga pada level ini, selain juga akan mendapat sinyal jual dan beli. Trader akan mendapati bahwa profit terbesar dari trading akan muncul saat garis support dan resistance berjajar pada chart harian, yang terjadi antara 15-60 menit untuk tiap sesi.
Sekali lagi, trader yang melakukan teknik scalping hanya akan mendapat profit kecil dari pergerakan minor dalam market. Dengan scalping, trader bahkan bisa mengambil keuntungan dari fluktuasi kecil yang sering terjadi dalam market selama sesi trading dibuka.
Kecenderungan yang sudah berjalan, trader hanya bergantung pada layar bid/ask level 2 untuk melihat posisi jual dan beli, juga membaca ketidak-seimbangan tingkat penawaran dan permintaan. Dari sini, trader harus membeli saat permintaan memengaruhi situasi market.
Sisi sebaliknya, trader harus menjual saat tingkat penawaran memengaruhi situasi market, lalu mengambil profit beberapa menit kemudian saat market mulai menunjukkan tanda-tanda akan kembali ke titik keseimbangan seperti di awal spread.
Pertimbangan Indikator Untuk Strategi Scalping
Untuk trader yang baru mengenal teknik scalping atau yang sudah pengalaman menerapkan, informasi di atas terbukti tetap berguna saat mencari indikator yang tepat untuk scalping. Dan karena scalping memerlukan lebih banyak waktu secara personal, penggunaan indikator di atas bisa mempermudah proses trading.
Trader scalping jangan hanya menggantungkan analisa market forex sebagai satu-satunya persiapan untuk trading, terutama untuk mencari sinyal jual dan beli, karena teknik scalping berbeda jauh dengan strategi forex lain. Ini karena scalping lebih menitik-beratkan pada kuantitas dibanding kualitas trading.
Lebih lanjut, trader bisa memanfaatkan teknologi modern berupa indikator teknikal yang bisa disesuaikan dengan time frame lebih kecil, bahkan 1 menit. Memakai teknik scalping dan memadukan dengan indikator yang tepat bisa membantu menghemat waktu bagi trader.
Selain juga menjaga tingkat konsetrasi sehingga mampu mengambil tindakan cepat namun terukur. Itu sebabnya, scalping merupakan teknik yang cocok untuk trader punya masalah dengan menjaga tingkat konsentrasi juga stress saat trading.
Bagi trader yang memiliki masalah psikologis terkait trading, scalping termasuk salah satu metode yang paling tepat digunakan saat ingin melantai di market forex. Dengan kata lain, strategi scalping dipadu dengan sejumlah indikator di atas mampu membantu trader meningkat profit.
Memang benar, tak akan mudah menguasai teknik scalping. Tapi jika dibanding dengan teknik trading lain, scalping termasuk satu di antara metode trading yang paling mudah dipahami. Tak hanya itu, jika dibanding dengan strategi lain, scalping juga lebih ramah dari segi risiko.