Moving average dapat dipakai sebagai indikator teknikal yang bisa menunjukkan rata-rata kekuatan harga yang bergerak dalam periode waktu tertentu. Secara fungsi, moving average bisa memberikan sinyal trading dan menampilkan informasi tren, termasuk jika terjadi tren pembalikan arah.

Ada beberapa jenis moving average, dan tiap jenis punya fungsi spesifik. Moving average ditampilkan dalam satu garis yang akan membantu trader mengetahui ke arah mana harga akan bergerak. Indikator ini sangat berguna terutama untuk memprediksi arah pergerakan market.

Sumber: hackernoon.com

Simple moving average

Secara fungsi, simple moving average (SMA) digunakan untuk menghitung harga rata-rata n terakhir. N yang dimaksud mewakili periode yang ingin dibuat rata-rata. Jika dibuat formula maka akan menjadi:

Simple moving average = (P1 + P2 + P3 + P4) / n

Sebagai contoh, empat periode SMA dengan harga 1.2640, 1.2641, 1.2642, dan 1.2641, akan menghasilkan pergerakan rata-rata 1.2641 jika dihitung dengan formula di atas. Itu berarti 1.2640 + 1.2641 + 1.2642 + 1.2641 / 4 = 1.2641.

Meski mengetahui cara menghitung itu penting untuk tiap trader, tapi platform trading yang dipakai bisa menghitung secara otomatis. Cukup pilih indikator SMA dari daftar yang ada, terapkan ke chart, dan sesuaikan jumlah periode yang diinginkan. Lakukan penyesuaian di menu setting dari platform trading, atau bisa juga dengan melakukan klik double di indikator langsung.

Keunggulan dari indikator SMA yaitu sangat presisi. Nilai SMA sama dengan harga rata-rata dari jumlah periode dalam hitungan SMA. Kebanyakan nilai SMA yaitu 8, 20, 50, 100, dan 200. Untuk contohnya, jika menggunakan SMA periode 100, maka nilai SMA terbaru yang ada di chart adalah harga rata-rata dari harga bar dalam periode 100.

Sumber: tradingstrategyguides.com

Exponential moving average

Sederhananya, exponential moving average (EMA) adalah berat rata-rata dari harga n terakhir, di mana angka berat ini meningkat rata-rata daripada periode sebelumnya. Dengan kata lain, hasil yang didapat dari kalkulasi EMA menjelaskan bahwa harga terbaru akan lebih berat daripada sebelumnya.

Exponential moving average = (harga terakhir – EMA sebelumnya) x (2 / n+1) + EMA sebelumnya

Sebagai contoh, empat priode EMA dengan harga 1.5554, 1.5555, 1.5558, dan 1.5560, akan menghasilkan nilai 1.5558 dari formula di atas. Hitungannya adalah (1.5560 – 1.5558) x (2/5) + 1.5558 = 1.5558.

Sama halnya dengan SMA, platform trading yang digunakan bisa otomatis menghitung. Tinggal pilih indikator EMA dari daftar indikator, lalu masuk pengaturan dan sesuaikan berapa banyak periode yang ingin dihitung, misalnya 15, 50, atau 100.

Indikator EMA lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan harga dibanding indikator SMA. Sebagai contoh, saat harga berbalik arah, EMA akan berbalik arah secepat mungkin daripada SMA. Ini karena formula indikator EMA lebih menitik beratkan pada harga terbaru daripada harga sebelumnya.

Sumber: tradingview.com

Weighted moving average

Fokus indikator weighted moving average (WMA) yaitu pada berat rata-rata dari harga n terakhir, di mana berat menurun daripada harga sebelumnya. Cara kerjanya hampir sama dengan indikator EMA, tapi cara menghitungnya sama sekali berbeda.

Weighted moving average = (harga x faktor pemberat) + (harga sebelumnya x faktor pemberat – 1)

WMA memiliki berat berbeda yang didasari pada jumlah periode yang digunakan dalam hitungan. Jika ingin mencari berat rata-rata dari empat periode harga berbeda, maka hitungan berat terbaru menjadi 4/10, periode sebelumnya punya berat 3/10, periode berat sebelumnya lagi 2/10, dan seterusnya.

Angka 10 didapat secara acak. Jika mengambil contoh 4/10 misalnya, harga terbaru akan dihitung 40% dari nilai WMA. Sedang harga tiga periode sebelumnya hanya dihitung 10% dari nila WMA. Untuk contoh jelasnya, harga terbaru yaitu 90, 89, 88, dan 89. Dengan formula di atas hitungannya adalah (90 x (4/10)) + (89 x (3/10)) + (88 x (2/10)) + (89 x (1/10)) = 36 + 26,7 + 17,6 + 8,9 = 89,2.

Trading dengan moving average

Indikator moving average bisa dimanfaatkan menganalisa market dan sinyal trading. Untuk analisa, moving average membantu menyoroti tren. Saat harga ada di atas moving average, ini menunjukkan kalau harga yang ditransaksikan lebih tinggi dari rata-rata, dan mengkonfirmasi kalau tren sedang naik.

Saat harga ada di bawah moving average, ini menginformasi kalau harga sedang ditransaksikan lebih rendah dari rata-rata saat periode analisa dilakukan. Situasi ini mengkorfirmasi kalau tren menurun sedang terjadi.

Saat harga naik ke atas melewati moving average, ini menandakan kalau harga relatif menguat dibanding sebelumnya, karena harga terbaru lebih tinggi daripada moving average. Jika harga turun melewati moving average, ini tanda kalau harga makin lemah daripada harga sebelumnya.

Moving average jangka pendek dan jangka panjang, 20 dan 50 periode misalnya, bisa dimasukkan ke dalam chart secara berkelanjutan. Saat moving average 20 periode melewati atas 50 periode, ini indikasi kalau harga jangka pendek sedang mengalami momentum naik. Jika 20 periode moving average melewati bawah periode 50, ini memberi indikasi kalau momentum harga jangka pendek sedang mengarah turun.

Posting untuk Konsultasi dan Tanya Jawab :