Terdapat sejumlah langkah yang harus diambil trader saat ingin membangun suatu strategi trading, satu di antaranya yaitu memilih time frame yang tepat. Satu pertanyaan umum yang sering muncul dari trader pemula yaitu, ‘time frame seperti apa yang berfungsi dengan baik?’.

Sayangnya, tak ada jawaban tepat untuk pertanyaan semacam ini. Memang benar, ada banyak jenis time frame yang beredar meski perbedaannya tak terlalu banyak. Tapi dari sekian banyak jenis time frame, ada satu kesamaan umum yang dipunyai tiap time frame.

Adalah fakta semua time frame lagging (lambat) pada prosesnya, hanya menunjukkan harga beberapa detik atau menit yang lalu (bukan benar-benar real time) sehingga mungkin saja tak bisa memberi indikasi pergerakan harga di masa depan dengan presisi.

Meski demikian, trader tetap bisa memilih jenis time frame yang sesuai dengan tujuan lalu membangun pendekatan trading berdasarkan informasi yang diberikan. Dengan demikian, trader secara optimal bisa menerapkan strategi dan masuk trading berdasar target yang ingin didapat dari trading.

Tapi seandainya situasi market berubah, manajemen risiko dan keuangan bisa membantu mencegah pembalikan yang bisa mengakibatkan bobolnya akun forex.

Memanfaatkan Time Frame Sesuai Target

Kadang kala trader mendapat gambaran yang saling bertentangan dari suatu mata uang saat menganalisa dengan time frame berbeda. Bisa saja tren harian menunjukkan tren naik, sedang time frame berdurasi 1 jam menampilkan penurunan tren.

Jika begitu, time frame mana yang sebaiknya dipakai trading? Dua jenis time frame tersebut umumnya menunjukkan sinyal yang bertentangan dan tak menambah produktivitas trader sama sekali, padahal time frame diharapkan bisa meningkatkan produktivitas trading.

Untuk alasan ini, sangat penting bagi trader untuk memilih jenis time frame yang nantinya digunakan untuk membangun strategi trading. Dalam banyak kesempatan, trader bisa mengambil keuntungan dengan menerapkan beberapa time frame sekaligus agar bisa menarik garis besar informasi yang didapat dari beberapa time frame tersebut.

Memakai time frame lebih panjang memungkinkan trader mendapat gambaran luas tentang mata uang sehingga trader mendapat informasi tren secara umum, atau sentiment jika pun ada. Sedang time frame lebih pendek bisa dimanfaatkan untuk mengeplot trading.

Analisa Dengan Beberapa Time Frame Sekaligus

Analisa Dengan Beberapa Time Frame Sekaligus
Sumber: google.com

Dengan memakai beberapa time frame pada satu waktu, sebut saja time frame ganda untuk memudahkan penyebutan, trader akan lebih banyak mendapat sinyal dari suatu mata uang yang akan ditransaksikan. Satu cara paling umum untuk menggunakan time frame ganda yaitu dengan memakai chart berdurasi panjang untuk menganalisa tren juga sentiment umum.

Sedang untuk chart berdurasi pendek bisa dimanfaatkan untuk mencari sinyal trading. Gambar di atas merupakan dua time frame yang sering dipakai trader swing, dengan tujuan utama yaitu menahan trading tetap terbuka dari beberapa jam sampai beberapa minggu.

Pertama, trader harus menganalisa tren umum pada mata uang memakai chart harian dengan mengetahui bahwa harga dalam proses membentuk poin rendah terbawah dan poin rendah tertinggi. Begitu trader sudah menemukan tren yang dimaksud (terlihat pada chart), tren lalu mengarah turun.

Ini ditentukan oleh titik rendah terbawah dan titik rendah tertinggi sebelumnya, dan pada chart berdurasi pendek memperlihatkan bahwa trader bisa mencari peluang masuk market. Trader swing seringnya memakai chart 4 jam untuk mencari entry point setelah melihat chart harian.

Pada kesempatan ini, trader bisa mencari entry poin posisi sell dengan chart harian melalui tren kuat yang menurun. Dengan memakai chart 4 jam, trader akan mendapati bahwa tren menurun akan kembali naik seiring harga yang mulai terdongkrak naik.

Trader bisa menggunakan situasi ini sebagai peluang untuk menjual saat tren kuat terlihat di chart harian, dengan kemungkinan harga tinggi (seperti yang dibuktikan pada chart 4 jam).

Time Frame Seperti Apa yang Baik?

Time Frame Seperti Apa yang Baik?
Sumber: google.com

Saat memakai time frame ganda, penting harus diingat bahwa tak semua time frame bisa bekerja sama dengan baik. Semisal memakai chart harian untuk melihat tren, dengan chart 1 menit untuk mencari sinyal trading, ada satu elemen yang tak saling menyambung dari dua time frame tersebut.

Tiap satu candle harian mewakili lebih kurang 1440 candle 1 menit. Jadi jika melihat chart 1 menit, trader harus bisa melakukan perhitungan, misalnya berapa nilainya jika dikonversi menjadi satu candle harian. Jika demikian, skan sedikit membingungkan untuk membaca tren pada chart harian lalu mencoba membuka trading dengan chart 1 menit karena dua jenis ini berbeda.

Setidaknya ada rasio 1:4 sampai 1:6 antara tren dan chart entry jika menggunakan analisa dengan time frame ganda. Jika trader mencari entry point pada chart 1 jam, maka chart 4 jam bisa dimanfaatkan untuk menilai tren. Jika trader ingin masuk dengan chart 15 menit, chart 1 jam bisa dipakai untuk membaca sentiment.

Membangun Strategi Dengan Time Frame Ganda

Mungkin banyak trader yang terlanjur percaya pada ungkapan, bahwa tren adalah teman. Dan satu cara efektif untuk menganalisa tren yaitu memakai time frame lebih panjang daripada time frame yang dipakai untuk mengeplot sinyal untuk trading.

Katakanlah, sebagai contoh, trader ingin membuka trading dengan berdasar pada stochastic, tapi hanya setelah tren terkonfirmasi dengan simple moving average (SMA) periode 200. Semisal harga ada di bawah SMA periode 200, dan trader hanya ingin mencari sinyal jual, maka harus menunggu stochastic bersilangan antara %K dan %D.

Jika harga ada di atas SMA periode 200 dan ingin mencari posisi buy, trading bisa dilakukan saat %K menyilang di atas %D pada stochastic. Dari tabel sebelumnya bisa diperhatikan bahwa trader ingin masuk posisi trading dengan chart 1 jam, dan memakai chart 4 jam untuk menganalisa tren.

Langkah pertama yang harus diambil trader yaitu dengan mengidentifikasi tren, dan sekali lagi, trader harus memakai chart 1 jam untuk mencari sinyal masuk dan chart 4 jam untuk analisa tren. Trader harus memakai chart 4 jam dan mendapat informasi bahwa harga di bawah SMA periode 200.

Berikutnya yaitu mencari peluang menjual, yang mana trader harus menunggu sampai harga naik di atas SMA 200 pada chart 1 jam baru boleh mengambil posisi long. Begitu mulai nyaman dengan chart 4 jam untuk menganalisa tren, trader kemudian menurunkan durasi ke 1 jam untuk mencari entry poin.

Membangun Strategi Dengan Time Frame Ganda
Sumber: google.com

Karena tren menurun pada chart 4 jam, trader hanya diperbolehkan mencari entry point untuk posisi sell. Pada gambar tersebut, bisa dicermati berapa banyak peluang yang muncul pada satu chart, dan trader harus memenukan satu point yang tepat untuk menjual mata uang berdasarkan stochastic.

Tentunya, tak semua posisi sell bisa bekerja secara sempurna untuk trader. Analisa memakai time frame ganda mampu meningkatkan kemungkinan peluang profit karena mampu menghadirkan gambaran market secara luas dari chart berdurasi panjang karena mendapat informasi tren dan sentiment.

2 KOMENTAR

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :