Banyak yang terjebak dengan pernyataan bahwa ‘forex itu mudah’, padahal tidak. Inilah kenyataan yang biasa dihadapi trader begitu sudah terjun ke dunia trading yang sebenarnya. Layaknya di bidang karir lain, trading juga butuh kerja ekstra keras guna bisa sukses jangka panjang.

Trading jadi mudah dilakukan jika trader punya bekal mumpuni, khususnya dalam aspek pengetahuan dan pengalaman. Itu sebabnya trader sukses menganggap trading itu mudah, karena mereka sudah kenyang pengalaman dan punya pengetahun juga sudah lebih dulu aktif.

Tapi untuk trader baru, pernyataan tersebut justru seolah menjadi jebakan. Selain fakta seperti yang sudah disebut, nyatanya masih ada banyak kenyataan pahit yang sangat mungkin dialami trader, khususnya bagi mereka yang masih minim pengalaman.

#1. Trading Itu Tak Pernah Mudah

Yang jadi persoalan, hampir semua pakar menyebut forex itu mudah, tapi tak pernah mengatakan kebenaran betapa sulitnya trading. Karena yang memberi pernyataan adalah pakar penuh pengalaman, banyak trader baru yang langsung menelan mentah-mentah.

Trader pemula bisa saja melihat iklan yang menjanjikan kekayaan super cepat dengan sistem otomatis, atau dengan sesuatu yang lain yang tak bisa ditolak. Dengan iming-iming yang sedemikian manis, siapapun pasti akan tergoda, lalu terjun dan mendapati kenyataan pahit.

Bahkan, semisal ada yang mengatakan forex itu mudah, bisa dianggap sebagai ‘pendusta’. Logikanya, pebisnis butuh waktu tak sebentar agar usahanya berada di atas. Dalam konteks yang sama, trader juga butuh waktu agar semua usaha yang dilakukan bisa memberi imbal balik berupa profit.

Forex mungkin saja tak serumit membangun bisnis dari nol, tapi pada prinsipnya masih sama. Tak ada saran atau nasehat apapun yang bisa membuat trader jadi sukses dalam semalam. Juga tak ada sistem otomatis yang bisa memberi profit konsisten sementara trader bersantai.

Pernyataan paling keras bahkan menyebut, jika ingin kaya dalam semalam, pergi saja ke rumah taruhan karena memberi peluang lebih baik jika ingin cepat kaya dalam waktu singkat. Jika memang berniat terjun trading, siapkan satu bekal penting, pengetahuan mendalam tentang forex.

#2. Kebanyakan Sistem Trading Tak Berguna

Trader seringnya menghabiskan waktu untuk mencari sistem trading yang sempurna. Kemudian saat mencari sistem trading yang seperti ini, trader seringnya membuka forum. Semisal melihat sistem trading yang mendapat respon bagus dan banyak trader memakai, berarti bagus bukan?

Tidak selalu seperti itu, bahkan kecenderungan besarnya, Salah!

Banyak sistem trading yang justru dikembangkan trader kurang pengalaman. Mungkin saja sistemnya akan berjalan selama beberapa hari, tapi kebanyakan gagal dalam jangka panjang.

Kegagalan sistem lebih sering disebabkan karena perbedaan setingan indikator yang dipakai. Indikator sangat sensitif pada perubahan kondisi dalam market. Beberapa sistem trading berbasis indikator bisa memberi sinyal bagus untuk market tren, tapi gagal dalam market range.

Inilah masalah utama sistem trading, yaitu kurang mampu beradaptasi dengan kondisi market berbeda. Semisal sistem trading hari ini bekerja, mungkin saja besok sudah tak bisa digunakan lagi. Jika sistem trading belum pernah diuji coba, sebaiknya jangan pernah pakai.

Tapi jika tetap berkeras ingin memakai sistem trading tersebut, yang belum terbukti performanya, hanya akan ada kegagalan dalam jangka panjang. Jauh lebih baik jika mau mengembangkan diri, meski itu butuh waktu tak sebentar. Akun demo bisa memberi solusi untuk menguji efektivitas sistem.

#3. Akun Demo Tak Mampu Memberi Gambaran Pasti Trading Live

Bayangkan jika ada sosok jahat mendekat sambil mengacungkan pistol ke arah dada dan meminta isi dompet. Besar kemungkinan dompet akan berpindah tangan secara cepat ke penjahat. Tapi bagaimana jika ada anak kecil memegang pistol mainan dan meminta dompet? Tawa mungkin akan pecah.

Analogi tersebut mungkin agak aneh, tapi ada kaitannya. Saat berlatih memakai akun demo, trader tak akan memakai uang sungguhan. Jadi rasa takut kehilangan uang dan emosi lain tak akan memengaruhi performa. Demo akun seperti anak kecil dalam analogi, tak memberi rasa takut apapun.

Akun live lebih mirip sosok penjahat dalam analogi. Rasa takut karena merasa terintimidasi dari uang sungguhan bisa berimbas langsung ke reaksi yang akan terjadi. Faktor psikologis menjadi lebih signifikan di sini, misalnya trader pemula seringnya menuai hasil bagus dengan akun demo, tapi langsung gagal seketika saat membuka akun live.

Singkatnya, akun demo tak bisa memberi persiapan secara psikologis apapun pada trader. Akun demo punya fungsinya sendiri, yaitu untuk melatih kemampuan trading, bukan psikologi trading. Akun demo bagus untuk mengakrabkan diri dengan platform trading dan konsep dasar trading, tak lebih!

#4. Sukses Trading Butuh Waktu

Begitu banyak yang menyatakan bahwa tak butuh waktu lebih dari 1 jam tiap hari untuk meraup untung banyak dari trading. Kenyataannya adalah, bahwa trader butuh waktu untuk bisa menjadi sukses. Jadi jika hanya punya waktu beberapa jam saja dalam satu minggu, sebaiknya lupakan forex.

Belajar untuk bisa konsisten sukses trading butuh waktu yang luar biasa banyak. Trader harus mau menyisihkan waktu beberapa jam dalam seminggu untuk berlatih dan belajar. Riset sudah mengatakan, bahwa setidaknya diperlukan durasi 10 ribu jam untuk menguasai bidang tertentu.

Sebenarnya tak harus pakem 10 ribu jam untuk jadi trader sukses, tapi pastinya butuh lebih dari beberapa jam di tiap minggunya. Kabar baiknya, begitu pernah membuka trading dan hasilnya menang, trader bisa mengurangi sedikit demi sedikit total waktu belajar yang mencapai puluhan ribu jam. Paling tidak sisihkan waktu 2 jam tiap hari untuk minimalnya.

#5. Adaptasi Atau Mati

Market forex berubah secara konstan, dan trader forex diharuskan mampu adaptasi di tiap perubahan yang terjadi. Dengan perubahan yang begitu konstan, trader harus bisa mau merubah sikap dan strategi yang dikembangkan guna mendapat profit. Singkatnya, adaptasi atau mati.

Trader yang bagus tahu kapan waktunya harus cepat beradaptasi pada kondisi market yang berubah. Saat market membuat perubahan yang tak terprediksi, trader harus mampu menganalisa dan menemukan cara terbaik lalu membuat keputusan secepatnya.

Terdapat satu contoh adaptasi yang baik karena kecenderungan market yang berubah. Jika kebanyakan metode didasarkan pada trading price action (pergerakan harga), tak ada salahnya merubah menjadi trading reversal misalnya. Alasannya yaitu karena mulai 2010 rata-rata harga mata uang turun.

Di tahun-tahun sebelum itu, rata-rata pergerakan GBP/JPY bisa mencapai kisaran 280 pip per hari, lalu turun menjadi 120 pip per hari. Saat market tak memunculkan kondisi range, trading umumnya akan jadi lebih berat. Trader tentu harus bisa beradaptasi ke strategi lain jika memang diperlukan.

Poin utamanya adalah, bahwa trader harus bisa merespon kondisi terbaru yang berlangsung di market. Ketidak-mampuan trader membaca situasi bisa menghadirkan petaka sendiri, dan ini sangat terkait erat dengan kemampuan trader dalam memahami kondisi market forex keseluruhan.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :